Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prediksi Pilpres 2024

Anies Vs Ahok Bisa Berulang di Pilpres 2024, Prediksi Masuk Kabinet Jokowi saat Reshuffle

Ditunjuknya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir kepada mantan gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok pimpinan BUMN

Editor: Aswin_Lumintang
Kolase Foto: Instagram @basukibtp/net
Ahok BTP dan Anies Baswedan 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ditunjuknya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir kepada mantan gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sebagai satu di antara pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah tepat. Setidaknya untuk memenuhi ekspektasi generasi Z.

Sesuai hasil jajak pendapat Indonesian Populer Survey (IPS) Ahok sangat diharapkan generasi Z untuk masuk di Kabinet Jokowi. Terkait fenomena ini, muncul spekulasi Ahok akan kembali maju di pemilihan Gubernur DKI Jakarta di tahun 2022.

CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo
CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo ((KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG))

Dirut PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (instagram agan harahap)
Ini sekaligus uji elektabilitas siapa yang paling layak dan diinginkan rakyat antara Ahok dan Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024.

Memang diakui pengangkatan mantan gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina mengundang beragam spekulasi yang bisa mengubah konstelasi peta politik nasional.

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Ja, Toto Izul Fatah mengungkap, re-match Ahok versus Anies Baswedan sangat potensial terjadi pada Pilpres 2024, dengan beberapa catatan.

“Bukan mustahil, pengangkatan Ahok ini pada saatnya akan memberi suguhan tontonan rakyat Indonesia berupa pertarungan ulang Ahok Vs Anies pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang,”kata Toto dalam pernyataannya, Rabu (27/11/2019).

Toto yang juga Direktur Eksekutif PT Citra Komunikasi LSI ini menegaskan kembali, arah angin politik sedang menuju kesana.

Sejumlah pihak dengan berbagai motif kepentingan, termasuk bisnis, menginginkan Ahok kembali masuk gelanggang politik.

Puan Maharani foto selfie bersama ibunya, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.
Puan Maharani foto selfie bersama ibunya, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. (Instagram/puanmaharaniri)

Toto kemudian memberi beberapa catatan penting, potensi re-match itu bisa terjadi. Antara lain, jika karir Ahok pada jabatannya sekarang berjalan mulus.

Apalagi, jika pada saatnya nanti, Ahok masuk Kabinet Jokowi menggantikan Menteri yang kena reshuffle.

“Tugas Ahok sekarang, bagaimana amanat memegang jabatan strategis di BUMN ini benar-benar dimanfaatkan untuk menunjukkan skaligus membuktikan bahwa dia betul-betul sosok yang kredibel dan kompeten," kata dia.

"Sehingga memberi warna baru Pertamina sebagai perusahaan yang maju dan bersih. Tidak seperti yang dicitrakan buruk sekarang,” lanjut Toto.

Jika Ahok gagal memerankan posisinya itu, Toto meyakini sangat kecil kemungkinan Ahok rebound di kancah politik.

Bahkan bukan mustahil, jabatan barunya ini malah akan mengantar dia ke jurang kehancuran karir politiknya.

Catatan lain, menurut Toto, Ahok harus sadar bahwa penunjukannya sebagi Komut Pertamina itu selain “ucapan terimakasih”, juga berupa testing the water buat dirinya.

Apakah tingkat resistensi kepada dirinya masih sangat tinggi atau mulai meredup.

“Jika dia berhasil melewati ujian ini, termasuk dengan mengubah karakter temperamentalnya yang dipersepsi buruk oleh public, karir politik Ahok bisa cemerlang.

Banyak kekuatan politik yang menginginkan dia rebound, termasuk para pemegang kapital kakap” katanya.

Sementara terkait tentang rival Ahok selain Anies, Toto menyebut sejumlah nama potensial seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Harry Tanu, dan bahkan tokoh dari internal partai sendiri, yaitu Puan Maharani.

Ketua DPR RI Periode 2019-2024 Puan Maharani
Ketua DPR RI Periode 2019-2024 Puan Maharani (Tribunnews.com)

Meski, bisa saja target nama-nama tersebut pada saatnya hanya sebagai wakil presiden. Khusus soal AHY, kata Toto, dia harus mampu keluar dulu dari bayang-bayang bapaknya, SBY.

Presiden terpilih Joko Widodo dijadwalkan akan bertemu dengan Komandan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan pada hari ini, Rabu (22/5/2019). (Instagram @jokowi) (Istimewa)
Ketokohan mantan presiden RI ke 6 itu meredup sejalan dengan merosotnya perolehan suara Partai Demokrat pada 2019 kemarin.

“Saatnya SBY mundur dan menyerahkan sepenuhnya partai bintang mercy ini kepada AHY. Sebab jika tidak, AHY pun akan meredup, apalagi tak dapat panggung politik di cabinet Jokowi,” Toto menegaskan kembali. (*)

Ahok, Ridwan Kamil, Grace Natalie Disukai Generasi Z

PERCAYA tak percaya, inilah hasil terbaru keinginan kaum milenial Indonesia di pemerintahan Joko Widodo. Hasil jajak pendapat Indonesian Populer Survey (IPS) mengungkap bahwa orang yang lahir dalam rentang tahun 1997-2012 atau generasi Z, menginginkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mendapat jabatan di pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Ketua Umum PSI Grace Natalie (kedua kiri) bersama Sekjen PSI Raja Juliantoni (kiri), Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka (kedua kanan), Ketua DPP Bidang Eksternal Tsamara Amany (kanan) dan Caleg PSI Giring (tengah) membawa berkas verifikasi di gedung KPU, Jakarta, Selasa (10/10/2017). PSI menyerahkan sebanyak 150 boks kontainer berisi persyaratan untuk pendaftaran sebagai partai politik peserta pemilu.
Ketua Umum PSI Grace Natalie (kedua kiri) bersama Sekjen PSI Raja Juliantoni (kiri), Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka (kedua kanan), Ketua DPP Bidang Eksternal Tsamara Amany (kanan) dan Caleg PSI Giring (tengah) membawa berkas verifikasi di gedung KPU, Jakarta, Selasa (10/10/2017). PSI menyerahkan sebanyak 150 boks kontainer berisi persyaratan untuk pendaftaran sebagai partai politik peserta pemilu. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

“Temuan yang menarik adalah mayoritas generasi Z memang menginginkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat jabatan di pemerintahan Jokowi saat ini,” kata Direktur IPS Silvanus Alvin kepada wartawan, Rabu (27/11).

Alvin menjelaskan dalam jajak pendapat yang dilakukan terhadap 537 koresponden generasi Z, diketahui bahwa 54 persen menginginkan Ahok masuk dalam jajaran pemerintahan Jokowi.

Salah satu alasan mantan narapidana kasus penistaan agama itu mendapat dukungan dari generasi Z ialah karena aktifnya Ahok di media sosial. Usai keluar dari penjara, mantan Gubernur DKI Jakarta itu membuat vlog bersama anaknya sembari melihat Simpang Susun Semanggi.

Selain itu, rekam jejak Ahok yang dinilai bersih dari korupsi, tegas, dan banyak melakukan gebrakan juga menjadi faktor lain yang membuat elektabilitas dia meningkat di kalangan generasi Z.

Alvin mengatakan bahwa rekam jejak positif itu pada akhirnya mengantarkan Ahok menduduki posisi sebagai Komisaris Utama Pertamina. “Jadi, generasi Z itu sedang bersenang hati karena terpilihnya BTP jadi Komisioner Utama Pertamina,” tutur Alvin.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan bayi Rafiski Haikal
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan bayi Rafiski Haikal (INSTAGRAM RIDWAN KAMIL)

Di belakang nama Ahok, terdapat nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan persentase sebelas persen, lalu diikuti mantan calon Wakil Presiden Sandiaga Uno dengan 8,2 persen.

Alvin yang juga dosen komunikasi politik di Universitas Bunda Maria itu menambahkan bahwa Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie juga didukung generasi Z sebesar 7,8 persen untuk mendapatkan posisi di pemerintahan Jokowi. Menyusul kemudian ada nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani yang mendapat dukungan generasi Z dengan persentase 7,4 persen.

Sementara itu, peneliti IPS Teguh Hidayatul Rachmad juga melakukan jajak pendapat tentang karakter yang diinginkan generasi Z terhadap orang-orang yang menjabat di pemerintahan Jokowi.

Hasilnya, generasi Z menginginkan orang-orang yang masuk pemerintahan memiliki sifat jujur (36,9 persen), antikorupsi (33,1 persen), dan visioner (14,2 persen).

Indonesia Lawyers Club ILC tvOne mengangkat tema
Indonesia Lawyers Club ILC tvOne mengangkat tema "Antara Teuku Umar dan Gondangdia: Kelompok 212 Mau Ke Mana?". Selasa, 30 Juli 2019. (Youtube Indonesia Lawyers Club ILC tvOne)

“Temuan ini penting bahwa generasi Z itu tidak mau pemimpin yang suka berbohong. Nah, kalau sudah suka berbohong, pasti ujungnya itu bisa melakukan praktik korupsi. Jadi, IPS berharap para elite politik yang mendapat jabatan di pemerintahan Jokowi untuk jujur, tidak korupsi, dan membawa perubahan,” ujar Teguh.

Jajak pendapat ini dilakukan selama hampir dua minggu, mulai 11 November hingga 22 November 2019. Metode dari jajak pendapat menggunakan purposive random sampling, yakni metode pengambilan sampel dengan cara memilih sampel yang bisa mewakili populasi.

Luna Maya Makin Sering Travelling Setelah Putus dari Reino Barack: Pengen Bengong Aja Gitu

Resmi Diumumkan, Begini Daftar Harga Trio iPhone di Indonesia, Sudah Bisa Dibeli Saat Ini

Saut Tak Lama Lagi Lepas Jabatan Wakil Ketua KPK, Ini Pekerjaan yang Akan Ia Lakukan

Grace Natalie - Jelang Ahok Bebas, Grace Natalie Singgung Korban Fitnah dan Politisasi SARA (Kolase/tribun)
Setiap wilayah Jabodetabek mempunyai proporsi sampel yang seimbang. Jumlah responden dari jajak pendapat ini sebanyak 537 orang generasi Z yang berada di wilayah Jabodetabek. Semuanya adalah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved