Reuni Akbar 212
Reuni Akbar PA 212 Kesulitan Cari Tema Demo, Dulu Ahok, Rizieq Shihab, Prabowo Picu Massa
Banyak yang memprediksi Reuni Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 tak akan seheboh sewaktu masih membawa issu Ahok penista agama
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Banyak yang memprediksi Reuni Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 tak akan seheboh sewaktu masih membawa issu Ahok penista agama dengan pimpinan Rizieq Shihab. Demo tahun lalu pemicu banyaknya massa yang hadir adalah Prabowo Subianto.
• VIDEO - Gol Eggy Maulana Vikri Bawa Indonesia Unggul atas Timnas Thailand U-22
• Pemerintahan Jokowi Pasok Rp 14,6 Triliun untuk Provinsi dan 15 Kabupaten/Kota di Sulut
• Kabid Humas Polda: Penembakan di Dumoga Sesuai Prosedur
Jelang Reuni Akbar Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang akan dilangsungkan di Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat pada tanggal 2 Desember 2019 mendatang, isu perpecahan kembali berkembang.
Fahri Hamzah minta kepada seluruh pihak agar Reuni Akbar PA 212 jangan dibenturkan kembali kepada Pemerintahan Jokowi.

Permintaan itu disampaikan Fahri Hmazah lewat akun twitternya @fahrihamzah; pada Selasa (26/11/2019).
Dalam Postingannya, dirinya melampirkan sebuah artikel berjudul 'Manuver Anies & Reuni 212: Faktor Inilah yang Bikin Jokowi Tak Cemas' yang ditulis oleh Anas M.
Postingan tersebut dianggap Fahri Hamzah tidak rekonsiliatif dan tidak mencerminkan sikap toleransi antar umat beragama.
Sikap yang menurutnya justru memperkeruh keadaan dalam menyelesaikan perbedaan yang bergejolak selama empat tahun belakangan.
"Pagi sahabat, Ini yg tidak rekonsiliatif...," tulis Fahri Hamzah
Sebab diketahui, perpecahan terjadi pasca kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok pada tahun 2016 silam.
• Sidang Tuntutan Pembunuhan Guru SMK Ichthus Tertutup, Keluarga Korban Teriak Bunuh Mereka
• 91 Tenaga Medis Keperawatan Diperbantukan di 14 Puskesmas Minahasa
• Syahrini Nikmati Hal-hal Baru Sebagai Istri Reino Barack, Mengabdi pada Suami Jadi Prioritas
Konflik pun semakin mengerucut pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada tahun 2017.
Selain itu, isu toleransi beragama pun berulang kali mencuat ketika Sukmawati Soekarno Putri yang membandingkan kidung Indonesia yang lebih indah dari lantunan Adzan.
Konflik tersebut pun kian mencolok ketika masa kampanye Pemilihan Presiden Republik Indonesia (Pilpres) 2019.
Merujuk dari berbagai konflik yang trjadi selama empat tahun belakangan, Fahri Hamzah meminta agar seluruh pihak menahan diri.
Apalagi memojokkan pemerintahan Jokowi yang diketahui tidak selaras dengan visi dan Misi PA 212.
Begitu juga dengan Gubernur DKI Jakarta yang menurutnya tidak memiliki banyak kewenangan dibandingkan dengan Jokowi yang kini merupakan kepala negara.
"Karena tak ada gunanya pagi2 presiden terpilih kembali diposisikan berhadapan dengan masyarakat... Apalah Anies, wong Prabowo aja masuk kabinet..," tulis Fahri Hamzah.
"Anies dari dalam kabinet...tapi kenapa nampak mesti berantem? Memperebutkan apa sodara2?," tanyanya.
Beragam komentar pun dituliskan dalam kolom komentar statusnya.
Pro dan kontra kembali terjadi lantaran para pendukung, baik pendukung Jokowi maupun jemaah PA 212 saling menganulir pernyataan masing-masing pihak.
Manuver Anies

Dikutip dari indonesiana.id; persaudaraan Alumni alias PA 212 akan menggelar lagi reuni akbar pada 2 Desember 2019.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun telah mengizinkan perhelatan bertema Maulid Nabi itu.
Menurut Anies, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Jakarta sudah bermusyawarah berkaitan dengan kegiatan.
"Nah, dari situ kesimpulannya memang diberikan izin," ujar Anies, 22 November 2019.
Sehari sebelumnya, Ketua Umum Persaudaraan Alumni Slamet Maarif juga menyatakan Reuni Akbar Mujahid 212 yang digelar ketiga kalinya tersebut telah mengantongi izin.
"Perizinan insyallah sudah berjalan baik dan lancar, tidak mengalami hambatan berarti, pemberitahuan pun sudah dilayangkan," ujarnya.
Gaungnya beda
Jika dulu, gerakan 212 pada Desember 2016 dipicu oleh kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dituduh menista agama, kini sungguh beda.

Kelompok ini tampak belum memiliki isu yang kuat untuk bisa menggerakan masyarakat luas. Gaungnya kali ini akan jauh berbeda.
Mereka mungkin akan mengangkat isu seperti ucapan Sukmawati Soekarnoputri yang dianggap menghina Islam.
Hal itu juga diungkap oleh ketua panitia Reuni 212, Awit Masyhuri.
"Kami tolak penista agama dan ternyata (penistaan agama) masih terjadi lagi," katanya.
Adapun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menghimbau agar acara itu berjalan baik.
Ia mengatakan bahwa saat ini situasi sedang kondusif.
Sebab, pemerintah melihat tak ada hambatan psikologi maupun fisik yang dihadapi masyarakat.
"Kita semuanya sudah menikmati suasana seperti ini," kata Moeldoko, 22 November 2019.
"Harapan kita sudah lah, jangan terlalu banyak buat gerakan-gerakan. Toh, kita sudah paham, masyarakat semuanya sudah ingin damai, ingin bekerja dengan tenang," katanya.
Faktor Rizieq Shihab

Pamor gerakan 212 memang tak sekuat dulu setelah Rizieq Shihab tertahan di Arab Saudi sejak 26 April 2017.
Sejak itu pula kekuatan kelompok ini bukan cuma terkendala kepemimpinan, tapi juga isu.
Bandingkan dengan aksi pertama pada 2 Desember 2016 lalu.
Saat itu, Presiden Jokowi bersama Jusuf Kalla sampai harus ikut bergabung salat Jumat di Monas.
Rizieq Shihab sendiri yang ketika tampil berkhotbah dalam salat Jumat itu.
Menurut Menteri Agama Lukman Saifuddin, keputusan Jokowi mengikuti salat Jumat di Monas diambil beberapa saat sebelum salat dimulai.
"Alasannya (Jokowi) merasa perlu hadir, secara langsung untuk menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada peserta aksi yang mendoakan terhadap kedamaian bangsa dan negara," ujarnya saat itu.
Setelah itu, Presiden tak pernah menghadiri acara reuni 212. Mungkin juga tak diundang.
Pada 2 Desember 2017, Jokowi justru menghadiri acara puncak peringatan Hari Guru Nasional di Stadion Patriot, Bekasi.
Setahun kemudian, pada 2 Desember 2018, Jokowi berada di Kelurahan Bantarjati, Bogor, membagikan sertifikat penyambungan listrik.
Faktor Prabowo
Reuni 212 tahun lalu masih lumayan memiliki greget karena ada Prabowo.
Teriakan 'Hidup Prabowo! Hidup Prabowo!' pun bergema.
Selain Prabowo dan Anies Baswedan, saat itu hadir juga Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, serta sesepuh PAN Amien Rais.
Dalam reuni 2019 kali ini, Anies akan hadir lagi. Tapi Prabowo yang kini menjadi Menteri Pertahanan kemungkinan tidak diundang.
PA 212 sudah menyatakan putus komunikasi dengan Prabowo.
"Sudah tidak ada komunikasi, khususnya dengan PA 212," ujar Novel Bamukmin, 4 Agustus 2019. (dwi)