Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Tunjuk Ahok Sebagai Pendobrak, Erick Thohir Punya Target di Pertamina: Harus Tercapai

Erick Thohir membeberkan alasannya memilih mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai petinggi Pertamina. Dia Punya target di Pertamina

Editor: Rhendi Umar
Warta Kota-Henry Lopulalan/Instagram basukibtp
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan Ahok Basuki Tjahaja Purnama ( BTP ) menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah diangkat Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Komisaris Utama Pertamina.

Erick Thohir membeberkan alasannya memilih mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai petinggi Pertamina.

Mantan bos klub Inter Milan ini, ternyata punya target sendiri.

Target yang dimaksud yaitu mengurangi impor migas yang harus tercapai.

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan ditunjuk untuk memegang jabatan satu di antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan ditunjuk untuk memegang jabatan satu di antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). (Kompas.com/Kristianto Purnomo)

Ahok Komisaris Utama Pertamina, Gajinya Lebih Besar dari Gubernur DKI Anies Baswedan

Melalui tayangan YouTube KOMPASTV, Erick Thohir menyeut pihaknya kini membutuhkan tim yang handal untuk menyelesaikan berbagai masalah di Pertamina.

"Nah, proses-proses daripada pembangunan revinery ini sangat amat berat, jadi saya perlu teamwork yang besar, tidak bisa hanya dirut saja," terang Erick Thohir.

 "Harus bagi tugas semua."

Hal itu lah yang menyebabkan Erick Thohir menunjuk Ahok sebagai petinggi di Pertamina.

Ia menyebut Pertamina membutuhkan sosok pendobrak sebagai pemimpin. 

"Karena itu lah kemarin kenapa kita mau orang yang pendobrak," ucap Erick Thohir.

"Pendrobrak bukan marah-marah."

Soal Penolakannya Jadi Bos Pertamina, Ahok: Tuhan Saja Ada yang Nentang Kok

Erick Thohir pun menampik pandangan sejumlah pihak yang menganggap Ahok adalah sosok yang emosional.

"Saya rasa Pak Basuki berbeda, Pak Ahok berbeda," terangnya.

"Ya jadi kita perlu figur yang pendobrak supaya ini semua seusai dengan target."

Lantas, Erick Thohir menjelaskan bahwa sebagai komisaris utama Ahok bertugas untuk mengawasi kerja para direksi.

"Toh beliau ini komisaris utama, kan direksinya yang day to day," ucap Erick Thohir.

"Tapi menjaga semua ini."

Tanri Abeng, Sosok yang Diganti Ahok Bukan Orang Sembarang, 1996 Dijuluki Manager Rp 1 Miliar

Lebih lanjut, Erick Thohir mengaku akan secara rutin menyelenggarakan rapat 30 perusahaan milik BUMN.

"Dan rapat bulanan untuk 30 perusahaan BUMN saya kan lakukan (dipimpin) langsung oleh saya, di mana saya akan mengundang dirut dan komut secara bersamaan," ucapnya.

Hal itu menurutnya perlu dilakukan untuk menghindari konflik antara direksi dengan komisaris utama.

"Jadi saya enggak mau ada drama-drama di dalam perusahaan ya, komut menjelekkan dirut, dirut menjelekkan komut, saya enggak mau," ucapnya.

"Kita rapat bersama, kalau memang ada perbedaan ayo kita duduk."

Lebih lanjut, Erick Thohir menyebut direksi harus bekerja sama secara baik dengan komisaris utama.

"Karena tidak mungkin direksi berjalan tanpa dukungan komisaris, komisaris bukan direksi yang melakukan kerja harian itu kan direksi," imbuhnya.

Simak video berikut ini menit 5.01:

Jejak Ahok di Pertambangan

Menteri BUMN, Erick Thohir, pastikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama Pertamina.

Rupanya, Ahok juga mempunyai pengalaman di bidang pertambangan.

Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (22/11/2019), Ahok pernah menjadi pengusaha yang bergerak di bidang pertambangan.

Hal itu ia lakukan setelah lulus dari kuliah di Universitas Trisakti, Jakarta.

Perusahaan yang didirikan Ahok berbentuk CV bernama CV Panda dan didirikan tahun 1989.

CV Panda saat itu menjadi kontraktor untuk PT Timah.

Selama menjadi kontraktor, Ahok masih bermimpi untuk menjadi pengusaha yang lebih besar lagi.

Oleh karena itu, ia kembali melanjutkan studinya dengan mengambil S2 bidang manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetia Mulya.

Seusai menyelesaikan pendidikan masternya, Ahok bekerja di PT Simaxindo Primadya, Jakarta.

Perusahaan tersebut bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik.

Ahok Dituding Terima Uang Sumber Waras, Ali Ngabalin Langsung Bantah Marwan Batubara

Saat bekerja, Ahok ditempatkan pada bagian staf direksi bidang analisis biaya dan keuangan proyek.

Namun, Ahok rupanya masih teringat akan mimpinya untuk menjadi pengusaha besar.

Untuk itu, Ahok memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali ke Belitung untuk mengembangkan usahanya.

Suami Puput Nastiti Devi ini lalu mendirikan PT Nurindra Ekapersada pada 1992.

Tujuan pendirian perusahaan ini adalah untuk persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) tahun 1995.

Selain itu, dengan berdirinya pabrik ini, Ahok berharap dapat menjadi percontohan agar usaha tersebut dapat menguntungkan sejumlah pihak.

Misalnya, pemegang saham, karyawan, dan warga sekitar.

Untuk operasional pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Belitung itu, Ahok menggunakan teknologi dari Amerika Serikat dan Jerman.

Ayah tiga anak ini menginginkan perusahaannya dapat memulai tumbuhnya suatu kawasan industri terpadu dan pelabuhan samudra dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).

Namun, langkah Ahok terhenti pada 1995, akibat diterbitkannya sertifikat hutan lindung di lahan tambang miliknya oleh Kementerian Kehutanan.

Akibat hal ini, Ahok bertekad untuk menjadi pejabat.

Alasannya adalah pengusaha tidak dapat melawan kebijakan pemerintah.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Beberkan Alasan Pilih Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Erick Thohir: Pendobrak Bukan Marah-marah

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved