Rasa Senasib Tito dan Terawan
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memiliki satu kesamaan.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memiliki satu kesamaan. Tak sekadar sama-sama menjabat sebagai menteri, Tito dan Terawan sama-sama harus pensiun dini karena masuk Kabinet Indonesia Maju.
• Erick Thohir Copot Lima Deputi BUMN: Dianggap Langkah Tidak Biasa
Tito Karnavian menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan pidato pada acara penganugerahan Swasti Saba Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2019 di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (19/11). Saat mengawali pidatonya Tito menyapa Terawan sebagai sesama purnawirawan yang harus pensiun dini.
"Yang saya hormati, rekan saya, sahabat lama, sama-sama purnawirawan, Bapak Menteri Kesehatan, Bapak Terawan. Kami sama-sama purnawirawan yang early retirement," ujar Tito.
Sebelum masuk Kabinet Indonesia Kerja, Tito Karnavian menjabat sebagai kepala Kepolisian Republik Indonesia. Terawan Agus Putranto sebelumnya menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto. Pangkat terakhir Tito sebelum pensiun adalah jenderal, sedangkan Terawan adalah letnan jenderal.
Berdasarkan peraturan, seharusnya usia pensiun seorang perwira di TNI dan Polri adalah 58 tahun. Saat ini usia Tito dan Terawan adalah 55 tahun.
"Dalam kabinet ini ada dua orang yang pensiunnya dipercepat. Saya seharusnya tiga tahun lagi pensiun. Beliau juga sama, masih tiga tahun. Saya bulan (kelahiran) Oktober 64, Beliau Agustus 64," kata Tito.
• Teroris Cairkan Dana di Luar Negeri, Kepala BNPT: Radikalisme Masuk Polri
Pada kesempatan itu Tito Karnavian juga melemparkan candaan ke arah Terawan. Candaan tersebut terkait digital substraction angiography (DSA) yang pernah dilakukan oleh Terawan.
DSA adalah pemberiksaan untuk memberikan gambar permukaan bagian dalam pembuluh darah, termasuk arteri, vena dan serambi jantung. "Bagi yang belum pernah di-DSA, silakan di-DSA oleh Beliau, tapi mungkin Beliau tidak punya waktu lagi untuk DSA," ujar Tito.
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan Swasti Saba Kabupaten/Kota Sehat Tahun 2019 kepada 177 kabupaten/kota yang telah lolos verifikasi dokumen dan verifikasi lapangan.
Terdapat enam tim pembina KKS provinsi yang dinyatakan sebagai Tim Pembina Provinsi Terbaik dan tiga orang sebagai orang yang berdedikasi dalam menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) di tingkat provinsi.
Tim pembina provinsi terbaik adalah tim pembina KKS Provinsi Sulawesi Selatan, tim pembina KKS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tim pembina KKS Provinsi Jawa Barat, tim pembina KKS Provinsi Sulawesi Utara, tim pembina KKS Provinsi Jambi dan tim pembina KKS Provinsi Sumatera Barat.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan variabel-variabel yang dijadikan talak ukur antara lain kebersihan, ketersediaan layanan kesehatan, ketersediaan dokter serta ketersediaan program yang berhubungan dengan stunting.
Tiga orang yang mendapat penghargaan Swasti Saba adalah Muslimin dari Forum KKS Provinsi Sulawesi Selatan, Jenne Mandu dari Dinas Kesehatan Sulawesi Utara dan Suroso dari Dinas Kesehatan Jambi. Sulawesi Selatan adalah satu-satunya provinsi yang membentuk forum provinsi di luar kelembagaan yang ada.
"Program ini bagus karena paralel dengan kebijakan Presiden dalam rangka membangun sumber daya manusia lima tahun ke depan. SDM ini tidak hanya dalam pendidikan, tapi juga dalam kesehatan. Kalau warga negara sehat, otomatis biaya kesehatan akan turun" ujar Tito.
Dua kategori penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Penghargaan Swasti Saba Padapa, Swasti Saba Wiwerda dan Swasti Saba Wistara diberikan oleh Tito Karnavian.
• Tatong Bara Bawa Pulang Swasti Saba Wiwerda Untuk Masyarakat Kotamobagu