Dirut Pertamina
Dukungan, Penolakan, dan Perdebatan Soal Ahok yang Digadang-gadang Jadi Dirut BUMN
Ahok digadang-gadang bakal menjabat sebagai Dirut BUMN. Pasca beredarnya informasi tersebut, polemik pun hadir.
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ahok digadang-gadang bakal menjabat sebagai Dirut BUMN.
Pasca beredarnya informasi tersebut, polemik pun hadir. Sejumlah nama yang mendukung dan mengecam pun bermunculan.
Meski begitu hingga saat ini belum ada kepastian BUMN mana yang akan dipimpin Ahok.
Namun, Menteri Luhut Panjaitan menyebut, bahwa BUMN yang mengurusi sektor energi yang akan ditempati Ahok sebagai Dirut.
Saat ini, ada dua BUMN terkait energi yang kursi Dirutnya perlu diisi, yakni PLN dan Pertamina. Ahok diduga kuat bakal menjabat Dirut Pertamina.
Dukungan, penolakan dan perdebatan
Menurut peneliti ALPA Research Database Ferdy Hasiman Ahok memiliki kriteria yang bagus untuk menjabat Direktur Pertamina.
• Viral Pasangan Undang Gelandangan Saat Menikah, Bahkan Berbulan Madu di Tempat yang Tak Biasa
Ferdy menjelaskan sifat Ahok yang keras dan transparan sejak menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta akan menjadi bekal dirinya untuk menjabat sebagai Direktur Pertamina
Ia mengatakan ketika Ahok ditempatkan di posisi direktur, Ahok memiliki kekuatan yang lebih untuk mengatur Pertamina.
"Jadi terkait dengan karakter, karakter Pak Ahok sangat oke kalau ditempatkan di BUMN seperti Pertamina," kata Ferdy.
Sementara itu, Arie Gumilar yang merupakan Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menjadi pihak yang menentang Ahok berada di lingkup BUMN.
Arie Gumilar bahkan membuat spanduk-spanduk penolakan Ahok.
Tak hanya itu, Arie Gumelar, sebagaimana dalam video yang beredar luas di media sosial, melakukan orasi yang intinnya menolak Ahok berada di Pertamina.
Dalam video tersebut, sang orator menyebut-nyebut nama Ahok yang menurutnya tidak cocok berada di Pertamina.
Ia bahkan menyebut, keberadaan Ahok di tubuh Pertamina hanya akan merusak Pertamina.
Orasi Arie Gumilang ini pun mendapat tanggapan keras dari intelektual muda NU, Mohamad Guntur Romli.
Menurut politisi Partai Solidarita Indonesia itu, pidato orang yang ada di dalam video tidak menunjukkan seorang pegawai BUMN yang profesional.
"Lebih terkesan sebagai provokator yang reaktif pada informasi yang belum valid dan detail," ujar tokoh feminis Indonesia ini.
Guntur Romli mengatakan, hingga saat ini belum ada penjelasan resmi ke BUMN apa Ahok akan bergabung, entah ke Pertamina, PLN atau BUMN yang lain.
"Baik jabatannya sebagai komisaris atau sebagai direksi belum ada kejelasan namun Ketua Serikat Pekerja Pertamina itu sudah melakukan gerakan penolakan yang menghasut, mulai dari meme, spanduk, demo dan pertemuan yang harusnya tidak dilakukan oleh pegawai yang menjunjung tinggi profesionalitas," jelasnya.
Orang tersebut bahkan menyebut Ahok sebagai residivis. Menurut Guntur Romli, ini adalah pembunuhan karakter dan fitnah. Karena istilah residivis hanya bisa digunakan pada 'penjahat kambuhan' yang dihukum atas kasus kejahatan yang berkali-kali.
"Contohnya Rizieq Shihab bisa disebut residivis karena sudah dua kali di penjara untuk jenis kasus kejahatan yang sama. Ahok tidak bisa disebut residivis karena baru sekali divonis kasus penodaan agama yang saat kental aroma politisnya dan bukan terkait kasus korupsi," terang Guntur Romli.
Guntur Romli mengatakan, Menteri BUMN dan Direksi Pertamina harus memanggil orang yang melakukan orasi tersebut dan menjatuhkan sanksi terhadapnya.
"Menteri BUMN dan Direksi Pertamina harus memanggil orang itu dan menjatuhkan sanksi karena membuat gaduh, menghasut dan melakukan pembunuhan karakter berdasarkan informasi yang belum valid," ujarnya.
Selain Arie Gumilar ada juga nama Rizal Ramli yang ikut menolah Ahok sebagai Dirut BUMN.
Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman itu menyebut, rencana Ahok masuk BUMN hanya akan menambah masalah baru.
"Saya bingung Pak Jokowi cari masalah baru," kata Rizal Ramli saat ditemui di Hotel Borobudur, Jumat (15/11/2019).
Menurut Rizal Ramli, saat ini sudah banyak masalah yang ada di Indonesia yang perlu diselesaikan.
Pengangkatan Ahok BTP sebagai bos perusahan BUMN hanya akan menambah kontroversi yang tidak perlu.
"Masalah Indonesia ini sudah banyak. Ini (Ahok) orang bermasalah yang hanya akan menimbulkan kontroversi yang enggak perlu," ungkap Rizal Ramli, dikutip dari Kompas.com.
• Wakil Ketua DPRD DKI Sebut Pemilihan Wakil Gubernur Sebaiknya Ketok Dulu APBD 2020
Pernyataan Presiden Jokowi
Dalam pernyataannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Ahok, masih mengikuti proses seleksi.
Dari proses ini, dia bisa menjadi komisaris ataupun direksi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Bisa dua-duanya (komisaris atau direksi). Ini pakai proses seleksi. Masih dalam proses," kata Jokowi seusai memberikan DIPA 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Jokowi turut menyinggung kinerja Ahok yang sempat menjadi Wakil Gubernur DKI mendampingi dirinya kala itu.
Disinggung apakah Ahok merupakan rekomendasi dirinya, Jokowi tidak menjawab tegas.
"Kita tahu kinerjanya. Nanti penempatannya di mana, itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN," ungkap Jokowi.
Dikonfirmasi apakah Ahok akan mengisi jabatan di PT Pertamina seperti isu-isu yang beredar? Jokowi juga tak menjawab.
Mantan Wali Kota Solo ini meminta masalah teknis penempatan ditanya langsung kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
"Tanyakan ke Menteri BUMN. Itu sangat teknis, tanyakan ke Menteri BUMN," ucapnya.
Sementara, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan BUMN memerlukan figur seperti Ahok.
"BUMN dengan 142 perusahaan, kita butuh figur yang bisa jadi pendobrak."
"Enggak mungkin 142 perusahaan dipegang oleh satu orang," ucapnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Erick Thohir menilai, Ahok merupakan figur pendobrak dan sosok seperti itulah yang dibutuhkan di BUMN.
Ahok juga dinilai memiliki rekam jejak yang bagus untuk mempercepat pembangunan di BUMN.
"Kita harapkan ada perwakilan yang memang punya track record pendobrak untuk mempercepat daripada hal-hal yang sesuai diarahkan," tuturnya.
Meski begitu, tetap saja Erick Erick belum mau bicara banyak BUMN mana yang akan diisi oleh Ahok.
"Sabar," cetusnya. (tribunnews/kompas/wartakota/tribunmanado)
• KRONOLOGI dan Fakta Kasus Pelemparan Sperma, Keluarga Menangis saat Pelaku Ditangkap