Istri DS Bentak Polwan saat Ditangkap Densus 88
Tim Densus 88 Antiteror Polri dibantu petugas polda melakukan serangkaian penangkapan di sejumlah daerah
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, CIANJUR - Tim Densus 88 Antiteror Polri dibantu petugas polda melakukan serangkaian penangkapan di sejumlah daerah, Kamis (14/11), pasca-aksi bom bunuh diri RMN (24) di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara. Di antaranya dilakukan di Cianjur, Jawa Barat.
Suami istri DS dan DK ditangkap Densus 88 Antiteror di Kampung Cibodas RT 03/01, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Keduanya ditangkap diduga terkait jaringan terorisme.
• Istri RMN Rencanakan Ngebom di Bali: Sering Chatting dengan Napi Teroris
Ketua RT setempat, Ure Suryadi (42) menceritakan, si istri, DK (25), sempat melawan dengan kata-kata saat akan ditangkap oleh polisi wanita (powan). "Tadi polisi datang minta ditemani mau menggeledah pukul 10.00 WIB, suaminya lebih pagi ditangkap," ujar Ure di lokasi penangkapan.
Ure mengatakan, DK sempat membentak dan berdebat dengan polwan dan anggota Densus 88 saat digiring di dalam kamar kontrakannya. "Dia sempat membentak, saya melihat tak ada rasa takut dari raut wajahnya," kata Ure.
Ure mengatakan polisi yang datang ada yang berseragam dan ada yang memakai baju preman. "Tadi sampai di luar kontrakan juga sempat berdebat dan masih terlihat tak ada rasa takut, ia melawan dengan kata-kata, 'Awas kalau tak terbukti, awas kalau tak terbukti'. Itu kata-kata yang saya ingat," terangnya.
Sepengahuannya, DS dan DK baru sekitar dua minggu menyewa kamar kontrakan. Dan pasangan muda tersebut terbilang jarang bergaul dengan tetangga.
Menurut Ure, suami DK, DS (24) lebih dulu ditangkap petugas saat perjalanan ke tempat kerjanya di Tsanawiyah Negeri 3 Cianjur. DS bekerja sebagai operator IT administrasi kesiswaaan di sekolah tersebut. Hal itu diketahuinya dari informasi petugas yang mengamankan DK. "Polisi bilang tadi ke sini mau mengamankan istrinya, kalau suaminya sudah ditangkap," kata Ure.
• Pendaftar CPNS Tembus 1,7 Juta Orang: Kemenkumham Paling Favorit
Hal itu dibenarkan humas Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Cianjur, Agus Sutiana. Polisi juga telah mendatangi sekolah tersebut. "Dia yang mengolahnya, ada daftar siswa dan daftar guru dia yang memasukannya," kata Agus.
Agus mengatakan, DS sudah bekerja selama dua tahun, mengelola data dan tak bersentuhan dengan anak siswa. Saat bekerja, ia bisa berada di depan komputer hingga sore hari.
Menurutnya, DS dikenal sebagai karyawan yang cukup rajin dan pendiam. "Jadi kaget, kami hanya kedatangan pihak Kapolsek untuk mengabarkan DS ditangkap," katanya.
Selain di Cianjur, tim Densus 88 juga mengamankan seorang ibu rumah tangga berisnial SVT dari rumah kontrakan di Jalan Gumba, Lingkungan 10, Kelurahan Cengkehturi, Kecamatan Binjai Utara, Sumut.
Wanita yang ditaksir berusia 31 tahun itu mengenakan pakaian serba tertutup hingga sebagian wajahnya atau bercadar. SVT diboyong oleh empat polisi dan beberapa di antaranya menenteng senjata api.
Pemilik rumah kontrakan, Anim (62) mengaku syok dan nyaris pingsan ketika melihat SVT dibawa petugas. Ia tidak menyangka SVT diduga terlibat jaringan teroris. "Nenek tadi terkejut, sudah mau pingsan. Saya lihat tiba-tiba dia dibawa sama orang ramai kali, ada yang bawa senjata, empat megang dia pas baru turun dari mobil," ungkap Anim.
• Ahok Bisa Bergaji Rp 3,2 Miliar
Dijelaskan Anim, SVT baru saja menyewa rumah kontrakannya sejak dua bulan lalu. SVT tinggal bersama anak perempuannya yang berusia sekitar lima tahun. Dan selama menjadi penghuni, SVT dikenal sebagai sosok pendiam, berperilaku sopan dan jarang keluar rumah
"Dia jarang nampak wajahnya karena pakai cadar. Orangnya cantik, kecil-kecil, itu pun cuma sekali lihat wajahnya. Dia sama anaknya tinggal di sini, paling ada datang abangnya kemari antar anaknya sekolah mengaji," ujarnya.