Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Pernah Mengaku Jadi Nabi, 5 Orang Ini Hebohkan Publik, Dari Eyang Ended hingga Lia Eden

Jika ada orang-orang yang mengaku nabi, dapat dipastikan orang tersebut adalah nabi palsu.

net
Eyang Ended nabi palsu 

Dikutip dari laman wikipedia.org, Lia Eden memiliki nama asli Lia Aminuddin.

Lia Eden lahir di Jakarta, 21 Agustus 1947 silam.

Dirinya mengaku telah mendapat wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan sebuah aliran kepercayaan baru melanjutkan ajaran enam Agama seperti, Buddhisme, Jainisme, Hindu, Yudaisme, Kekristenan, dan Islam.

Ketua Fraksi Primanas DPRD Minsel Beber Drama hingga 16 Wakil Rakyat Paripurnakan AKD

Lia Eden kemudian mendirikan sebuah jemaat yang disebut Salamullah untuk menyebarluaskan ajarannya.

Dia secara kontroversial mengaku sebagai titisan Bunda Maria dan ditugaskan Jibril untuk mengabarkan kedatangan Yesus Kristus ke muka bumi.

3. Gus Jari bin Supardi

Kiri: Jari Warga Kabuh, Jombang yang mengaku menerima wahyu sebagai tanda akhir zaman. Kanan: Batu yang diyakini sebagai Maqam Nabi Muhammad di masjid areal Pondok pesantren Kahuripan Ash-Shiroth milik Jari.
Kiri: Jari Warga Kabuh, Jombang yang mengaku menerima wahyu sebagai tanda akhir zaman. Kanan: Batu yang diyakini sebagai Maqam Nabi Muhammad di masjid areal Pondok pesantren Kahuripan Ash-Shiroth milik Jari. (SURYA.co.id/Sutono)

Dikutip dari laman Surya.co.id Jari membuat pengakuan yang menghebohkan dengan mengaku menerima wahyu dari Allah SWT.

Wahyu berupa perintah untuk menjadi tanda akhir zaman, yang diyakini sebagai turunnya Nabi Isa di muka bumi.

Diakuinya, wahyu tersebut dia terima pada Jumat Legi pada tahun 2004.

Kala itu Jari sedang mondok di salah satu Pesantren Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Ketika Jari sedang salat malam, dadanya serasa ditekan. Bersamaan dengan itu, Jari mendengar panggilan sebanyak tujuh kali berupa ayat pertama sampai 5 Surat Yasin.

Dari situ, warga Dusun Gempol ini mendapatkan petunjuk sebagai Isa Habibullah atau Isa kekasih Allah.

Ini untuk membedakan dengan Isa Almasih yang hidup sebelum zaman Nabi Muhammad.

Sebagai tindak lanjut, dia lantas mendirikan pesantren dinamakan Ponpes Kahuripan Ash-Shiroth dan Masjid Shirotol Mustakim, lalu sampai kini pengikutnya sudah mencapai lebih dari 100 orang.

MUI pun sampai turun tangan atas fenomena ini.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved