News
Nadiem Makarim Dihadapkan dengan 4 Tugas Berat sebagai Mendikbud, Kekerasan hingga Kecanduan Gadget
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pendiri Startup Gojek, Nadiem Makarim ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejumlah harapan bermunculan dari dunia pendidikan pada Nadiem Makarim.
Setidaknya, Nadiem Makarim memiliki pekerjaan pembenahan di sektor pendidikan Indonesia.
Beberapa tanggapan muncul dari Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Peningkatan kompetensi guru hingga kekerasan fisik terhadap anak didik menjadi sorotan untuk Nadiem.
• Sehati dengan Ahok, Laode M Syarif Singgung Anies yang Ingin Ubah Sistem E-Budgeting: Itu Hak Rakyat
• Meski Diberi Clue Siswa SD Kebingung Tak Bisa Jawab, Sri Mulyani Bertanya Siapa Menteri Pendidikan
1. Revitalisasi SMK
FSGI mengatakan saat ini kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memerlukan pembenahan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Oleh karena itu, FSGI endukung Nadiem untuk membenahi kurikulum SMK.
Salah satu penyebab ketidaksesuaian kurikulum SMK dengan industri yaitu minimnya ketersediaan calon guru mata pelajaran yang produktif di SMK.
"SMK menyumbang pengangguran terbesar karena kekurangan guru mata pelajaran produktif, kurikulumnya tidak link and match dengan kebutuhan dunia industri," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Satriwan Salim di beberapa waktu lalu.
Ia meminta Nadiem untuk mempertimbangkan karakteristik SMK dan konteks daerah lokasi sekolah.
Menurut Satriawan, pemberian insentif menjadi salah satu daya tarik untuk guru mata pelajaran produktif agar menjadi guru.
Pemberian insentif bisa melalui pemberian instruksi kepada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk membuat semacam kontrak agar lulusannya mau mengajar mata pelajaran produktif di SMK.
"LPTK membuka prodi-prodi industri kreatif yang dibutuhkan dunia industri dan melibatkan dunia industri dalam mendesain kurikulum SMK berbasis karakteristik daerah serta fokus penjurusan di SMK tersebut," katanya.