Kementerian Indonesia
Menkeu Sri Mulyani Temukan Ada Desa Tak Berpenghuni Dapat Dana Anggaran Pemerintah, Siapa Dalangnya?
"Karena adanya transfer ajeg dana desa, ada desa-desa baru tidak ada penduduknya, tapi ada transfer tiap tahun," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta.
Penulis: Frandi Piring | Editor: Frandi Piring
Mantan Kapolri itu menolak memberikan tanggapan lebih jauh saat ditanyakan tentang anggaran lem aibon pada RAPBD Pemprov DKI Jakarta. "Saya tak bicara spesifik Jakarta ya, jangan bawa-bawa saya ke isu yang masih ada di daerah,” ujarnya.
Publik dikejutkan dengan adanya anggaran pengadaan lem aibon Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat yang mencapai angka Rp 82,8 miliar dalam KUA-PPAS pada Rancangan APBD DKI Jakarta Tahun 2020.
RAPBD DKI Jakarta itu disusun menggunakan sistem e-budgeting dan dimuat dalam link website http://apbd.jakarta.go.id.
Adalah anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana, yang mengungkap temuan anggaran tersebut dan mengunggahnya ke akun media sosialnya.
• Airlangga Yakin Tetty Menangkan Pilkada di Sulut
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan sejumlah pejabat Pemprov DKI Jakarta memberikan penjelasan berbeda perihal temuan rencana anggaran pengadaan lem aibon yang mencapai Rp82,8 miliar.
Ia menyebut kejadian ini dikarenakan adanya kesalahan dari sistem penyusunan anggaran e-Budgeting yang merupakan warisan dari gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Sebenarnya itu yang saya panggil minggu lalu. Saya tidak umumkan karena memang itu review internal. Ini ada problem sistem, yaitu sistem digital, tetapi tidak smart," ujar Anies.
Anies mengatakan, meskipun saat ini Pemprov DKI menggunakan sistem digital, pengecekannya tetap dilakukan manual. Akibatnya, tingkat lolosnya anggaran yang janggal pun terbilang tinggi.
Menurutnya, seharusnya sistem e-budgeting didukung dengan smart system yang mampu mendeteksi anggaran janggal.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat, membantah adanya anggaran Rp 82,8 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor Tahun 2020.
Menurutnya, nilai Rp 82,8 miliar merupakan anggaran sementara untuk mata anggaran alat tulis kantor seluruh sekolah di wilayah Jakarta Barat. Dari hasil penyisiran data, telah dilakukan revisi anggaran menjadi Rp 22,7 miliar.
Sekretaris Dinas sebut salah ketik Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati mengomentari viralnya anggaran untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp 82,8 miliar.
Sementara itu, Kasubag Tata Usaha Sudin Pendidikan Jakarta Barat Wilayah I Sudarman memastikan tidak ada kekhilafan dalam menginput rencana pembelian lem aibon di RAPBD 2020 itu. Proses tersebut dilakukan secara sadar. Namun demikian, ia mengakui ada kesalahan memasukkan rekening lem aibon ke dalam data yang ia susun.
Dua Anak Buah Mundur
Dua bawahan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengundurkan diri bersamaan disorotnya kejanggalan anggaran pengadaan lem aibon pada RAPBD DKI Jakarta Tahun 2020.
Keduanya adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sri Mahendra dan Kepala Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan (Kadisparbud) DKI, Edy Junaedi. Bahkan, Sri Mahendra menyampaikan pengunduran diri kepada Anies dan ikut jumpa pers bersama.