Berita Sulut
Kisah Penyapu Jalan di Unsrat, Tiap Hari Bersihkan Jalan Meski Tanpa Tunjangan Kesehatan
Kisah Penyapu Jalan di Unsrat, Tiap Hari Bersihkan Jalan Meski Tanpa Tunjangan Kesehatan
Penulis: | Editor: David_Kusuma
Kisah Penyapu Jalan di Unsrat, Tiap Hari Bersihkan Jalan Meski Tanpa Tunjangan Kesehatan
TRIBUNMANADO.CO.ID - Namanya Warni (45), warga Air Terang, Malalayang Satu Timur, Manado.
Dia sudah menjadi penyapu jalan di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) selama lima tahun.
Saat ditemui tribunmanado.co.id, Warni sedang duduk di trotoar, depan Kodam, Komando Resimen Mahasiswa Sam Ratulangi, Unsrat.
Dia duduk sambil makan nasi kuning seharga Rp 7.000 yang ia beli dari penjual yang lewat di sana.
Saat duduk, Warni masih mengenakan pakaian yang ia gunakan untuk menyapu jalan.
• Kisah Janda Penyapu Jalan, 20 Tahun Sebagai Penyapu, Sukses Sekolahkan 3 Anak, 2 Sudah Sarjana
• 10 Tahun Bekerja Sebagai Penyapu Jalan, Hal Ini yang Paling Membuat Hati Pria Ini Sakit
Sarung tangan biru dan topi putih bertuliskan Sulut Hebat masih dipakainya.
"Ini saya sedang istirahat," katanya, sambil memakan nasi kuning, Minggu (3/11/2019).
Warni bekerja sebagai penyapu jalan di Unsrat karena diajak teman.
"Daripada duduk diam di rumah, saya lebih memilih untuk berkegiatan seperti ini," kata Warni.
Menurutnya, pekerjaan yang dilakukannya saat ini cukup ringan, hanya menyapu dedaunan yang rontok.
• PERINGATAN Dini BMKG Hari Ini Minggu 3 November 2019, Daerah Potensi Gelombang, Angin, Kebakaran
• Gaya Nagita Slavina dan Ayu Ting Ting Saat Pakai Hot Pants, Lihat Beda Tampilannya!
"Saya dibayar Rp 90 ribu per hari. Lumayanlah untuk bantu suami mencari uang," tambahnya.
Suaminya saat ini bekerja sebagai pedagang sayur.
Dia mempunyai dua orang anak. Anak laki-lakinya sudah lulus SMK Negeri 1 Manado, sedangkan yang perempuan masih sekolah di SMP Negeri 8 Malalayang.
Warni mulai bekerja pukul 06.00 - 13.00 Wita.