Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Kesehatan

Infeksi Otak, Penyebab Bek Timnas U-16 Alfin Lestaluhu Meninggal, Kenali Gejalanya

Kabar duka melanda dunia sepak bolah Indonesia. Salah satu pemain muda bertalenta di Skuat Garuda, Alfin Lestaluhu meninggal dunia, Kamis 31 Oktober

Editor: Rizali Posumah
Dok PSSI via Kompas.com
Alfin Lestaluhu 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar duka melanda dunia sepak bolah Indonesia.

Salah satu pemain muda bertalenta di Skuat Garuda, Alfin Lestaluhu meninggal dunia, Kamis 31 Oktober 2019.

Secara medis, Alfin meninggal karena encephalitis (infeksi otak) dengan hypoalbumin.

Berdasarkan ulasan dari Hellosehat, ensefalitis atau infeksi otak adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya infeksi pada jaringan otak akibat adanya infeksi virus.

Meski kebanyakan kasus infeksi otak (ensefalitis) disebabkan oleh virus, tapi bakteri serta jamur juga bisa menjadi penyebab lainnya.

Penyakit ensefalitis ini bisa berkembang sangat serius ketika menyerang tubuh.

Bukan tidak mungkin, ensefalitis dapat mengakibatkan seseorang mengalami perubahan kepribadian, kelemahan tubuh, bahkan kejang-kejang.

Lihat Kondisi Dylan Carr, Stefan William Menangis, Celine Evangelista: Sedih Banget

Berbagai gejala infeksi otak lainnya biasanya ditentukan oleh bagian otak mana yang terkena infeksi virus, bakteri, maupun jamur.

Ensefalitis tergolong ke dalam penyakit langka yang berisiko mengancam jiwa.

Pemulihan ensefalitis umumnya ditentukan oleh sejumlah faktor.

Mulai dari usia pasien, jenis virus yang menyerang, hingga tingkat keparahan penyakit tersebut.

Dalam kasus yang lebih serius, penyakit ensefalitis ini bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pada kemampuan berbicara, memori (ingatan), hingga kematian.

Apa saja tanda-tanda dan gejala enfeksi otak?

Penyakit infeksi otak sering menimbulkan tanda dan gejala yang serupa dengan flu ringan, misalnya demam dan sakit kepala.

Bahkan terkadang, gejalanya bisa menyerupai flu tapi dalam tingkat yang lebih parah.

Tak jarang, penyakit ini juga bisa menyebabkan pengidapnya susah berpikir, mengalami kejang-kejang, atau memiliki masalah dengan sistem indra tubuh.

Secara lebih lengkapnya, berikut berbagai gejala infeksi otak yang bisa berkisar dalam kategori ringan hingga berat:

Gejala infeksi otak ringan yang menyerupai flu, yakni:

- Demam
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Leher terasa kaku
- Nyeri pada otot atau persedian
- Kelelahan parah

Gejala infeksi otak yang lebih parah, yakni:

- Demam yang lebih tinggi, bisa mencapai di atas suhu 39 derajat Celcius
- Kebingungan
- Mengalami halusinasi
- Mengalami kejang-kejang
- Perubahan gerakan motorik tubuh yang menjadi lebih lambat
- Mudah marah
- Kehilangan kesadaran
- Sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia)
- Mengalami masalah dengan kemampuan berbicara dan mendengar
- Kehilangan kemampuan untuk merasakan atau kelumpuhan di area wajah dan tubuh
- Kehilangan kemampuan indra pengecap
- Perubahan mental, seperti linglung, mengantuk, disorientasi

Melly Goeslaw Marah Dirinya Jadi Bahan Tertawaan Pesta Kostum Halloween, Tegur Vidi Aldiano

Infeksi otak yang terjadi pada bayi dan anak-anak cenderung lebih sulit untuk dideteksi ketimbang pada orang dewasa.

Itu sebabnya, orangtua harus lebih waspada dan tidak menganggap remeh jika muncul satu atau lebih tanda dan gejala yang mencurigakan.

Jangan tunda untuk segera mengunjungi dokter, jika muncul satu atau lebih tanda dan gejala berikut pada buah hati Anda:

- Mual dan muntah
- Lebih sering menangis daripada biasanya
- Tangisan lebih susah untuk dihentikan, bahkan malah semakin menjadi-jadi ketika dihibur
- Kekakuan tubuh
- Muncul area lunak di kepala bagian tengah atas (fontanel)
- Nafsu makan menurun
- Mudah marah dan menangis

Bagaimana cara mengobati infeksi otak?

Perawatan infeksi otak bertujuan untuk mengendalikan infeksi dan komplikasi jangka panjang akibat demam.

Dokter biasanya akan mengajurkan pengidap ensefalitis untuk memperbanyak waktu istirahat serta minum banyak cairan.

Namun selain itu, pengobatan untuk memulihkan gejala bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

1. Konsumsi obat-obatan

Obat-obatan anti infeksi dapat digunakan untuk meredakan gejala ringan, seperti demam atau sakit kepala.

Obat-obatan juga dapat mencegah berkembangnya virus herpes di dalam tubuh.

Beberapa jenis obat antivirus yang bisa diminum yakni, acyclovir (Zovirax), ganciclovir (Cytovene), dan foscarnet (Foscavir). Pada beberapa kasus, obat kortikosteroid juga dapat digunakan untuk meredakan pembengkakan otak.

2. Perawatan pendukung

Pasien ensefalitis stadium berat yang dirawat di rumah sakit biasanya memerlukan beberapa perawatan pendukung, meliputi:

- Alat bantu pernapasan, yang disertai dengan pemantauan berkala fungsi jantung dan pernapasan.
- Infus atau cairan intravena, guna memastikan tubuh sudah mendapatkan asupan cairan yang optimal.
- Obat antiinflamasi, seperti kortikosteroid, untuk mengurangi pembengkakan pada tengkorak otak.
- Obat antikonvulsan, seperti fenitoin (Dilantin), untuk membantu menghentikan atau mencegah kejang.

3. Terapi pendukung atau tindak lanjut

Apabila kondisi ensefalitis yang dialami sudah mencapai tahap perkembangan komplikasi, beberapa terapi tambahan mungkin diperlukan.

- Terapi fisik, untuk membantu meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, serta koordinasi motorik tubuh.
- Terapi okupasi, untuk menunjang keterampilan dalam beraktivitas sehari-hari.
- Terapi wicara, untuk mengasah kembali fungsi koordinasi otot agar kemampuan bicara bisa kembali optimal.
- Psikoterapi, untuk mengasah kembali kemampuan berperilaku guna mengatasi perubahan kepribadian.

Kedubes Israel di Seluruh Dunia Resmi Ditutup, Aksi Mogok Kerja Dilakukan, Ini Penyebabnya

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Penyebab Alfin Lestaluhu Bek Timnas U-16 Meninggal Karena Infeksi Otak, ini Gejala & Cara Mengobati.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved