Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Buntut Guru Dibunuh Siswa, Pemerintah Tutup SMK Ichtius, dr Andi: Jangan Tangkap Tikus Bakar Lumbung

"Jangan hanya karena nila setitik rusak susu sebelanga, masalah ini disebabkan satu dua orang, jangan kemudian semua siswa jadi korban," kata dr Andy

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Maickel Karundeng
ryo noor/tribun manado
Buntut Guru Dibunuh Siswa, Pemerintah Tutup SMK Ichtius, dr Andi: Jangan Tangkap Tikus Bakar Lumbung 

TRIBUNMAMADO.CO.ID - Anggota DPRD Sulut, dr Fransiskus Andi Silangen mengatakan, penutupan sekolah yang dilakukan dinas pendidikan jangan sampai terkesan ibarat pepatah tangkap tikus bakar lumbung.

"Jangan hanya karena nila setitik rusak susu sebelanga, masalah ini disebabkan satu dua orang, jangan kemudian semua siswa jadi korban," kata legislator akrab disapa dr Andy kepada tribunmanado.co.id, Senin (28/10/2019).

Masih banyak siswa yang masih bisa didik. Penutupan sekolah juga akan mempenvgaruhi kebutuhan masyarakat sekitar.

Jika memang kajian harus dilakukan penutupan, maka jangan sampai melanggar hak siswa lain untuk mendapatkan pendidikan

"Ada alternatif dipindahkan ke sekolah lain, atau ikut paket C," kata dia.

Kalau paket C itu tinggal terserah siswa atau orang tua siswa untuk ambil alternatif itu, tapi yang wajib Dinas Pendidikan harus menfasilitasi sekolah ditutup, siswa pindah ke sekolah lain," ungkap Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut ini.

Jangan sampai sekolah ditutup, siswa malah terlantar tak dipenuhi haknya.

Ia mengatakan, selama hidup baru pertama kali mendapati ada kasus siswa menganiaya guru hingga tewas.

Sepertinya pendidikan tak lagi menanamkan budi pekerti

"Pendidikan cuma kecerdasan intelektual atau IQ, sementara spiritual (SQ), dan emotional (EQ) tidak terlalu diperhatikan," ungkap Politisi PDI Perjuangan ini.

Padahal, kasus ini muncul karena kurangnya budi pekerti, pendidikan emosional dan spiritual. "Ini yang perlu ditinjau ulang," katanya. (ryo)

BERITA TERPOPULER :

 TEKS Sumpah Pemuda dan 13 Tokoh Penting Atas Terciptanya Momen Bersejarah Pada 28 Oktober 1928

 Keluarga Ketua KPK Diteror: Kasus Buku Merah Akan Dilanjutkan

 Anak SD Ini Namanya Cuma Satu Huruf, Sang Ayah Bilang Punya Makna Filosofis

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved