Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Prabowo Menjadi Menteri Pernah Disebutkan Tiga Tahun Lalu oleh Seorang Santri di Hadapan Jokowi

Prabowo Subianto menjadi menteri ternyata sudah pernah disebutkan pada tiga tahun lalu oleh seorang santri. Hal itu terjadi di hadapan Presiden Jokowi

TRIBUNNEWS.COM/IRWAN RISMAWAN-YOUTUBE PRESIDEN JOKO WIDODO
Santri yang pernah meramal Prabowo akan jadi menteri Jokowi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Prabowo Subianto menjadi menteri ternyata sudah pernah disebutkan pada tiga tahun lalu oleh seorang santri. Hal itu terjadi saat Presiden Jokowi memintanya.

Santri yang menyebut Prabowo sebagai menteri yakni pemuda bernama Muhammad Askal Fikri (20). Berasal dari Kuripan Lor Gang 23, Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan jadi kenyataan.

Karena menyebut nama-nama menteri pada tiga tahun silam, Fikri mendapatkan hadiah dari Presiden Jokowi.

Saat itu santri yang menuntut ilmu di Pondok API Tegal Rejo Malang menyebut tiga nama yakni Megawati Soekarnoputri, Ahok, dan Prabowo sebagai menteri.

Walau jawaban yang diberikan Fikri salah mengenai menteri, Presiden Jokowi tetap memberikan hadiah sepeda.

Dua tahun berlalu, tak disangka ucapan Fikri yang spontan dikatakan itu menjadi kenyataan.

Diketahui, Prabowo Subianto sudah resmi menjadi Menteri Pertahanan sejak Rabu (23/10/2019).

Mohammad Askal Fikri
Mohammad Askal Fikri (Kolase Tribun Manado/TribunJateng/Budi/Youtube)

Fikri mengakui saat itu dirinya hanya spontan menjawab.

"Saya hanya spontan menjawab karena grogi, aslinya saya tidak tahu jabatan mereka. Karena waktu di pondok saya tidak pernah menonton televisi," ujarnya melansir dari Tribunjateng.com, Jumat (25/10/2019) siang.

Sebuah video juga memperlihatkan kala Fikri melihat dirinya sendiri 3 tahun lalu.

Ia mengaku masih malu saat mengingat momen pertemuannya dengan Presiden Jokowi.

"Malu sebenarnya, tapi saya mengambil hikmah dari pertemuan itu. Bagi saya yang terpenting berani dulu untuk maju, karena banyak santri tak berani maju saat Presiden meminta sejumlah santri untuk menjawab pertanyaan," paparnya.

Kini, Fikri tak lagi menuntut ilmu di pondok pesantren karena terkendala ekonomi keluarga.

Fikri membantu menyokong kebutuhan keluarga dengan bekerja di tempat pembuatan kain tenun.

Meski sudah tak menjadi santri di ponpes tersebut, Fikri terus belajar.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved