VIVA Akan Tiru Bisnis Walt Disney Studios: BEI Dekati Lima BUMN Agar IPO 2020

Sedangkan yang lainnya adalah pengembangan properti intelektual seperti yang dilakukan Disney. "Sepertinya kami akan fokus di intellectual property," kata Anindya ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (24/10).

Hak kekayaan intelektual lebih mengacu pada proses kreasi, seperti pada penemuan dan pengembangan karya seni, nama, tokoh, dan desain. Karena itu, Anindya menjelaskan VIVA ikut mengembangkan program Mixed Martial Arts (MMA) OnePride atau pun One Prix Moto GP.

Selain itu, melalui Bakrie Global Ventura, anak usahanya, VIVA melakukan investasi di Bumilangit Studios. Ini adalah studio yang memproduksi tokoh-tokoh kepahlawanan lokal.

Salah satu yang cukup dikenal adalah Gundala yang filmnya digarap Sutradara Joko Anwar. Tahun depan, akan ada setidaknya dua film superhero lagi.

Menurut Anin, kondisi ekonomi saat ini berdampak ke bisnis media televisi tak berbayar. Awalnya, dia mengira bisnis melambat lantaran ada pemain digital yang masuk.

Namun ternyata, bisnis melambat karena konsumsi domestik turun. "Ke depannya, kalau tidak ada diversifikasi, susah," Anindya.

Pada semester I-2019, VIVA mengalami rugi Rp 233,32 miliar. Rugi ini dipicu penurunan pendapatan sebesar 13,87% yoy dari Rp 1,37 triliun menjadi Rp 1,18 triliun.

Sejatinya, VIVA telah merugi sejak 2018. Laporan keuangan menunjukkan, VIVA merugi hingga Rp 1,10 triliun pada akhir 2018.

VIVA mengalami rugi setelah pada 2017 lalu laba mengalami penurunan. Perusahaan ini mencatat laba Rp 209,68 miliar, turun 56,04% dari realisasi di 2016.(Benedicta Alvinta Prima/Ika Puspitasari)