Sulawesi Utara
Surya Tjandra Jadi Wakil Menteri, Jurani Rurubua : Kami Kader PSI Bangga
Komitmen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap penyandang disabilitas (Difabel) terus dibuktikan.
Penulis: Siti Nurjanah | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID - Komitmen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap penyandang disabilitas (Difabel) terus dibuktikan.
Setelah mengusung sejumlah kaum difabel menjadi calon legislatif pada Pemilu Serentak 2019 lalu, kini partai yang dipimpin Grace Natalie ini mengusulkan salah satu kaum difabel ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Wakil Menteri (Wamen).
Dia adalah Surya Tjandra.
Surya adalah salah satu kader PSI dari kaum difabel dengan disabilitas daksa polio di kaki kirinya sejak berusia 6 bulan.
Ia sebelumnya sempat maju menjadi salah satu caleg di daerah pemilihan Jawa Timur 5 atau wilayah Malang Raya yang mencakup Kota dan Kabupaten Malang.
Hari ini Surya Tjandra diterima Jokowi dengan mengangkat dan melantik kader PSI ini menjadi wakil menteri (Wamen) Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN mendampingi Menteri Sofyan Djalil.
Terkait hal itu, Srikandi PSI Jurani Rurubua memberikan apresiasi kepada Surya Tjandra yang terpilih menjadi Wamen.
Dirinya sangat bangga kepada Surya Tjandra.
“Kami kader PSI bangga bro Surya (sapaan akrab Jurani kepada Surya Tjandra) menjadi Wamen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN,” ujar Jurani Rurubua, legislator Manado.
Menurut sekretaris Fraksi Golkar itu, Surya merupakan sosok figur pintar, cerdas dan handal.
“Saya berterima kasih kepada Tuhan, yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk berkarya demi Negara ini. Beliau (Surya) sangat pintar, seorang Lawyer handal yang pernah masuk Capim KPK bahkan juga pernah menjadi ketua Tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla tahun 2014,” jelasnya.
Meski seorang penyandang difabel, menurut Jurani, Surya tak bisa dipandang sebelah mata.
“Bro Surya adalah salah satu panutan saya, karena sekalipun beliau lahir dari keluarga kurang mampu, dan difabel, akan tetapi berhasil menyelesaikan S1 nya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, S2 di Warwick University, Inggris; dan S3 di Leiden University,” bebernya.
Legislator Dapil Singkil-Mapanget ini mengaku salut dengan keputusan PSI memilih dan mengusulkan seorang kaum difabel untuk menjadi Wamen.
“Saya juga salut dengan Keputusan PSI memilih beliau. Penghargaan PSI kepada kaum difabel membuat saya merasa bangga bahwa PSI benar-benar peduli dan tidak melihat fisik seseorang, Namun integritas lah yang paling utama,” katanya.