Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PDIP Hormati Pro Jokowi Bubar: Kecewa Lantaran Prabowo Subianto

PDIP menghormati keputusan ormas Pro Jokowi (Projo) yang akhirnya pamitan membubarkan diri karena kecewa

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Wikipedia/Projo Budi Arie Setiadi
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – PDIP menghormati keputusan ormas Pro Jokowi (Projo) yang akhirnya pamitan membubarkan diri karena kecewa atas penunjukan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. PDIP pun menghormati keputusan Projo.

Bangun Kesadaran Berkendara Driver Ojol, Grab dan Yamaha Adakan Safety Riding Class

"Mereka itu teman-teman kami. Cukuplah bila kami menyampaikan rasa hormat atas sikap dan putusan mereka," kata politikus PDIP Hendrawan Supratikno kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).

Menurut Hendrawan, politik adalah seni kemungkinan. Hendrawan mengatakan yang terpenting adalah deal-deal politik yang dilakukan itu untuk kepentingan bangsa. "Politik memang 'the art of possible'. Yang penting semua deal politik dibangun di atas fondasi kepentingan masa depan bersama sebagai suatu negara bangsa," ujar Hendrawan.

Sebelumnya, Projo, yang selalu di belakang Jokowi, berpamitan. Penyebabnya pun mulai kelihatan. "Ya karena tidak dibutuhkan lagi," kata Ketum Projo Budi Arie Setiadi saat ditanya penyebab ormas relawan Jokowi ini pamitan, dalam pembicaraan dengan wartawan, Rabu (23/10).

Projo kecewa lantaran Prabowo Subianto, yang menjadi lawan pada Pilpres 2019, bergabung ke dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan. "Ada kekecewaan soal Prabowo jadi Menhan, mengingat Prabowo rival yang cukup keras waktu itu.

Kita bertarung cukup keras, tapi sekarang menjadi Menhan," ujar Sekretaris Jenderal Projo, Handoko, dalam konferensi pers di kantor DPP Projo, Jl Pancoran Timur Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (23/10).

Handoko mengatakan kekecewaan itu dirasakan oleh para relawan Projo. Menurutnya, keputusan Jokowi memilih Prabowo sebagai Menhan menjadi realitas politik yang sulit diterima.

Terkait Penenggelaman Kapal, Menteri KKP Edhy Prabowo: Kalau Harus Dilakukan, Kenapa Takut?

Puluhan simpul relawan Gerindra kecewa

Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Partai Gerindra Habiburokhman mengakui, banyak relawan pendukung Gerindra yang awalnya kecewa dengan keputusan Prabowo Subianto bergabung ke koalisi Pemerintahan Joko Widodo.

Namun, setelah ada penjelasan dari partai, para relawan akhirnya bisa memahami. "Puluhan simpul relawan dari berbagai kota pada awalnya teman-teman memang kecewa, tetapi setelah dijelaskan, setelah komunikasi dengan saya, artinya mereka bisa memahami Pak Prabowo sebagai pemimpin kalau kita jadi menteri," kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).

Habiburokhman menyamakan situasi yang Prabowo dan Gerindra alami saat ini dengan kondisi ketika Gerindra hendak mengusung Anies Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Kala itu, Anies mendapat penolakan besar dari relawan Gerindra karena sepak terjangnya pada Pemilu 2014 yang kerap "menghajar" Prabowo.

"Bahkan (Anies Baswedan) salah satu orang yang paling menjengkelkan bagi para pendukung Pak Prabowo ketika di 2014," ujar Habiburokhman.

Tapi, atas pertimbangan Prabowo saat itu, Gerindra mantap mengusung Anies. Lewat Pilkada DKI 2017, Anies terpilih sebagai Gubernur DKI.

Habiburokhman menilai, wajar jika saat ini muncul kekecewaan dari para relawan. Tetapi, ada tugas penting yang harus Prabowo emban untuk mendukung pembangunan bangsa.

"Kita paham Pak Prabowo tidak akan mencelakakan negara ini, tidak akan mencelakakan pendukung 02, tidak akan mencelakakan Partai Gerindra. Apa pun keputusan yang diambil sudah dengan keputusan yang matang," kata Habiburokhman.

Volume Transaksi Kartu Debit GPN Tembus Rp 5,17 T, Naik 21 Persen Dibanding Tahun Lalu

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved