Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Istri Ungkap Pesan Terakhir Guru SMK Ichthus Manado yang Meninggal Ditikam Siswanya

Alexander Werupangey (54) ditikam FL (16) gara-gara menegur karena merokok, Senin (21/10/2019). siang.

Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Aldi Ponge
KOLASE TRIBUN MANADO/ANDREAS RUAUW
Foto Guru SMK Ichthus Manado dan Istrinya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Silviani Walalangi (48) Istri Alexander Werupangey yang meninggal ditikam siswa mengungkapkan pesan terakhir suaminya.

Alexander Werupangey (54) ditikam FL (16) gara-gara menegur karena merokok, Senin (21/10/2019). siang.

Alexander merupakan guru agama, bimbingan konseling, dan olahraga di SMK Ichthus.

Warga Desa Sasaran, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara sempat dilarikan ke rumah sakit Auri, dan dirujuk ke RSUP Prof Kandou Manado. Namun, meninggal dunia pada Senin pukul 20.45 Wita.

Jenazah korban dimakamkan di Pekuburan Umum Kelurahan Sasaran, Minahasa pada Rabu (23/10/2019)  pukul 17.00 Wita.

Silvia Walalangi, Istri Korban mengungkapkan suaminya tidak pernah membentak istrinya sepanjang menjalani empat tahun pernikahan.

"Ia hanya menegur saya secara halus walaupun saya sudah berbuat suatu kesalahan," kenangnya.

Sosok Alexander Werupangkey, Guru SMK Ichthus Manado Tewas Ditikam Siswanya Gara-gara Tegur Merokok

Silvia saat ditemui itu tampak berada di samping peti jenazah sembari menatap suaminya.

Tampak di pipinya ada bekas linang air mata. Namun tatapan matanya menunjukan sikap tegar demi menyambut para tamu yang datang melayat.

"Kamu itu istri dari seorang hamba Tuhan (pendeta), kamu harus menjadi teladan, dan itulah yang menjadi kata-kata dari suami saya sebelum ia menghembuskan napas terakhir," ujarnya.

Dia menambahkan korban dikenal sangat baik, sikapnya tidak pernah berubah. Alex figur yang pengasih dan penyayang.

"Saya dan suami tidak pernah terpisahkan walaupun rumah kami berada di Sasaran dan Malendeng. Kami sepakat dari Senin sampai Jumat kami tinggal di Sasaran, sedangkan weekend kami tinggal di Malendeng karena disaat itu waktu kami untuk jalan-jalan ke mall," tutup Silvia. 

Sosok Alexander

Diberitakan sebelumnya, Sosok Alexander dikenal baik di mata masyarakat di Kelurahan Sasaran.

Korban merupakan sosok ramah dan rajin beribadah. 

Alexander dikenal oleh murid-murid SMK Ichtus sebagai guru yang baik.

Dalam mengajar mapel penjaskes, ia seringkali mengajari murid-murid olahraga voli.

Dalam mengajar Agama Kristen pun, seringkali menjelaskan dengan baik dan tidak galak.

Alex juga dikenal suka menyapa murid-muridnya.

Alexander, dikenal baik, pendiam dan suka khotbah oleh keluarga.

9 FAKTA TERBARU Guru SMK Ichthus Tewas Ditikam Siswanya: Kelakuan Tersangka hingga Penjelasan Polisi

Herri Pangkey, adik korban, mengungkapkan Alex merupakan anak ke-3 dari 9 bersaudara

Selain mengajar di SMK Ichtus, Alex juga merangkap jadi dosen di Institut Agama Kristen Negeri.

Ia juga merupakan seorang pendeta.

Istrinya Silvia Nani Walalangi bekerja sebagai PNS.

Anaknya, Ais Pangkey, berkuliah di UNPI Gereja Imanuel Semester 1.

"Dia orang yang baik, pendiam, dan tak pernah berkelahi. Ia juga tak pernah kasar, ketika adik-adiknya berbicara ia hanya tersenyum saja dan berkhotbah," ungkap salah satu adik iparnya.

Hendak Study Tour ke Singapura

Alexander ternyata hendak pergi ke Singapura

"Terakhir ketemu Jumat (18/10), beliau menunjukkan surat imigrasi katanya mau ke Singapura," ungkap Wakil Kepala Sekolah SMK Ichthus, Nevita Wantania.

Menurut Nevi, Alexander dan teman-teman dosen Institut Agama Negeri Manado (STAKN) akan mengikuti study tour selama dua minggu.

"Saya sempat bilang, jangan lupa oleh-olehnya," kata Nevi saat ditemui di SMK Ichthus.

Selain menjadi guru di sana, Alexander juga berprofesi sebagai dosen di beberapa universitas seperti STAKN dan Universitas Negeri Manado.

"Pak Alex itu juga orang yayasan dan dia pendeta di persekutuan," tambahnya, Selasa (22/10/2019).

5 Fakta di Balik Penikaman Guru SMK Ichthus Manado oleh Siswanya, Kronologi hingga Dipengaruhi Miras

Alexander sendiri dikenal sebagai sosok yang baik di sekolah.

Menurut Nevi, Alexander sering memberikan pembinaan firman kepada para guru dan ucapannya selalu teologis.

Cara mengajar pria yang tinggal di Desa Sasaran, Tondano Utara tersebut sama seperti guru pada umumnya.

"Beliau mengikuti kurikulum yang ada dan hasilnya baik," jelas Nevi.

Perasaan duka cita tampak terlihat dari raut wajah Nevi saat bercerita.

"Saya merasa sangat sedih Pak Alex pergi dengan tragis," katanya dengan nada getir.

Lurah Sasaran, Dhanni Paat mengatakan, terakhir bertemu almarhum saat ulang tahun istrinya Silvia Walalangi pada September yang lalu.

"Memang, pasangan ini belum dikaruniai anak karena usia perkawinan mereka yang masih berumur dua tahun. Namun hubungannya dengan keluarga sangat baik," ungkap Dhanny.

"Karena beliau begitu menyayangi keluarganya, ia pun hampir tiap hari pulang pergi Tondano-Manado," lanjutnya.

"Menurut informasi yang kami terima mungkin akan disemayamkan satu malam di Kelurahan Malendeng, nanti rencananya Rabu jenazahnya datang, jadi ibadah pemakaman Kamis," ungkap Kepala Desa.

Kronologi Versi Polisi

Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel, mengatakan, bahwa kasus ini sedang ditangani Polresta Manado.

"Jadi, kronologis kejadian ini, berawal, Senin (21/10/2019) pagi, tersangka FL (16) warga Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulut, dan satu temannya terlambat masuk sekolah," kata Bawensel.

Lanjutnya, tersangka dan temannya itu diberi sanksi untuk menanam bunga di plastik.

"Setelah selesai melaksanakan sanksi, mereka berdua duduk di halaman sekolah, sambil merokok," ucap Kapolresta.

Katanya, perilaku ke dua siswa itu, dilihat oleh korban yang merupakan guru agama mereka.

"Disitulah, korban menegur tersangka dan temannya agar tidak merokok," ujarnya.

Lanjutnya, teguran dari korban, tidak diterima tersangka. Sehingga, siswa kelas dua itu, pergi ke rumahnya mengambil pisau.

"Saat tersangka kembali ke sekolah, dia bertemu dengan korban yang saat itu sudah berada di atas sepeda motor," ucapnya.

Dijelaskan Kapolresta, seketika, tersangka langsung menikam korban berulang kali.

Kombes Pol Benny Bawensel mengatakan tersangka FL (16) saat ini sudah dijebloskan dalam sel tahanan Polresta Manado.

Diungkapkan Bawensel, memang tersangka di bawah umur. Namun untuk proses hukum, pihaknya mengenakan KUHP pasal 340 terhadap tersangka.

"Dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau maksimal penjara seumur hidup," tegas mantan Kapolres Minsel ini.

Sosok Tersangka

Ali, teman sekelas tersangka mengatakan FL adalah murid yang biasa saja.

Menurutnya, FL jarang masuk ke sekolah.

Ali tidak ingat, apakah FL masuk atau tidak saat ujian yang digelar beberapa minggu lalu.

Ali berkata, FL terlihat jarang bergaul dengannya atau pun teman sekelas yang lain.

FL hanya sering bergaul dengan temannya yang berinisial O.

Dia yang ikut minum-minum bersama pelaku sebelum terjadi penusukan.

Katharina Lapagu, Kepala SMK Ichthus mengungkapkan Tersangka FL berasal dari keluarga yang "broken home".

FL hanya tinggal berdua bersama omanya.

Kepala SMK Ichthus Katharina Lapagu mengatakan, pelaku yang masih kelas dua jurusan pertanian.

"Anaknya baik, tidak pernah melakukan masalah sebelumnya, "kata Katharina. (Andrew Ruauw/Ald)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved