Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ini Lebihnya Jadi Wakil Jokowi, Bersama SBY Ada Pembagian Porsi Wapres, Jusuf Kalla Beber Rahasia

Menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla berbincang bebas dan terbuka saat diundang di acara Mata Najwa

Editor: Aswin_Lumintang
Kolase TribunNewsmaker - Kompas.com
SBY, Jusuf Kalla, dan Jokowi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA -  Menjelang berakhirnya masa jabatan sebagai Wakil Presiden, Jusuf Kalla berbincang bebas dan terbuka saat diundang di acara Mata Najwa pada Rabu 16 Oktober 2019.

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memimpin sidang terakhir kabinet di Istana Negara Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memimpin sidang terakhir kabinet di Istana Negara Jakarta, Kamis (3/10/2019). (antara)

Pada acara itu, Jusuf Kalla diberi beberapa pertanyaan tentang masa pemerintahan.

Diketahui, Jusuf Kalla telah menjabat sebagai wakli presiden dua kali.

Pertama di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di tahun 2004-2009.

Sedangkan mendampingi Jokowi pada tahun 2014-2019.

Kini masa jabatan Jusuf Kalla pun akan segera berakhir.

Di acara Mata Najwa, Jusuf Kalla pun sempat mendapatkan pertanyaan mengenai jabatannya sebagai wakil presiden.

Najwa Shihab sempat menanyakan lebih enak mana menjabat sebagai wapres di era SBY atau Jokowi.

Jusuf Kalla pun memberikan jawaban blak-blakannya di acara Mata Najwa.

Jokowi, Jusuf Kalla dan SBY (kolase Kompas.com/Tribunnews)

Jabat Wapres 2 Kali

Tanggal 20 Oktober 2019 masa jabatan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI bakal digantikan oleh Maruf Amin sebagai Wapres terpilih periode 2019-2014.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla membesuk Ani Yudhoyono istri presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sedang menjalani perawatan karena sakit di rumah sakit di University Hospital Singapura, Minggu (03/03/2019).
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla membesuk Ani Yudhoyono istri presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sedang menjalani perawatan karena sakit di rumah sakit di University Hospital Singapura, Minggu (03/03/2019). (Tribunnews.com)

Berakhirnya masa jabatan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI ini tinggal hitungan jari.

Dua kali menjabat sebagai Wakil Presiden yakni di era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) dan Presiden Jokowi periode pertama,  Jusuf Kalla mengungkapkan kesan-kesannya menjadi orang nomor dua di pemerintahan RI.

Muhammad Jusuf Kalla diketahui sudah menjabat Wakil Presiden selama 2 periode, mulai dari periode 2004-2009 dan 2014-2019.

Pada periode 2004-2009, Jusuf Kalla mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).

Sempat jeda 5 tahun Jusuf Kalla kembali maju menjadi Wakil Presiden bersama Joko Widodo selama 2014-2019.

Ketika menjadi narasumber di acara Mata Najwa, Najwa Shihab penasaran akan peredaan kesan JK selama menjadi Wakil presiden mendampingi SBY dan Jokowi.

"Yang jelas Pak JK itu menjadi Wakil Presiden 2 kali. Perbedaan paling signifikan yang bapak rasakan, orang nomor dua sekarang saat bersama Pak Jokowi dan orang nomor dua ketika dulu (bersama SBY)?" tanya Najwa Shihab.

Ditanya seperti itu, Jusuf Kalla mengatakan tidak ada banyak perbedaan di zaman pemerintahan SBY dan Jokowi

"Tidak banyak berbeda," ujar Jusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, setiap pemimpin ini memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda.

"Cuma semua pemimpin itu punya gaya kepemimpinan yang berbeda," ucap Jusuf Kalla

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berjalan bersama di pusat perbelanjaan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/12/2018).(Istimewa) (Kompas.com/Ist)

Jusuf Kalla menegaskan bahwa menjabat sebagai Wakil Presiden ini adalah harus bekerja dengan baik dan mampu menyelesaikan masalah bersama presiden.

"Pada prinsipnya, ya bekerja bekerja dnegan baik. Ikhlas, menyelesaikan persoalan, cari solusi. Dan juga harus tampil jika ada masalah bersama presiden," ungkapnya.

"Jadi, menjadi orang nomor dua itu memang ada seninya ya?" tanya Najwa Shihab.

"Iya ada," jawab Jusuf Kalla.

Lantas, Najwa Shihab bertanya soal sadar posisi dan porsi antara presiden dan Wakil Presiden.

"Harus sadar posisi dan berbagi porsi gitu pak?" tanya Najwa Shihab.

Ketika ditanya seperti itu, Jusuf Kalla lantas membandingkan ketika dirinya bersama SBY dan Jokowi.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbincang dengan Jusuf Kalla di Rumah Dinas wakil Presiden, Selasa (1/11/2016). (Tim Dokumentasi Jusuf Kalla)

Menurutnya, soal pembagian porsi ada ketika zaman SBY.

Namun ketika bersama Jokowi, JK tak melihatnya. Justru dirinya dan Jokowi ini menganut asa kebersamaan.

"Dulu iya (bagi porsi), sekarang berbagi kebersamaan," ungkap Jusuf Kalla.

JK kemudian memaparkan prinsip yang selalu ia anut ketika menjadi Wakil Presiden.

"Wakil itu harus tahu prinsip pokoknya, satu langkah di belakang, satu tone lebih rendah," tegas Jusuf Kalla.

"Itu rumusan? Kalau melanggar rumusan itu bahaya?" tanya Najwa Shihab lagi.

"Akan menimbulkan masalah, bisa terjadi krisis kepemimpinan nanti," ujar Jusuf Kalla.

"Pernah ada masa-masa pak JK ingin sedikit lebih keras suara tapi tahu?" cecar Najwa Shihab lagi

"Tentu ada momen-momen seperti itu," jawab JK.

Najwa Shihab saat berbincang dnegan Jusuf Kalla singgung SBY dan Jokowi (youtube Najwa Shihab)

"Tapi saya selalu bisa mengetahui posisi," tambahnya meski tak menyebutkan kisah-kisah tersebut

"Semua wakil Gubernur, wakil Bupati, semua harus tahu seperti itu," tegasnya

"Pernah ada cerita pecah mereka kongsi, karena mereka tidak sadar posisi?" tanya Najwa Shihab

"Tidak boleh ada dua matahari?" tanya Najwa Shihab lagi

"Tidak boleh," tegas JK.

Kemudian, Jusuf Kalla mengalami suatu peristiwa dimana dirinya ketika menjabat sebagai Wakil Presiden pernah dibilang hanya ban serep.

Saat itu, JK bersatus Wakil presiden mendampingi SBY.

Ketika disebut 'ban serep' itu, JK dengan tegas membantahnya.

"Sering orang di tahun 2004, menyatakan saya tidak membantu presiden itu salah. Tugasnya Wapres itu membantu presiden. Kalu tidak bekerja, tidak membantu, berarti tidak menjalankan tugas

Jadi banyak orang salah sangka dikira wapres itu jadi ban serep. Padahal tugas Wapres itu membantu presiden. Kalau tidak aktif membantu bukan wakil namanya," tegas Jusuf Kalla.

"Jadi (Wapres) bukan hanya ban serep?" tanya Najwa Shihab.

"Tidak," tegas Jusuf Kalla.(TribunNewsmaker/*)

Editor: Desi Kris
Sumber: Tribunnewsmaker.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved