Gereja Katolik
Gereja Katolik Resmikan 5 Orang Kudus Baru, Satu di Antaranya Warga Awam Bekerja sebagai Penjahit
Paus menyebut kelima orang kudus sebagai “Luci Gentili” atau “Cahaya yang baik di tengah kegelapan dunia”.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Paus Fransiskus memimpin kanonisasi lima tokoh sebagai orang kudus dalam perayaan Ekaristi pada Minggu (13/10/2019) di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Empat di antaranya adalah kaum religius, yakni Kardinal John Henry Neuman, Suster Giuseppina Vannini, Suster Mariam Thresa Chiramel Mankidiyan, dan Suster Dulce Lopes Pontes.
Adapun seorang lagi tergolong warga awam yang bekerja sebagai penjahit, yakni Margarita Bays.
Paus mengumumkan kanonisasi kelima tokoh tersebut di hadapan hadapan 50 ribu-an umat yang hadir.
Ia menyebut kelimanya sebagai “Luci Gentili” atau “Cahaya yang baik di tengah kegelapan dunia”.
Mengutip warta Mirifica.net, Selasa (15/10/2019), Paus menyebut para orang kudus itu berjalan di jalan iman, mengatasi segala cobaan yang sulit, memberi diri dalam hidup doa dan membantu sesama yang paling membutuhkan, sambil sepanjang hidupnya mencari kebenaran yaitu Yesus sendiri.
Paus mengungkapkan bahwa kelima orang kudus tersebut menampilkan wajah gereja yang mampu hidup di wilayah pinggiran eksistensial dunia; Gereja yang dialami sebagai rumah sederhana dan gereja suci dalam hidup sehari-hari.
Dalam khotbahnya Paus merenungkan Injil Lukas tentang sepuluh orang kusta dan menggarisbawahi tiga tindakan penting dari tokoh orang kusta dalam kitab suci yaitu: berseru, berjalan dan berterima kasih.
• Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Bertemu Paus di Vatikan, Ini yang Disampaikannya
Berseru
Paus menyebut, orang-orang kusta berseru kepada Yesus karena penyakit yang diderita dan karena mereka terkucil-terbuang. Mereka tidak membiarkan diri tidak berdaya karena dijauhi masyarakat.
Mereka berseru kepada Tuhan yang tidak mengucilkan siapapun. Jarak diperpendek, kesepian diatasi, bukan dengan mendekat pada diri sendiri, tetapi dengan berseru kepada Tuhan, yang “mendengar seruan orang-orang yang kesepian”.
“Kita juga perlu disembuhkan,” lanjut Paus Fransiskus, “Disembuhkan dari ketidakpercayaan pada diri sendiri, dalam hidup saat ini, di masa depan; disembuhkan dari ketakutan dan kejahatan yang memperbudak kita, dari introversi (perhatian hanya pada diri sendiri terus-menerus), juga dari kecanduan dan keterikatan kita pada game, uang, televisi, ponsel, dan dengan apa yang dipikirkan orang lain”.
“Tuhan membebaskan dan menyembuhkan hati kita bahkan hanya dengan berseru kepadaNya” kata Paus Fransiskus.
• Cerita Fahri Hamzah Ditawari Jokowi Jadi Dubes, Ingin Jadi Dubes Arab & Vatikan, Semua Malah Tertawa
Orang-orang kusta memanggil Yesus dengan namaNya, sebuah nama yang berarti “Allah menyelamatkan”. Memanggil seseorang dengan namanya adalah sebuah tanda kepercayaan.
Paus mengingatkan: “Begitulah iman tumbuh, melalui doa yang penuh kepercayaan; Doa adalah Pintu Iman; Doa adalah obat untuk hati”.