News
Pertemuan Jokowi dengan SBY dan Prabowo, Sinyal Apakah yang Terbaca? Ini Kata Pengamat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto lakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto lakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo bertemu dengan dua pimpinan partai non- koalisi.
Pertemuan digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (10/10/2019) dan hari ini, Jumat (11/10/2019).
Jokowi bertemu SBY pada Kamis kemarin, dan bertemu Prabowo pada hari ini.
Seusai bertemu SBY, Jokowi mengakui, pertemuannya dengan Presiden ke-6 RI itu sudah lama direncanakan.
Salah satu yang dibahas adalah mengenai peluang Demokrat bergabung di kabinet.
Sementara, seusai bertemu Jokowi, Prabowo menyatakan Gerindra siap membantu pemerintahan Jokowi.
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
Baca: Bos Pelaku Penikaman Wiranto Ternyata Telah Ditangkap Densus 88 Beberapa Minggu yang Lalu, ISIS?
Baca: Gerak-gerik Pelaku Perempuan Sebelum Beraksi Serang Wiranto, Pura-pura di Dekat Polisi
Baca: Perbedaan Menopause Pria dan Wanita, Tanda-tandanya bagi Laki-laki
Sinyal apa yang disampaikan Jokowi melalui pertemuan dengan SBY dan Prabowo?
Rangkul semua pihak
Pengamat politik dari Universitas Indonesia Aditya Perdana mengatakan, langkah Jokowi merupakan bentuk komunikasi politik yang menunjukkan bahwa ia mampu merangkul semua pihak.
Pertemuan dengan kedua pemimpin partai ini juga bagian dari upaya Jokowi merangkul kelompok di luar pendukungnya untuk menjadi bagian dari kabinet barunya bersama Ma'ruf Amin.
"Pembicaraan dengan di luar koalisi ini bisa jadi tentang ditawarkan atau menawarkan diri untuk bergabung dengan kabinet. Jadi, kita harus jeli juga melihat kondisinya," kata Aditya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2019).
Namun, ia berpandangan, demokrasi Indonesia juga memerlukan keseimbangan.
"Pihak oposisi juga harus dikasih kesempatan untuk tidak perlu masuk dalam pemerintahan," ujar dia.
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Di sisi lain, Aditya menganggap, Jokowi juga tengah membangun dukungan dari kelompok lain tanpa mengesampingkan partai yang selama ini mendukungnya.
"Saya merasa tantangan Jokowi di kabinet kedua ini adalah kemampuannya untuk menunjukkan sikap mandiri dalam menyatakan sikap politik tanpa ada ikatan kuat dengan koalisi meski tidak mudah dilakukan," kata dia.
Meski demikian, menurut dia, di dalam sistem pemerintahan presidensial, Jokowi punya kesempatan untuk muncul secara independen tanpa ikatan dengan partai koalisi.
"Tapi ke depannya kita tidak tahu apa yang terjadi karena bukan hal yang mudah bagi Jokowi untuk mencari keseimbangan itu," ujar Aditya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca: Lea Simanjuntak Memilih Rambut Pendek Sejak 2014, Ini Alasannya
Baca: Video, Detik-detik Sosok Pelaku Sebelum Menyerang Wiranto Terekam Mondar-mandir di Belakang Mobil
Baca: Hasil Kualifikasi Piala Dunia - Timnas Jepang dan Korea Ciptakan 14 Gol
SUBSCIBE YOUTUBE CHANNEL TRIBUN MANADO OFFICIAL