Berita Manado
Kisah Anisa, Pedagang Cabai yang Langganan Diusir Pihak Pasar
Anisa merupakan salah seorang pedagang cabai di Pasar Bersehati Manado, Sulawesi Utara, yang sering diusir pihak penertiban pasar.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNMANADO.CO.ID - Anisa merupakan salah seorang pedagang cabai di Pasar Bersehati Manado, Sulawesi Utara, yang sering diusir pihak penertiban pasar.
Hal ini lantaran ia merupakan salah seorang pedagang yang tidak memiliki izin di pasar tersebut.
"Saya suka diusir karena tidak boleh berjualan di sini," kata ibu tiga orang anak ini, Selasa (08/10/2019).
Lapaknya sendiri terletak di sisi kiri jalan tidak jauh dari area masuk kendaraan Pasar Bersehati.
Wanita yang sudah berjualan cabai lebih dari 15 tahun ini hanya menggunakan sebuah payung tenda berwarna oranye dan meja berukuran sekira 80x50cm.
"Sudah lama sekali saya berjualan di sini, sejak awal selalu di Pasar Bersehati," katanya.

Ia biasa berjualan dari pukul 04.00 - 20.00 Wita bergantian dengan suaminya, Hamsah.
"Suami biasanya pagi mempersiapkan dagangan dan jualan sampai pukul 08.00 Wita, gantian saya sampai Isya, lalu gantian suami lagi sampai tutup," tambahnya.
Pendapatan yang diperolehnya pun tak menentu, jika harga cabai tinggi ia bisa membawa pulang uang jutaan.
"Kalau harga tinggi bisa sampai jutaan, tapi kalo biasa cuma ratusan," tutur wanita berjilbab itu.
Anisa menyebutkan bahwa lapaknya biasa ramai saat hari Minggu, karena pada hari biasa pasar sepi pengunjung.
Wanita kelahiran Gorontalo ini biasa membawa 30 kilogram cabai ke pasar pada hari biasa dan 50-60 kilogram cabai pada hari Minggu.
"Saya ambil dari pengepul di Gorontalo," ujarnya.
Hasil penjualannya digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan menyekolahkan ketiga anaknya.
Anak pertamanya saat ini berusia 18 tahun, anak kedua 15 tahun, dan anak bungsunya berusia 13 tahun.
Meski sering diusir pihak pasar, Anisa sudah merasa nyaman berjualan di sisi luar bangunan Pasar Bersehati.
Saat ini harga cabai rawit merah sedang melonjak tinggi dari Rp 20ribu per kilogram jadi Rp 120ribu per kilogram.
Meski demikian, Anisa menyebutkan kalau hal tersebut tidak akan mempengaruhi jumlah pembeli yang datang ke lapaknya.
"Berapa pun harganya warga tetap butuh cabe, makan kalau tidak pake cabai itu tidak akan sedap," tegasnya.
Ia berharap harga cabai bisa cepat kembali normal, karena ia merasa kasihan kepada para pembeli.
(Tribunmanado.co.id/Paschalis Serty)
BERITA TERPOPULER :
Baca: Selebritis Pria Indonesia yang Lakukan Maternity Photoshoot, Siapa Saja?
Baca: Sujud di Kaki Ibunya yang Seorang Pemulung, Ratu Kecantikan Ini Viral hingga Terungkap Masa Lalunya
Baca: Tak Diekspos, Rumah Lain Barbie Kumalasari Bikin Uya Kuya dan Sejumlah Artis Kaget
TONTON JUGA :