Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

KISAH Indi, Gadis Panggilan yang Mangkal di TKB, Pegang Botol dengan Pandangan Liar Cari Pelanggan

Banyak fakta pun terungkap dari pengakuan mereka. Seperti dari pengakuan seorang pekerja dunia malam bernama Indi.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
IST
Ilustrasi (orang dalam foto ini bukan orang yang dimaksud dalam berita) 

BERITA POPULER:

Baca: Bebby Fey Blak-blakan Soal Sosok Pria Cium Area Sensitifnya dalam Video, Bukan Atta Halilintar

Baca: Beredar Informasi Ahok Diangkat Jadi Dewan Pengawas KPK: Musnahkan Kelompok Taliban

Baca: Emas Bermunculan di Lahan Gabut hingga Kisah Dukun Pengambil Harta Karun

Entah kenapa kelompok yang beranggotakan 20 orang ini menamakan diri Amitater, padahal rata-rata dari mereka putus sekolah.

Sehari-harinya, anak-anak ini hanya tidur di emperan toko di kawasan Pasar 45.

Mereka pergi ke Jarod (tempat ngopi) jika ingin buang air dan mandi.

Jika waktu telah siang, mereka mulai berkumpul di Tugu Lilin hingga tengah malam.

Setiap hari dengan rutinitas yang sama.

Akhir Februari 2018, tribunmanado.co.id, bertemu dengan Titin, seorang anggota kelompok ini di Tugu Lilin.

Ia tampak pucat, tak sanggup berjalan cepat.

Sambil menahan sakit, ia berjalan memegang pinggangnya.

Titin (27) rupanya baru keluar rumah sakit, karena keguguran.

Baru keluar siang itu. Saat itu kelompok ini menjalankan kartu sumbangan untuk membayar biaya rumah sakit.

Titin tak punya kartu tanda penduduk (KTP), apalagi BPJS Kesehatan.

Ia dan pacarnya, yang juga anggota kelompok tak punya uang untuk bayar rumah sakit di RSUP Kandou Malalayang.

Titin dan pacarnya belum menikah, tapi terlanjur hamil, namun pada akhirnya keguguran.

Titin memperlihatkan tagihan rumah sakit sebesar Rp 515 ribu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved