News
Tomat Melimpah, Sulut Deflasi, BI : Waspada Potensi Pembalikan Harga di Akhir Tahun
"Pada saat itu merupakan periode permintaan tinggi terhadap tomat," kata Arbonas, Kamis (03/10/2019.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Maickel Karundeng
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pergerakan harga tomat sayur yang mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut pada Februari-April 2019 kembali terjadi pada periode Juli-September 2019.
Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabarat mengatakan, pemerintah, khususnya TPID perlu menjaga stabilitas harga tomat. Mengingat, biasanya akan terjadi kenaikan harga di akhir tahun.
Bersamaan momentum Natal dan Tahun Baru. Katanya, perlu berkaca pada perkembangan harga pada bulan Mei dan Juni 2019, dapat dilihat adanya potensi pembalikan harga (price reversal) tomat sayur pada bulan Oktober-Desember 2019.
"Pada saat itu merupakan periode permintaan tinggi terhadap tomat," kata Arbonas, Kamis (03/10/2019.
Tomat Sayur kembali menjadi komoditas utama penyumbang deflasi dengan kontribusi deflasi pada September 2019 sebesar 1,02(mtm) sebagai dampak turunnya harga tomat akibat melimpahnya pasokan.
Melimpahnya pasokan tomat di pasaran tersebut tidak diikuti dengan peningkatan permintaan sehingga harga kembali mengalami penurunan di bulan September 2019.
Harga tomat pada September 2019 tercatat menjadi yang terendah di tahun 2019 hingga ke level harga di bawah harga di April 2019.
Selain tomat sayur, komoditas strategis inflasi Sulawesi Utara lainnya yaitu Bawang Merah juga mempunyai andil terhadap deflasi bulan September, dengan kontribusi deflasi sebesar 0,12% (mtm).
Sebaliknya, harga komoditas cabai rawit yang mulai menunjukkan penurunan secara nasional pada September tidak diikuti dengan pergerakan harga yang sama
di Sulut.
Komoditas cabai rawit tercatat memberikan tekanan inflasi dengan andil inflasi sebesar 0,14%(mtm) dan menjadi komoditas utama yang menahan deflasi Sulut lebih dalam.
Selain Kelompok Bahan Makanan, kelompok pembentuk inflasi lainnya tidak memberikan dampak
signifikan terhadap inflasi Sulut September 2019.
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau menjadi kelompok yang memberikan tekanan inflasi pada September 2019.
Kelompok tersebut memberikan tekanan inflasi dengan andil inflasi sebesar 0,02% (mtm) yang disumbang oleh komoditas minuman ringan.
Di sisi lain, Kelompok Sandang menjadi salah satu penyebab deflasi bulanan
dengan andil deflasi sebesar 0,01% (mtm) yang seluruhnya merupakan kontribusi pergerakan harga komoditas emas perhiasan yang mengalami penurunan di September 2019.
Sementara itu, empat kelompok pembentuk inflasi lainnya relatif tidak bergerak dan tidak memberikan andil yang signifikan
pada deflasi bulanan Sulut September 2019.(ndo)
Baca: Fakta Daftar Istri Bunuh Suami secara Kejam, Diracuni Sianida hingga Dibakar
Baca: Pakai Busana Batik, Putri Mulan Jameela Tampil Anggun, Sepatu Rp 15 Juta Jadi Sorotan!
Baca: Pria Ini Mengejutkan Publik Dunia Dengan Kehidupan Keluarganya, Miliki 145 Anak dari 27 Istri
Facebook Tribun Manado :
Baca: Kertas Cokelat Pembungkus Makanan Ternyata Mengandung Racun
Baca: Penggemar Liverpool Dibuat Senam Jantung, Salah Cetak 2 Gol, Liverpool Menang 4-3
Baca: Mengenai Penerbitan Perppu, Pakar Hukum Univesitas Indonesia Berikan Sarannya Untuk Presiden Jokowi
Instagram Tribun Manado :
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado :