Tajuk Tamu
Teknologi untuk Antisipasi Dampak Kemarau
Musim kemarau saat ini memang tengah dirasakan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Maickel Karundeng
Selain itu, menurut informasi di laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), teknologi rekayasa air tanah atau Aquifer Storage and Recovery Groundwater (ASRG) juga dapat dilakukan untuk mengantisipasi kekeringan dengan cara menanam air tanah sebanyak – banyaknya seperti di sumur, waduk atau cekungan tanah lain saat musim penghujan.
Teknologi ini juga telah diterapkan di berbagai negara dengan terus meningkatkan teknologi – teknologi baru untuk memenuhi kebutuhan air dari dalam tanah. Kesadaran untuk mengantisipasi adanya bencana alam seperti kemarau ini seharusnya menjadi poin pembelajaran untuk kita semua di tahun mendatang.
Selain itu, para petani yang telah memiliki peta tanam dapat melakukan antisipasi sebelum terjadinya kekeringan atau krisis air mulai bulan Juli hingga September agar dapat meminimalisir terjadinya gagal panen.
Kemarau adalah proses alam, masalah kemarau ini dapat dilakukan kajian antisipasi yang bertujuan untuk meminimalkan dampak kemarau seperti yang terjadi saat ini.
Jika dikaitkan dengan teknologi informasi yang mampu memainkan perannya misalnya dalam prediksi ramalan cuaca.
Prediksi cuaca ini dapat dilakukan melalui sistem komputer dengan analisa data menggunakan algoritma. Berbagai teknik untuk prediksi menggunakan kasus lama (old case) yang sebelumnya dipelajari untuk bisa menentukan cuaca yang terjadi hari ini dan di beberapa hari mendatang.
Topik peramalan cuaca ini sesuai dengan topik pembelajaran bidang informatika yaitu Machine Learning. Menurut penelitian, machine learning adalah cabang Artificial Intelligence (AI) yang menyediakan kemampuan pada sistem untuk mampu secara otomatis belajar dan meningkatkan pengalamannya.
Salah satu algoritma yang bisa digunakan untuk melakukan prediksi cuaca yaitu Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network). Algoritma ini masih terus dikembangkan misalnya dengan kombinasi algoritma lainnya untuk menghasilkan perhitungan kinerja algoritma yang maksimal sehingga analisis data untuk prediksi cuaca yang diramalkan adalah data yang akurat.
Upaya manusia dengan menggunakan berbagai alat termasuk teknologi memang masih memiliki banyak keterbatasan. Sedangkan, kemarau adalah aktivitas alam yang terjadi atas kehendak-Nya.
Dengan kesadaran penuh dan antisipasi sebelum terjadinya kemarau, manusia masih bisa melakukan berbagai usaha termasuk memanfaatkan musim penghujan untuk memanen air dan dukungan bidang lain termasuk teknologi yang dikembangkan agar dampak kemarau dapat diminimalisir.
Hal ini tentunya dibutuhkan kerja sama yang baik dari berbagai pihak yakni masyarakat, pemerintah pusat dan daerah. Sehingga di tahun – tahun mendatang, ketika terjadi kemarau seperti saat ini, khususnya bagi para petani mampu beradaptasi dan menyesuaikan kondisi cuaca serta mengupayakan agar tidak terjadi gagal panen karena persediaan air yang ditampung cukup mengairi lahan tanam selama musim kemarau.
Baca: Mahasiswa Gelar Demonstrasi di Hari Paripurna Terakhir DPR RI: Tuntutan Kami Sama dengan Kemarin
Baca: Rektor Institut Pertanian Bogor Kaget Ada Dosennya Yang Ditangkap Polisi Terkait Bom Molotov
Baca: Telur Jadi Andalan Banyak Orang Sebagai Menu Praktis, Begini Cara Mudah Mengupas Kulitnya
Facebook Tribun Manado :
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado :
Baca: Kebakaran Terjadi, Diduga Api Dari Rumah Penjual BBM, Belum Ada Yang Tahu Pasti, Tiga Rumah Terbakar
Baca: Karena Kata-katanya, Sergio Ramos Terancam Hukuman Tak Boleh Bela Real Madrid Dalam Empat Laga
Baca: Kisah Soeharto, Dapat Kiriman Misterius Jelang G30S, Ajudan & Bu Tien Tak Tau: Kiriman yang Ganjil