Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nyeri Leher

Nyeri Leher Bisa Jadi Tanda Serius, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sekali seseorang pulih dari nyeri leher, ada peluang hal itu akan terjadi lagi.

Editor:
net
Sakit leher 

"Yang paling penting untuk dilakukan adalah terus bergerak," kata Hobus.

Misalnya, membatasi waktu layar, atur timer atau alarm untuk mengingatkan diri kita agar bisa bangun setiap 30 menit jika bekerja di depan komputer.

Pastikan juga ruang kerja kita ergonomis.

"Layar harus setinggi mata, paha harus sejajar dengan lantai saat duduk, keyboard dan mouse harus dekat, serta pada ketinggian sehingga lengan bisa santai di sisi kita daripada terulur," katanya.

Jika kamu mengira penyebab sakit leher adalah bantal,  Anand menyarankan untuk mencari bantal kontur serviks.

Bantal jenis itu memungkinkan leher berada pada posisi terangkat dengan sudut yang berbeda tergantung kebiasaan posisi tidur kita.

"Jika memiliki kasur yang lebih keras, kamu akan membutuhkan bantal yang lebih tebal karena hanya ada sedikit bantalan untuk bahu berbaring serta memungkinkan adanya ruang yang lebih lega antara kasur dan kepala," kata Anand.

Sementara, jika kamu memiliki kasur memory foam, maka pilihlah bantal yang lebih tipis karena akan lebih menopang bahumu ketika berbaring.

Selain hal-hal ini, Hobus merekomendasikan untuk mencoba meregangkan leher dan  mengistirahatkan leher selama 20 menit.

Juga bisa menggunakan penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau aspirin untuk membantu mengurangi gejala sakit.

Risiko nyeri leher serius

Jika sakit leher yang dialami adalah akibat dari trauma, seperti kecelakaan, jatuh, atau cedera olahraga, penting untuk memeriksakan diri ke dokter.

Hal itu dilakukan untuk memastikan tidak ada kerusakan tambahan. Jika tidak, gejala-gejala nyeri leher biasa seharusnya bisa sembuh maksimal hingga satu minggu.

Jika sudah lebih dari seminggu tanpa kemajuan, atau gejala yang dirasakan semakin buruk, kamu mungkin mengalami nyeri leher yang lebih serius.

Terutama jika sakit leher disertai dengan demam, mati rasa atau kesemutan, kelemahan pada lengan atau kaki, mual, sakit kepala, perubahan penglihatan, pusing, atau pingsan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved