Nyeri Leher
Lehert Pegal? Jangan Memutarnya, Bisa-bisa Stroke, Pakailah Cara Ini
Josh Hader -demikian nama lelaki itu, mengalami stroke akibat kebiasaannya menghentak leher.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mengentakkan atau memutar leher hingga bunyi 'krek' saat pegal rasanya melegakan.
Rasa penat dan pegal di sekitar leher seolah lenyap saat bunyi 'krek' terdengar dari sendi-sendi di sana. Bukan begitu?
Bahkan, di Indonesia kebiasaan ini pun kerap terbawa dalam layanan tambahan tukang cukur rambut yang memijat pelanggan usai berpangkas.
Salah satunya adalah dengan memutar leher perlahan, dan kemudian menghentaknya hingga mengeluarkan bunyi.
Jika kamu memiliki kebiasan itu, mungkin kini saatnya untuk lebih berhati-hati.
Pengalaman yang dialami lelaki berusia 28 tahun di Oklahoma, Amerika Serikat ini sangat mengerikan.
Josh Hader -demikian nama lelaki itu, mengalami stroke akibat kebiasaannya menghentak leher.
Tim dokter yang menanganinya, -seperti dikutip dari laman abc13, mengatakan, kebiasaan buruk itu telah merobek vertebral artery, pembuluh darah utama yang membawa darah ke otak.
"Sesaat setelah saya mendengar bunyi dari leher, tiba-tiba seluruh bagian kiri di tubuh saya seperti mati rasa," kata Hader mengawali ceritanya.
"Saya lalu mencoba bangkit dari duduk, untuk mengambil ice pack dari kulkas, dan saya ingat betul, saya tak bisa berjalan lurus saat itu," kata dia.
Tak hanya kondisi sesaat, dokter yang menangani lelaki ini menyebut kondisi Harder sebenarnya bisa lebih parah.
"Tindakan dia bisa saja mengakibatkan lebih banyak gumpalan yang menyerang mata, dan dia bisa mengalami stroke yang berakibat pada kematian," sebut dokter Vance McCollom.
"Dia bisa saja mati seketika saat itu," sambungnya.
Beruntung, nyawa Hader masih bisa diselamatkan, dan dia bisa berangsur pulih dari stroke yang menyerangnya.
Namun, tubuhnya tetap mengalami sejumlah kerusakan. Salah satunya problem mata selama beberapa hari setelah insiden.