Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Mengenal Benny Wenda, Tokoh Separatis yang Disebut Dalang Kerusuhan Papua Hingga Datangi Sidang PBB

Benny disebutkan berusaha melobi agar komisioner HAM PBB bisa berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung kondisi di Papua

Editor: Finneke Wolajan
tribun medan
Tokoh KKB Benny Wenda Diberi Penghargaan di Kota Oxford, Inggris Tegaskan Kedaulatan RI di Papua 

Pada 11 Juni 2002, disebutkan bahwa Benny ditangkap polisi lantaran dugaan telah menghasut masyarakat dan memimpin sejumlah pertemuan gelap menyerang pos-pos TNI/Polri saat itu.

Penangkapan tersebut tak diterima masyarakat Jayawijaya. Mereka melakukan demo ke kantor DPRD Papua dengan tuntutan segera membebaskan Benny Wenda.

Saat itu, polisi menyita barang bukti berupa paspor Indonesia dan paspor Papua Nugini milik Benny.

Kabur dari Tahanan

Pada 29 Oktober 2002, Benny dan satu tahanan lain, Lasaeus Welle melarikan diri dari rumah tahanan dengan mencongkel jendela kamar mandi.

Benny merupakan saudara kandung dari pimpnan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Pegunungan Tengah, Matias Wenda.

Penyerangan Polsek Abepura pada 6 Desember 2001 silam diduga atas kerja sama Benny bersama Matias di wiayah perbatasan Jayapura-Papua Niugini (PNG).

Sekitar 500 warga Jayawijaya dikerahkan ke perbatasan Jayapura-PNG dengan dalih alasan keamanan di Jayapura tak terjamin.

Baca: Benny Wenda Ditolak Masuk Sidang Umum PBB saat Lobi soal Papua, Mantan Menlu OPM: Jadi Bosan Sendiri

Baca: Petinggi OPM Benny Wenda Dilarang Ikut Sidang Umum PBB, Terciptanya Sejarah Baru bagi Orang Papua

Baca: Siapa Dandhy Laksono Tersangka Ujaran Kebencian soal Papua? Ini Profilnya

Kelompok ini juga melakukan pembantaian enam warga pendatang pekerja kayu di perbatasan RI-PNG pada Desember 2001.

Kerusuhan Papua dan Papua Barat yang memanas pada Agustus 2019 lalu juga disebutkan ada peran Benny Wenda.

Diberitakan Kompas.com, 2 September 2019 lalu, Benny Wenda mengaku mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan agar rakyat Papua tak ikut upacara kemerdekaan.

Tapi, menurut Benny, aksi demonstrasi disertai kerusuhan di Papua dan Papua Barat dianggap sebagai spontanitas masyarakat di sana.

Kiprah dan jaringan yang cukup luas di ranah Internasional, membuat Benny Wenda pernah bertemu Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia PBB pada 25 Januari 2019.

Pemerintah Vanuatu menjadi pihak yang memfasilitasi pertemuan tersebut.

Kehadiran Benny mengejutkan KTHAM lantaran pembahasannya berbeda dengan tujuan kedatangan delegasi Vanuatu, yaitu membahas pelaksanaan Universal Periodic Review (UPR) HAM Vanuatu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved