News
Mengenal Benny Wenda, Tokoh Separatis yang Disebut Dalang Kerusuhan Papua Hingga Datangi Sidang PBB
Benny disebutkan berusaha melobi agar komisioner HAM PBB bisa berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung kondisi di Papua
TRIBUNMANADO.CO.ID - Benny Wenda, tokoh separatis diduga adalah dalang kerusuhan Papua dan Papua Barat.
Memanasnya situasi di Papua dan Papua Barat pada Agustus 2019 lalu juga diduga ada peran Benny di dalamnya.
Benny diduga menyebarkan konten provokatif dan hoaks di media sosial, sambungan telepon, dan aplikasi pesan WhatsApp terkait Papua.
Pekan ini ia dikabarkan datang ke sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika
Benny disebutkan berusaha melobi agar komisioner HAM PBB bisa berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung kondisi di Papua.

Konten ini disebarkan kepada sejumlah petinggi negara di kawasan Pasifik.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, polisi kesulitan memproses hukum lantaran kewarganegaraan Benny dan tempat kejadian perbuatan pidananya berada di London, Inggris.
Baca: Terbaru KKB Papua: Adik Panglima Lekakak Telenggen Tembak Mati Seorang Warga, Telak di Kepala Korban
Baca: Dalang Rusuh Papua Datangi Sidang Umum PBB, PM Australia Beralih, Mabes Polri Antisipasi 1 Desember
Baca: KKB Papua Tembak Mati Pemilik Kios, Sampaikan Hal ini pada Pembeli Sebelum Melarikan Diri
"BW (Benny Wenda) itu WNA. Kemudian locus (tempat kejadian perkara) dan tempus (tindak pidana)-nya berada di luar negeri. Jelas hukum Indonesia tidak akan menjangkau ke sana," kata Dedi, Selasa (3/9/2019) lalu.
Siapa Benny Wenda?
Dikabarkan sebelumnya, Benny Wenda merupakan warga negara Inggris dan kini tinggal di Oxford, Inggris.
Benny lahir di Papua pada 17 Agustus 1974.
Disebutkan, Benny telah puluhan tahun menentang bergabungnya Papua Barat ke Indonesia dan berupaya menjadikan Papua merdeka.
Ia menempati posisi sekretaris jenderal Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (DMMK).
Pada 2002, Benny mendapat suaka. Ia kabur ke Inggris setelah diburu pemerintah atas tuduhan berbagai aksi kekerasan.

Dalam lobi-lobi saat itu, tawaran pemerintah Indonesia seluruhnya ditolak mentah-mentah.