News
Guru Besar UNJ Sebut Jendral Ini Cocok Jadi Menhan, Memiliki Karir Militer dan Kompetensi Akademik
Guru besar Universitas Negeri Jakarta Prof DR Dedi Purwana E. S.,M.Bus menyatakan, sudah saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih calon menteri
TRIBUNMANADO.CO.ID - Melihat kondisi Indonesia saat ini, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta ini mengingatkan Presiden Jokowi agar lebih hati-hati dalam memilih orang untuk duduk di Menteri Pertahanan.
Guru besar Universitas Negeri Jakarta Prof DR Dedi Purwana E. S.,M.Bus menyatakan, sudah saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih calon menteri yang memiliki lima kreteria ini.
Pertama, profesionalitas. Hal ini dilihat dari rekam jejak, pengalamannya sesuai bidang kementerian yang akan dijabatnya.
Kedua, mempunyai kapasitas intelektual yang mumpuni dan sesuai dengan adagium lama, _the right man on the right job_.
Ketiga, berintegritas dan bermoral, hal tersebut harus jadi pijakan kuat untuk menjadikan sebagai pejabat publik punya benteng moral yang kuat.
Keempat, akuntalibilitas. Sebagai pejabat publik, harus merepresentasikan suara rakyat, akuntabilitas dalam arti bertanggungjawab bukan saja kepada presiden, tetapi juga kepada masyarakat.
Kelima, punya kemampuan mengambil kebijakan.
Baca: Ranking UFC Conor McGregor Terjun Bebas, Digeser Petarung Perempuan
Baca: Benny Wenda Ternyata Hadir di Sidang Umum PBB, Kesaksian Mantan Tokoh OPM: Topik Sudah Kedaluwarsa
Baca: Ayah Briptu Nofrianto Mona Tiba di Ruang Jenazah Rumah Sakit Bhayangkara
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
Biasanya kebijakan publik seringkali terseret oleh kepentingan bangsa, imbas dari keputusannya untuk masyarakat dan harus proporsional.
"Itu harapan akademisi. Jika kelima syarat tersebut terpenuhi, mau dari partai politik atau pun professional, tidak masalah.
Saya yakin menteri tersebut akan mampu memecahkan dengan baik isu-isu yang saat ini belum selesai,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (26/09/2019).
Menurutnya, untuk menduduki kursi Menhan, harus benar-benar orang yang mengerti soal pertahanan.
“Sebaiknya ada kombinasi antara akademisi dan militer.
Jika kombinasi tersebut digabungkan, maka akan ideal, intelektual akademis ada, karir militernya ada," katanya.
Dedi beralasan, Menhan yang demikian itu akan mampu mengkaji dan menganalisis isu-isu pertahanan untuk melindungi NKRI dari ancaman infiltrasi dan keluar negeri juga bisa _show of force_ bahwa pertahanan Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata.
Baca: Penyebab Tewasnya Randi, Mahasiswa yang Demonstrasi di Kendari, Polri Beri Penjelasan Ini
Baca: Khabib Nurmagomedov Berpotensi Dikalahkan oleh Empat Petarung Ini, Simak Ulasan Lengkapnya
Baca: Fahri Hamzah Anggap KPK Gagal Laksanakan Tugas, Ini Balasan Haris Azhar