News
Beda Nasib 2 Jenderal TNI Saat PKI Memburu Mereka, hingga Pierre Tendean Ngaku Jenderal AH Nasution
Meski nama mereka sama-sama masuk dalam daftar target yang akan disingkirkan PKI, tapi nasib keduanya tak berakhir sama
Sontak saudara-saudara Eddy terbangun dan keluar ke ruang makan, mereka mendapati ayahnya tengah diseret dan bersimpah darah.
Salah satu dari tentara tersebut membentak saudara-saudara Eddy untuk masuk kembali ke kamar masing-masing.
Mereka diancam akan ditembak kalau tak mengindahkan perintah tersebut.
Dini hari pukul 04.00 1 Oktober 1965 menjadi peristiwa yang tak dapat dilupakan oleh Irawan Sura Eddy atas meninggalnya ayahandanya.
Jenderal AH Nasution selamat
Berbeda dengan Ahmad Yani, Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari kejaran tentara antek PKI
Dilansir dari Tribunnewswiki dalam artikel '17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional: Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution', pada waktu itu ada tentara yang melepaskan tembakan, namun terpeleset.
Ia berhasil memanjat dinding dan terjatuh ke halaman Kedutaan irak untuk bersembunyi.
Namun akibat kejadian ini ia mengalami patah pergelangan kaki.

Meski demikian, putrinya yang bernama Irma terkena tembakan dalam perstiwa ini.
Seperti diungkapkan putri sulung jenderal TNI AH Nasution, Hendrianti Sahara Nasution dalam siaran stasiun televisi TV One
Hendrianti mengaku telah menyaksikan sang adik tewas tertembak dari jarak dekat.
Dalam wawancara TV One yang dilakukan di Menteng, Jakarta Pusat tersebut, Hendrianti menceritakan bagaimana kejadian mencekam saat ayahnya didatangi oleh anggota Cakrabirawa yang merupakan antek PKI
Kisah itu berawal pada pukul 3.30 WIB dini hari, ketika Jenderal AH Nasution dan istrinya, Johana Sunarti Nasution, terbangun dari tidur.
"Pukul 3.30 pagi, ibu saya dan ayah terbangun gara-gara nyamuk. Terdengar pintu digerebek, ibu saya melihat Cakrawabirawa masuk," ujar Hendrianti dikutip dari Bangka Pos dalam Artikel 'G30S/ PKI -- Cerita Sang Kakak, Ade Irma Suryani Ditembak dari Jarak Dekat'.
