Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tewaskan 8 Orang: Begini Kondisi Ambon Pascagempa

Sebanyak 8 warga tewas ditemukan tewas pascagempa 6,8 SR di Maluku, Kamis (26/9). Sebanyak 54 gempa susulan

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Korban gempa di Ambon dirawat di bangsal, Kamis (26/9/2019). 

TRIBUNMANADO.DO.ID, AMBON - Sebanyak 8 warga tewas ditemukan tewas pascagempa 6,8 SR di Maluku, Kamis (26/9). Sebanyak 54 gempa susulan sudah terjadi sepanjang hari ini. "Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan tiga warga meninggal dunia dan 2 lainnya mengalami luka-luka.

Korban tersebut diidentifikasi pascagempa dengan magnitudo 6,8 yang terjadi pada hari ini, Kamis (26/9), pukul 06.46 WIB di wilayah Maluku," ujar Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo lewat keterangan pers.

Baca: Pimpinan KPK: Jokowi Presiden Terkeren

Agus merinci korban ditemukan tewas tertimpa reruntuhan bangunan. Mereka adalah Narti Rumain, Mateis Frans, dan Lai Nai. Selain itu, Agus mengatakan ada tiga korban luka yakni Djamila Lasaiba, Gamar Assagaf, dan seorang lagi masih diidentifikasi

"Korban luka Djamila telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Al Aqhsa dan lainnya di Puskesmas Air Besar. Sementara itu warga Kota Ambon ada yang mengungsi ke rumah kerabat terdekat. BPBD setempat masih melakukan pendataan pascakejadian tadi pagi," ujar Agus.

Dari pantauan sejumlah rumah sakit diperoleh informasi, ada 8 orang yang dinyatakan meninggal dunia akibat gempa bumi yang melanda kawasan Kota Ambon tadi pagi.

Berikut daftar korban jiwa. Frans Massi warga Nania, tertimbun tanah longsor. Narty Rato pegawai IAIN. Aisah warga Desa Tengah-Tengah Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah tertimbun batu. Hamid warga tengah-tengah juga tertimbun reruntuhan batu.

Nanlohy seorang bay lembah argo terkena serpihan bata. La Nai warga Desa Waai tertimbun reruntuhan rumah.Nessy Letlora warga skip serangan jantung saat terjadi gempa. Haija 56 tahun warga Silale juga demikian terkena seranga jantung. Ia pun meyakinkan bahwa BNPB terus melakukan pemutakhiran dampak pascagempa.

Sebelumnya gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang wilayah Maluku pada Kamis (26/9), pukul 06.46 WIB (08.45 WIT). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter gempa terjadi pada 40 km timur laut Ambon - Maluku dengan kedalaman 10 km. BMKG merilis tidak adanya potensi tsunami.

Baca: PWI Tolak RKHUP, Voucke: Ada Pasal-pasal yang Mengancam Kebebasan Pers

Berdasarkan informasi BMKG, gempa bumi dirasakan di wilayah Ambon dan Kairatu pada skala intensitas V MMI, di Paso II-III MMI dan Banda II MMI. BMKG merilis bahwa berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami.

Selanjutnya BMKG juga merilis terjadinya gempa susulan dengan parameter M 5.6. Gempa susulan tersebut terjadi pada pukul 07.39 WIB dengan parameter 18 km timur laut Ambon - Maluku dengan kedalaman 10 km.

Seperti dilansir Antara, hingga pukul 13.00 WIT setidaknya terjadi 54 gempa susulan. Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Karang Panjang-Ambon Sunardi, magnitudo gempa-gempa susulan itu rata-rata 3 sampai 4. Hanya ada satu gempa susulan yang magnitudonya 5,6.

"BNPB mengimbau warga selalu waspada terhadap gempa-gempa susulan dan tidak terpancing dengan informasi palsu yang dapat menimbulkan kepanikan maupun ketakutan. Pastikan informasi resmi, seperti yang bersumber dari pemerintah daerah setempat dan BMKG," pesan Agus dalam rilis BNPB.

Agus menerangkan usai gempa Ambon itu, BPBD setempat telah menyosialisasikan kepada warga untuk tetap tenang.

Usai gempa bumi Magnitudo 6,8 mengguncang Kota Ambon, Kamis (26/9/2019) pukul 08.46.45 WIT, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 59 kali gempa bumi susulan hingga pukul 14.00 Wita dengan besaran yang bervariasi.

Sebuah fenomena alam aneh terjadi di permukaan laut di depan Desa Gemba, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Fenomena alam itu terjadi usai gempa bumi Magnitudo 6,8 di Ambon, Kamis pagi (26/9/2019).

Dalam video berdurasi 45 detik itu, tampak permukaan air lait seakan mendidih. Peristiwa ini direkam warga dari daerah ketinggian yang dijadikan lokasi pengungsian. Menurut keterangan warga, fenomena alam itu terjadi bersamaan dengan gempa. Masyarakat menduga tempat fenomena alam itu terjadi merupakan pusat gempa.

Kejadian alam ini membuat warga sempat panik dan lari ke tempat yang lebih tinggi. Sementara itu, masyarakat yang mendiami pesisir pantai di Pulau Seram, Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Nusa Laut, Pulau Saparua malam ini memilih tidur di hutan.

Baca: Jokowi Menyerah kepada Mahasiswa, Besok Diagendakan Pertemuan: Ini Bentuk Demokrasi Negara Kita

Dengan beralaskan tikar dan beratapkan terpal, mereka memboyong keluarga dan sakan saudara ke hutan. "Kami takut akan terjadi tsunami, sekarang semua sudah di hutan, kampung kosong," ujar salah satu warga dari Siri Sori Islam Kecamatan Saparua.

Hal yang sama juga dilakukan, masyarakat Desa Hualoy, Desa Latu dan sejumlah desa lainnya di Pulau Seram Kabupaten Seram Bagian Barat. Mereka mengungsi ke hutan karena lebih aman, lokasinya diketinggian dan jauh dari bangunan.

"Saat ini saya dan anak dan istri di gunung, warga di sini pakai tenda untuk menginap," ujar Nurdin warga Desa Hualoy.

Tidur di luar rumah juga dilakukan masyarakat di Kota Ambon. Usai diguncang puluhan gempa bumi isituasi Kota Ambon sepi, hampir tak ada kendaraan yang melintas. Para pedagang di Pasar Mardika yang berada di bibir Teluk Kota Ambon memilih tidak berdagang, toko sembako dan supermarket juga tutup.

Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita memastikan pihaknya sudah menyiapkan bantuan untuk korban gempa Ambon. Semua korban meninggal dan luka juga akan menerima bantuan dari pemerintah. "Kami sekarang sudah mempersiapkan bantuan untuk dikirim ke Ambon, baik yang dari Jakarta maupun daerah-daerah sekitar wilayah timur.

Kami kan punya salah satu senter logistik yang ada di Makasar," kata Mensos saat menghadiri Jambore dan Bhakti Sosial Tagana Tingkat Nasional di Taman Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Kamis (26/9/2019).

Mensos mengatakan pihaknya tengah mendata korban baik yang meninggal maupun luka. "Untuk korban meninggal dunia, saya terima laporan, pukul 15.00 WIB tadi sudah 8 korban meninggal. Kami akan memberikan santunan ahli waris pada keluarga korban sebesar Rp 15 juta. Kami berharap korban tak semakin banyak. Tapi berapapun korbannya pasti akan mendapatkan bantuan santunan ahli waris," terang Agus.

Untuk semua korban luka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Dan semua biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah. Mensos mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan asesmen kerugian material.

Semua bangunan baik yang mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat akan dibangun kembali oleh pemerintah. "Warung-warung dan toko-toko terutama milik masyarakat kecil juga diasesmen. Kita ingin aktivitas ekonomi segera normal," pungkasnya. (Tribun/lp6/dtc)

 

Data Kerusakan

1. Retaknya Sambungan Jembatan Merah Putih

2. Kerusakan pada Gedung Rektorat Universitas Pattimura

3. Kerusakan pada Auditorium Universitas Pattimura

4. Kerusakan pada Gedung Kampus Universitas Pattimura jurusan Kehutanan

5. 2 unit Rumah milik warga desa Toisapu Kecamatan Leitimur Selatan mengalami Rusak Berat

6. 1 unit Pasar Apung di Negeri Pelau Kabupaten Maluku Tengah

7. Retaknya Jalan utama menuju dermaga Ferry Desa Liang, kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah

8. Kerusakan pada Kampus IAIN dan mengakibatkan 1 org luka-luka,dan sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat

9. Kerusakan pada 1 buah Masjid di Gunung Malintang Kota Ambon

10. Kerusakan pada 1 unit Rumah masyarakat di Hative Kecil Kota Ambon

11. Kerusakan bagian Plafon Gedung BLK

12. Kerusakan pada Gedung Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku

13. Kerusakan pada Gedung Gereja Rehoboth

14. Kerusakan pada Gedung Kantor Dinas Sosial Provinsi Maluku

15. Kerusakan pada bangunan Mal Citi Mal

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved