Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Siswa Teriak Minta Ampun di DPR

Tiga pelajar diamankan aparat kepolisian di dekat pintu belakang gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat. Satu di antara pelajar tampak

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
antara
Aksi unjuk rasa menolak RKUHP di Jakarta, Selasa (24/9/2019), diwarnai aksi pembakaran. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Tiga pelajar diamankan aparat kepolisian di dekat pintu belakang gedung DPR-MPR RI, Jakarta Pusat. Satu di antara pelajar tampak mengenakan jaket dan celana panjang abu-abu. Dia teriak minta ampun kepada aparat keamanan.

"Ampun, Pak. Ampun saya pelajar, Pak," ucap dia, saat digiring dua aparat kepolisian.
Massa pelajar dari berbagai SMA dan SMK atau STM melakukan aksi demo di depan gedung DPR RI, Rabu (25/9). Mereka mengaku siswa dari berbagai sekolah di Jakarta. Para siswa ini sebagian besar masih menggunakan seragam sekolah.

Baca: 50 Mahasiswa Hilang usai Demo di DPR: BEM UIN Jakarta Beminta Bantuan LBH

Para siswa ini memadati pagar depan gedung DPR sejak pukul 12.30 WIB. Mereka juga sempat memanjat pagar DPR, tapi langsung diminta turun oleh polisi. Pelajar yang demo membawa bendera merah putih.

Mereka kemudian menyanyikan yel-yel dan nyanyian berlirik tak pantas kepada DPR. "Dua lima jigo, dua lima jigo, DPR bego," teriak para pelajar. Baru sebentar demo, pelajar sudah menutup jalan di depan gedung DPR. Mereka juga sudah membakar kembang api.

Jelang sore aksi unjuk rasa semakin memanas ratusan pelajar membakar sejumlah sepeda motor di depan pos polisi Palmerah, Jakarta Pusat. Pantauan sekitar pukul 14.45 WIB, unjuk rasa yang awalnya berada di sekitar perlintasan kereta api meluas hingga ke arah Stasiun Palmerah.

Kericuhan pecah saat salah satu oknum pelajar melempar batu ke arah polisi dan langsung membakar motor sebagai ungkapan kekesalan.

Tidak hanya membakar, mereka juga menyerang aparat yang membentuk barikade dengan petasan. Polisi tidak tinggal diam. Mereka langsung mengurai massa dengan menembakkan gas air mata serta menyemprotkan air water cannon.

Baca: Bela Mahasiswa, Putri Gusdur Serang Pemerintahan Jokowi: Harus Dihindari Retorika Ditunggangi

"Tolong adik-adik jangan serang kami jangan lempar kami, tolong tahan jangan lempar kami," ucap salah satu petugas dari pengeras suara.

Tribun sempat berbincang dengan dua pelajar dari SMA Angkasa 1 Halim Perdanakusuma. Dalam perbincangan Dio dan Jikri, pelajar kelas XI mengaku hanya mengikuti teman-teman mereka yang ingin gelar aksi tolak RKUHP.

"Apa nama aksi ini?," tanya wartawan Tribun.
"STMMelawan sejabodetabek bang," jawab Dio.
"Kalau boleh tahu tujuannya apa sih?" tanya Tribun.

"Aaa itu-itu, apa sih namanya, itu..." ujar Dio kebingungan.
"tolak RKUHP?" Tribun memastikan.
"iya bang," jawab keduanya.

Setelah itu, kedua pelajar tersebut ditanyai RKUHP kepanjanganya. "Aaaa.. ee.. enggak tahu bang. Yang pasti teman-teman menolak, saya juga ikut menolak," ujar Dio.
Kemudian, kedua pelajar SMA tersebut mengatakan hanya ingin berpartisipasi dalam aksi menolak RKUHP.

Dua orang pelajar perempuan yang ikut demo dan berasal dari SMAN 4 Bogor mengaku memang sengaja ikut unjuk rasa setelah selesai mengikuti ujian harian di sekolah. Keduanya mendapatkan pemberitahuan dari grup Whatsapp sekolahnya.

Dia ikut demo karena merasa 'gerah' dengan pasal-pasal soal pengemis dan hewan masuk pekarangan warga di RUU KUHP.
"Lagi aneh bangetnya RKUHP, masa pengemis suruh bayar denda," ucapnya.

200 Pelajar Diamankan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved