Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kerusuhan Wamena

Penyusup Bersenjata Kerusuhan di Wamena, Buntut Hoaks Rasisme Guru kepada Pelajar SMA, Siapa?

Kerusuhan pecah akibat adanya kabar hoaks soal dugaan rasisme seorang guru ke siswa SMA Wamena.

Editor: Frandi Piring
Kolase Foto: Antara/IST-POS PAPUA
Tragedi Rusuh Papua - Wamena, Penyusup senjata dalam aksi massa 

Pihaknya menemukan seseorang yang membawa senjata larasa pendek.

Oknum tersebut langsung dikejar oleh petugas namun berhasil melarikan diri.

“Saat kami melihat adanya seorang warga membawa senjata api, kami langsung mengejarnya. Sayangnya, dia berhasil kabur dan kita hentikan pengejaran lantaran demo sudah anarkis dan chaos di daerah Jalan Hom-hom,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

Beberapa saat kemudian, pihak TNI dan kelompok separatis terlibat kontak senjata, yang lokasinya tak jauh dari ditemukannya seseorang yang membawa senjata api sebelumnya.

Menurut Chandra Diyanto, dalam kontak senjata tersebut, kelompok separatis menggunakan senjata laras panjang dan laras pendek.

Chandra juga menambahkan, tak ada korban jiwa dalam kontak senjata tersebut.

Aksi anarkistis yang dilakukan pelajar SMA tersebut diduga kuat disusupi oleh Kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Pistol revolver yang diduga milik Kelompok Bersenjata Papua yang ditemukan di lokasi kontak tembak Pasar Jibama, Wamena.
Pistol revolver yang diduga milik Kelompok Bersenjata Papua yang ditemukan di lokasi kontak tembak Pasar Jibama, Wamena. (IST/POS PAPUA)

Dikatakan Chandra, aksi di Wamena memang murni dilakukan oleh pelajar SMA namun ada pihak yang menyusupi.

“Demo di Wamena memang murni dilakukan para pelajar SMA. Tapi aksi pembakaran sepertinya sudah terencana. Dan bisa saya katakan itu dilakukan kelompok KNPB,” ungkap Dandim, Senin (23/9/2019) tengah malam waktu Papua, dikutip dari Kompas.com.

Untuk diketahui, aksi demo anarkis dilakukan oleh pelajar SMA lantaran adanya berita viral soal rasisme yang dilakukan oleh seorang guru.

Namun, pihak Kodim Jayawijaya telah memastikan, kabar tersebut adalah hoaks.

Aksi demo awalnya direncanakan berlangsung pada 26-27 September 2019.

Unjuk rasa yang awalnya terjadi di SMA PGRI tersebut kemudian merembet dan pecah di jalan.

Pelajar SMA secara spontan mengajak seluruh pelajar Kota Wamena untuk turun ke jalan.

Aksi anarkis bermula saat pelajar SMA PGRI mengajak pelajar SMA Yapis, tapi tak diindahkan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved