Kerusuhan Wamena
Penyusup Bersenjata Kerusuhan di Wamena, Buntut Hoaks Rasisme Guru kepada Pelajar SMA, Siapa?
Kerusuhan pecah akibat adanya kabar hoaks soal dugaan rasisme seorang guru ke siswa SMA Wamena.
2. Ribuan Warga Mengungsi
Kerusuhan yang menyebabkan pembakaran sejumlah objek vital tersebut juga berimbas pada ribuan warga Wamena.
Ribuan warga Wamena memutuskan untuk mengungsi.
Mengutip dari Kompas.com, pengungsi terbanyak berada di Markas Kodim 1702 Jayawijaya.
Setidaknya terdapat 1.500 warga mengungsi di titik tersebut.
"Saat ini ada 1.500 orang. Kondisi pengungsi sehat, mereka mengamankan diri," kata Komandam Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto.
Selain di Markas Kodim, warga juga mengungsi di kantor Polres Jayawijaya serta satu rumah anggota polisi.
Baca: Kronologi Pecahnya Kerusuhan di Wamena yang Tewaskan 16 orang & Ribuan Warga, Dipicu Kabar Hoaks
3. Akses Internet Dibatasi
Pasca kerusuhan tersebut, Kominfo memutuskan untuk melakukan pembatasan layanan internet di Wamena.
Pembatasan akan dicabut setelah situasi kondusif.
Menurut Kepala Biro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu, pembatasan dilakukan untuk pemulihan kemanan serta ketertiban.
"Untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Wamena setelah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait, pemerintah memutuskan untuk melakukan pembatasan sementara layanan data telekomunikasi pukul 12.30 WIB hingga suasana kondusif," katanya, Senin (23/9/2019) dikutip dari Kompas.com.
Langkah ini juga diambil untuk mengantisipasi adanya berita hoaks serta provokasi di masyarakat.
Baca: Kerusuhan di Wamena, Bangunan Dibakar hingga Polisi Pukul Mundur Siswa
4. Penyusup Bawa Senjata
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Diyanto mengatakan, ada penyusup yang bawa senjata dalam kerusuhan di Wamena.