Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Cerita Sedih Pemadam Kebakaran Lahan dan Hutan, Pernah Tersesat di Hutan dan Pingsan Karena Asap

Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur terjadi belakangan ini. Pemerintah dan instansi terkait terus berusaha untuk memadamkan api.

(dok.Dinas Kehutanan Kaltim
Para petugas pemadam Karhutla di Labanan Kabupaten Berau Kalimantan Timur. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur terjadi belakangan ini. Pemerintah dan instansi terkait terus berusaha untuk memadamkan api.

Usaha pemadaman dilakukan setiap hari. Ada sejumlah petugas yang bertugas untuk memastikan api tak lagi menyebar dan meluas membakar lahan dan hutan.

Dari usaha pemadaman tersebut, ada cerita pilu dari para petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Timur.

Para pemadam terdiri dari petugas Dinas Kehutanan Kaltim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, dan ditambah relawan yang tergabung dalam Zero Fire Forest.

Saat berjuang melakukan pemadaman, tak jarang mereka kehabisan stok makanan, tersesat di tengah hutan, hingga kelelahan karena terpapar terlalu banyak asap.

Kepala Seksi Pengendali Kerusakan dan Pengamanan Hutan Dinas Kehutanan Kaltim Shahar Al Haqq mengatakan, tim pemadam kadang berjalan kaki puluhan kilometer untuk menuju titik api.

Shahar yang juga sebagai koordinator tim Zero Fire Forest itu mengatakan, anggota tim pemadam kemudian membangun posko di sekitar titik api.

Baca: Wanita Ini Tewas Saat Melahirkan, Kondisi Kepala Bayi Begini, Tetangga Nggak Tahu Kalau 5 Huruf

Baca: Jadi Sorotan, Sule Menikah dengan Wanita Lain di Depan Naomi Zaskia Setelah Dikabarkan Mereka Putus?

Baca: Wanita 24 Tahun Ini Melahirkan Bayi Yang Memiliki Banyak Kaki dan Tangan

Facebook Tribun Manado :

Kehabisan makanan

Persedian air, beras dan makanan ringan menjadi bekal setiap kali turun ke lokasi.

Setelah habis bahan makanan, mereka harus kembali ke pos terdekat atau pemukiman warga.

"Kalau kami sudah masuk hutan, jaraknya misalnya 100 kilometer. Tak mungkin energi kita dihabiskan hanya pikul makanan. Terpaksa stok seadanya. Setelah habis, terpaksa kembali," kata Shahar, Sabtu (21/9/2019).

Alat komunikasi menggunakan radio komunikasi (HT) hanya berjarak maksimal 5 kilometer. Jika jarak sudah melebihi batas maksimal, HT tak berfungsi.

Pengiriman stok makanan pun menjadi terkendala.

"Otomotis kami balik ke pemukiman yang jaraknya puluhan kilometer. Kadang waktu habis hanya di jalan kaki masuk keluar hutan, kendaraan enggak bisa masuk, karena enggak ada akses," kata Shahar.

Baca: Hanya Makan Buah, Apakah Kita Akan Tetap Sehat Meski Tidak Makan Nasi, Ini Penjelasannya

Baca: Seorang Wanita Melahirkan di Rumah, Dibantu Suaminya Sendiri, Terjadi di Kamar Mandi

Baca: VIDEO VIRAL Pria Mirip Jokowi Sawer Biduan Dangdut, di Tangan Ada Segepok Uang, Sosok Ini Buka Suara

Instagram Tribun Manado :

Untuk itu, biasanya disepakati menggunakan petunjuk waktu jika alat komunikasi tak berfungsi. "Gantian antar regu. Kami janjian dengan regu lain. Sekitar jam sekian kami harus kembali, regu lain masuk. Begitu seterusnya. Memadamkan api di hutan itu setengah mati, bukan perkara mudah," ujar Shahar.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved