Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Informasi Kesehatan

Tak Membuatmu Gemuk, Ternyata Makan Pasta 3 Kali Seminggu Bisa Bantu Kurangi Berat Badan

Penelitian ini dipublikasikan di BMJ Open oleh para peneliti Kanada di St. Michael's Hospital, meneliti bukti dari 30 uji coba terkontrol secara acak.

google
pasta_20170321_ 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Banyak orang menganggap kita harus menghindari makan terlalu banyak pasta dan karbohidrat olahan lainnya jika ingin menurunkan berat badan.

Diet rendah karbohidrat, seperti diet Whole30 dan Keto sangatlah populer.

Namun, seperti yang dilansir Insider, sebuah studi yang menyatakan, makan pasta akan membuat gemuk agak tidak berdasar.

Penelitian ini dipublikasikan di BMJ Open oleh para peneliti Kanada di St. Michael's Hospital, meneliti bukti dari 30 uji coba terkontrol secara acak.

Penelitian melibatkan 2.488 peserta yang makan pasta sekitar tiga kali per minggu ketimbang karbohidrat lain.

Peserta juga menjaga indeks glikemik (IG) rendah.

Baca: Identitas Pemeran Video Panas Berseragam PNS Pemprov, Terungkap Motif Sebarkan Rekaman 2,20 Menit

Baca: Nagita Slavina Pede Tampil Nyentrik Saat Hadiri Acara Awards, Jadi Selebriti Wanita Terfavorit

Baca: VIRAL, Pria Alami Stroke Jelang Pernikahan, Mempelai Wanita Tetap Mencintai: Saya Bersyukur

FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO

Diet rendah IG didasarkan pada konsep indeks glikemik, yang memberi peringkat makanan pada tingkat di mana tubuh memecahnya menjadi glukosa.

Pasta memiliki indeks glikemik rendah.

Hal itu menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang lebih kecil daripada kebanyakan karbohidrat olahan lainnya, seperti nasi dan roti putih.

Orang-orang yang mengambil bagian dalam penelitian ini makan rata-rata 3,3 porsi pasta per minggu daripada karbohidrat lainnya.

Setiap porsi setara dengan sekitar setengah cangkir pasta masak.

Para peneliti menemukan bahwa peserta dalam percobaan ini mengalami penurunan berat badan sekitar 0,5 kg selama rata-rata 12 minggu.

"Studi ini menemukan, pasta tidak berkontribusi terhadap kenaikan berat badan atau peningkatan lemak tubuh,

" ujar Dr John Sievenpiper, ilmuwan klinis dengan pusat nutrisi klinis dan modifikasi risiko.

Baca: VIRAL Foto dan Video Durasi 2 Menit Adegan Tak Senonoh Wanita yang Diduga ASN, Ini Tanggapan Pemprov

Baca: Begini Isi Rumah Dinas Menpora Imam Nahrawi, Miliki Ruang Tamu Unik hingga Lapangan & Kolam Pribadi

Baca: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi Mencapai 4 Meter Besok Sabtu 21/9/2019 di Wilayah-wilayah Ini

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved