Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Terkini

Sosok Hanif Dhakiri, Aktivis yang Jadi Menpora, Ditunjuk karena Tak Ada Pilihan Lain

Penetapan Hanif Dhakiri sebagai Menpora berdasarkan penunjukan langsung dari Presiden Joko Widodo.

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Tribunnews
Sosok Hanif Dhakiri 

Ayahnya seorang tenaga pengajar SD dan ibunya pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

Dia berasal dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU) dan seorang aktivis.

Sejak duduk di bangku kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Wali Songo, Jawa Tengah, ia sudah aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan kemasyarakatan.

Hanif memulai mengasah kepemimpinannya di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), sebuah organisasi mahasiswa berafiliasi pada kultur NU.

Pasca lulus kuliah, pada 1996, dalam usia 24 tahun, dia habiskan hidupnya di lembaga kajian, konsultan, dunia tulis menulis dan aktivis.

Hanif tercatat aktif di FNS Indonesia, NDI, Walhi, PMII, Nadwah Dirasah Islam dan Kemasyarakatan (NADIKA), dan Komite Anti Diskriminasi Indonesia.

Dia juga menulis buku Menggagas Fiqh Perburuhan, Paulo Freire, Islam dan Pembebasan.

Pada tahun 1998, awal Era Reformasi, Hanif terjun ke dunia politik.

Pada pemilu 2014 dia terpilih kembali menjadi anggota DPR 2014-2019.

Dalam waktu yang bersamaan pada Pilpres 2014, dukungan PKB kepada calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil menang.

Alhasil, presiden terpilih Jokowi meminta Hanif untuk mengurus persoalan buruh, TKW, dan TKI sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Persilahkan Jajaran Bisa Pakai Sarung Tiap Jumat

Sewaktu menjabat Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dakhiri mempersilakan kepada seluruh jajarannya untuk menggunakan sarung setiap hari Jumat.

Meski begitu, Hanif tidak mewajibkan aturan tersebut.

"Monggo kalau di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan hari Jumat pake sarung itu terserah, saya tidak mewajibkan bersarung tapi kalau mau pake saya persilakan," kata Hanif dalam acara Hari Sarung Nasional di Kemenaker RI, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2019).

Hanif berkelakar, sarung termasuk pakaian yang punya sifat demokratis cukup tinggi. Sebab agar bisa merasakan segar dan adem yang memakainya cukup mengibas-kibaskannya saja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved