Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

G30S PKI

Detik-detik DI Panjaitan Ditembak saat G30S PKI, Pakai Seragam Militer: Ayah Dilempar Lewat Gerbang

7 perwira tinggi militer Indonesia dan beberapa orang lain dibunuh di Jakarta, di antaranya DI Panjaitan.

Editor: Aldi Ponge
Kolase TribunJakarta.com/YouTube iNews/Wikipedia
Chaterine Panjaitan - DI Panjaitan 

Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948.

Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Seiring dengan berakhirnya Agresi Militer Belanda ke II, Indonesia pun memperoleh pengakuan kedaulatan.

Panjaitan sendiri kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T&T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/Sriwijaya.

Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat.

Ketika masa tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, ia pun pulang ke Indonesia.

Namun tidak lama setelah itu yakni pada tahun 1962, perwira yang pernah menimba ilmu pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah terakhir yang diembannya saat peristiwa G 30/S PKI terjadi.

Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI.

Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces).

Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giatnya mengadakan persiapan untuk mempersenjatai angkatan kelima.

Kematian

Pada jam-jam awal 1 Oktober 1965, sekelompok anggota Gerakan 30 September meninggalkan Lubang Buaya menuju pinggiran Jakarta.

Mereka memaksa masuk pagar rumah Panjaitan di Jalan Hasanudin, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, lalu menembak dan menewaskan salah seorang pelayan yang sedang tidur di lantai dasar rumah dua lantai dan menyerukan Panjaitan untuk turun ke bawah.

Dua orang pemuda yaitu Albert Naiborhu dan Viktor Naiborhu terluka berat saat mengadakan perlawanan ketika DI Panjaitan diculik, tidak lama kemudian Albert meninggal.

Setelah penyerang mengancam keluarganya, Panjaitan turun dengan seragam yang lengkap berdoa,sambil menyerahkan diri kepada Yang Maha Esa untuk memenuhi panggilan tugas yang dimanupalasi oleh gerombolan PKI dan ditembak mati.

Mayatnya dimasukkan ke dalam truk dan dibawa kembali ke markas gerakan itu di Lubang Buaya. Kemudian, tubuh dan orang-orang dari rekan-rekannya dibunuh tersembunyi di sebuah sumur tua.

Mayat ditemukan pada tanggal 4 Oktober, dan semua diberi pemakaman kenegaraan pada hari berikutnya. Panjaitan mendapat promosi anumerta sebagai Mayor Jenderal dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.

Biodata

Nama lengkap: Donald Isaac Panjaitan

Panggilan: DI Panjaitan

Tempat, tanggal lahir: Balige, Sumatera Utara, 9 Juni 1925

Meninggal dunia: Lubang Buaya, 1 Oktober 1965

Pasangan: Marieke Pandjaitan br Tambunan

Anak

1. Catherine Pandjaitan
2. Masa Arestina
3. Ir (Ing) Salomo Pandjaitan
4. Letnan Jenderal (Purn) Hotmangaraja Panjaitan
5. Tuthy Kamarati Pandjaitan
6. Riri Budiasri Pandjaitan

Pekerjaan: TNI-AD

Penghargaan sipil: Pahlawan Revolusi

KLIK TAUTAN AWAL TRIBUNTIMUR

KLIK TAUTAN AWAL TRIBUNJAKARTA

#Detik-detik DI Panjaitan Gugur saat G30S PKI, Pakai Seragam Militer: Ayah Dilempar Lewat Gerbang

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved