Menpora Terjerat Suap Rp 25,5 M: Istana Hormati KPK
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Adita Irawati menghormati langkah KPK menetapkan Menpora Imam Nahrawi sebagai tersangka
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Lebih lanjut, Niam mengatakan dirinya terakhir bertemu Menpora Selasa(17/9). Ia pun belum berkomunikasi langsung dengan Imam Nahrawi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
“Saya belum tahu, belum kontak (menpora). Ya kemarin beliau ada di kantor dan melakukan koordinasi dengan teman-teman di eselon di PPITKON,” ujarnya.
“Kalau urusan kantor beliau sangat aktif untuk kontrol termasuk juga pas saya rapat, beliau kontrol sampai ke tempat saya kerja. Meskipun saya tidak ada di situ,” sambung Niam.
Niam mengaku akan bertolak ke kawasan Menteng untuk mengadakan pertemuan khusus dengan para pejabat Kemenpora RI.
Namun, ia menyangkal pertemuan tersebut merupakan pertemuan khusus dengan pejabat Kemenpora lainnya terkait penetapan Imam Nahrawi sebagai tersangka. “Ini sekarang mau ke Menteng, rapat koordinasi terkait reformasi birokrasi sama teman-teman,” pungkasnya.
Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhammad Hasanuddin Wahid angkat bicara mengenai penetapan tersangka Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK). Partainya menurut Hasanuddin menghormati proses hukum tersebut. "Kita menghormati keputusan KPK," katanya.
Asas praduga tidak bersalah kata Hasanuddin harus tetap dikedepankan dalam proses hukum terhadap Imam Nahrawi. PKB akan memberikan pendampingan hukum apabila diminta oleh Imam. "Memberikan advokasi atau pendampingan," katanya.
PKB menurut Hasanuddin akan meminta keterangan kepada Imam Nahrawi terkait kasusnya itu. Setelah itu DPP PKB akan menggelar rapat dalam waktu dekat untuk menyusun sejumlah langkah menyikapii penetapan tersangka Imam Nahrawi. "Rapat melakukan kajian mendalam untuk menentukan langkah-langkah berikutnya," katanya.
Penasihat Hukum Menteri Pemuda dan Olahraga ( Menpora) Imam Nahrawi Soesilo Aribowo mengaku belum bertemu kliennya selama dua pekan. "Saya belum ketemu Pak Imam, sudah 2 pekan lalu, saya kira stance (pendirian) Pak Imam akan ikuti prosesnya dengan KPK. Kita akan pelajari detail dugaan peristiwa kejahatan korupsinya di mana. Upaya hukum belum tahu, kita lagi pikirkan," kata Soesilo.
Terkait dengan sangkaan menerima uang sebesar Rp 26,5 miliar atas pengurusan proposal hibah yang diajukan KONI pada tahun anggaran 2018, kata Soesilo, kliennya merasa tidak pernah menerima uang itu.
"Saya kira ini penting, kalau memang hanya cerita dan katanya-katanya, tidak merasa memberikan sendiri dan tidak ada alat bukti lain, sebaiknya status Menpora tidak perlu ditersangkakan," ujar dia.
Imam Nahrawi Terlihat Tegar
Keluarga Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi terpukul usai penetapan tersangka dugaan dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Usai menjalani salat Isya, Imam menggelar konferensi pers di kediamannya Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Ia terlihat tegar. Mengenakan kemeja berwarna hitam bergaris dan kopiah putih kemudian menemui awak media yang telah menunggunya.
Imam berbicara dengan nada datar. Tak terlihat wajah kesedihan di raut mukanya. Menurut Imam, keluarganya terpukul begitu mendengar pengumuman penetapan tersangka oleh KPK. "Ya tentu keluarga sangat terpukul," ujar Imam.
Imam percaya, keluarganya tahu bahwa ada risiko dari jabatan yang diembannya sebagai menteri. Imam sudah siap dengan segala sesuatu yang terjadi menimpa dirinya.
"Tetapi saya yakin keluarga saya tahu, bahwa ini risiko jabatan saya sebagai menteri. Risiko sebagai menteri tentu harus siap dengan segala sesuatu," tutur Imam.
Imam Nahrawi juga mengaku siap menghadapi kasus dugaan suap hibah KONI dari Kemenpora yang ditangani KPK. Imam, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, siap memberikan jawaban terkait kasus itu.