News
Keindahan Candi Abang, Salah Satu Candi Unik yang Diliputi Mitos Sosok Berbadan Besar
Candi Abang ini justru menyerupai gundukan tanah seperti bukit. Bangunannya memang sudah tak sempurna. Wajar saja, candi ini memang dibuat dari batu
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tahukah anda dengan candi yang satu ini?
Di antara sekian banyak candi yang berada di Kabupaten Sleman, Candi Abang ini bisa jadi merupakan candi satu-satunya yang berbentuk unik.
Bagaimana tidak, candi ini memang tak seperti candi pada umumnya dengan arsitektur menjulang tinggi.
Candi Abang ini justru menyerupai gundukan tanah seperti bukit.
Berdasarkan data yang dilansir Perpusnas, Candi Abang ini sebenarnya memiliki bangunan menyerupai piramida.
Bangunannya memang sudah tak sempurna. Wajar saja, candi ini memang dibuat dari batu bata.
Masih berdasarkan sumber Perpusnas, ukuran alas Candi Abang adalah 36 x 34 meter, sementara tingginya belum bisa diperkirakan.
Baca: VIRAL Video Emak-emak Ribut di Acara Kondangan: Rebutan Rendang, Adu Mulut hingga Pukul-pukulan
Baca: Raja Judi Asal Kalimantan Diincar FBI, Dituduh Jadi Ancaman Sistem Keuangan AS, Ini Sepak Terjangnya
Baca: Profil Fuad Amin, Mantan Bupati Bangkalan 2 Periode yang Meninggal Dunia, Besan Hamzah Haz
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
Rute Menuju Candi Abang
Candi ini berbentuk seperti piramida, dengan sumur di tengahnya.
Di candi ini, terdapat tangga, masuk dan dibuat dari batu putih alias gamping.
Selain itu, ada sebagian batu-batu andesit yang belum diketahui fungsinya.
Mitos Candi Abang
Dikutip dari Perpusnas, ada mitos yang sangat dipercai oleh masyarakat setempat.
Disebutkan bahwa Candi Abang ini dijaga oleh seorang tokoh yang dituakan dan dihormati.
Tokoh itu bernama Kyai Jagal yang memiliki badan besar dan berambut panjang.
Kyai Jagal dipercaya sebagai pelindung dari segala kerusakan.
Bahkan pada zaman Jepang, penduduk sering berlindung di candi tersebut, karena ada kepercayaan.
Kyai Jagal akan melindungi mereka.
Kepercayaan akan Kyai Jagal sangat besar.
Sehingga, ada kisah tentang sebongkah emas sebesar anak kerbau yang dipercaya ada di dalam tubuh Candi Abang, tetap tinggal cerita dan tidak ada seorang pun berani membuktikannya.
Baca: Daftar Lengkap Harga Terbaru HP Samsung di Bulan September 2019, Simak di Sini
Baca: Rekonstruksi Ungkap Kronologi Gadis 13 Tahun yang Dibunuh hingga Diperkosa Bergilir oleh 3 Pria
Baca: Ramalan Zodiak Besok Rabu 18 September 2019: Libra Waspada Teman Makan Teman, Scorpio Hati-hati
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Penamaan Candi Abang
Penamaan Candi Abang oleh masyarakat karena penggunaan batu bata berwarna merah (dalam bahasa Jawa Abang), sebagai bahan utama pembangunan candi tersebut.
Jika anda mengunjungi candi tersebut, anda tidak akan menemukan bangunan candi yang menjulang tinggi dan dipenuhi ukir-ukiran.
Saat ini Candi Abang terlihat lebih menyerupai sebuah bukit jika dibandingkan dengan bangunan candi.
Bangunan candi saat ini hanya tinggal gundukan tanah yang ditumbuhi rumput dengan cekungan di bagian puncaknya.
Pada cekungan tersebut masih bisa kita saksikan susunan batu candi yang terbuat dari batu bata.
Catatan Tentang Candi Abang
Berdasarkan data dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, belum banyak data mengenai situs Candi Abang.
Catatan tertua mengenai Candi Abang terdapat pada laporan ROD (Report Oudheidkundige Dients) tahun 1915.
Dalam ROD 1915 disebutkan bahwa di Candi Abang pernah ditemukan sebuah lingga dan arca Budha. Lingga adalah lambang Dewa Siwa, dewa tertinggi dalam agama Hindu.
Di situs Abang pernah ditemukan sebuah prasasti pendek pada tahun 1932.
Prasasti tersebut berisi tentang pertangalan dengan angka tahun 794 saka atau 872 masehi. Namun pertanggalan tersebut belum dapat dipakai sebagai pertanggalan tahun pendirian Candi Abang.
Data arkeologis lainnya yang juga pernah ditemukan di candi ini adalah batu andesit berbentuk padma peresegi delapan, dalam kondosi pecah terbagi dua.
Candi Abang diperkirakan terdiri dari satu banguan candi dengan halaman yang berukuran panjang 65 meter dan lebar 64 meter.
Saat ini gundukan candi yang tersisi memiliki tinggi enam meter dan diameter 40 meter.
Karena memiliki bentuk seperti bukit dengan rumput yang tumbuh di atasnya, terlebih pada musim penghujan di mana rumput akan menghijau menjadikan sebagian masyarakat menyebut area Candi Abang ini dengan sebutan bukit Teletubbies.
Lokasi candi ini berada di area perbukitan, jadi jika anda berada di puncak Candi Abang, anda bisa menyaksikan hamparan persawahan di wilayah Berbah.
Meskipun struktur candinya sudah tidak lagi tampak, tetapi Candi Abang tetap ramai didatangi pengunjung.
Hamparan rumput hijau di gundukan tanah menjadi daya tarik, seperti yang diungkapkan salah seorang pengunjung, Devy (22).
"Di sini tempatnya bagus untuk foto-foto. Meskipun ini candi, tetapi bentuknya sama sekali tidak seperti candi, jadinya unik," ujar Devy.
Untuk menikmati keindahan Candi Abang, Anda harus berjalan kurang lebih 100 meter untuk sampai ke lokasi candi.
Untuk mencapai lokasi ini tidaklah terlalu sulit. Yang paling gampang melalui rute Prambanan kemudian ke selatan ke arah Piyungan.
Sekitar 7 kilometer, ketemu simpang empat Jletren, ambil arah barat (belok kanan). Dari sini sekitar 1,5 kilometer Candi Abang akan ditemukan.
Bisa juga dari simpang empat Blok O terus ke arah timur. Sampai tugu di pertigaan Berbah, terus saja ke arah timur, ada kuburan sumber di sisi kiri masih saja terus melewati jembatan Berbah yang di bawahnya ada situs Lava Bantal, ketemu perempatan belok kanan ikuti jalan yang bagus. Di daerah ini akan ada petunjuk ke arah Candi Abang.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Baca: VIRAL FOTO Ular Raksasa Mirip Anakonda Terpanggang, Disebut Mati saat Kebakaran Hutan di Kalimantan
Baca: Final Vietnam Open 2019 - China Juara Umum, Indonesia Kebagian 1 Gelar
Baca: Cetak Gol Spektakuler di Liga Prancis, Drama Neymar yang Bikin Tak Nyaman Dimaafkan
Subscribe YouTube Channel Tribun Manado: