Mengenang BJ Habibie
BJ Habibie Kecil Dibentuk Ayahnya Begini, Cerewet Selalu Bertanya, Tak Berhenti hingga Ada Jawaban
Negara Republik Indonesia berduka. Ini setelah Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia.
Itulah yang selalu dilakukan ayahnya setiap kali Rudy bertanya segala sesuatu, dijawab dengan cara sesederhana mungkin agar bisa dipahami anak kecil.
Dengan cara itulah, keingintahuan Rudy terus tumbuh dan terasah sampai dewasa.
Cinta pertama Habibie: buku Namun, ayahnya tidak setiap saat selalu ada saat Rudy ingin bertanya sesuatu.
Sejumlah karangan bunga berada di rumah duka almarhum Presiden ke-3 RI, BJ Habibie di Patra Kuningan, Jakarta, Rabu (11/10/2019). BJ Habibie meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSPAD. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Hasilnya, usia 4 tahun, Rudy sudah lancar membaca dan rajin melahap buku-buku yang disediakan ayahnya.
Pendek kata, sejak usia empat tahun, buku menjadi cinta pertama Rudy dan membaca menjadi bagian hidupnya.
Rudy membaca buku apa saja, mulai ensiklopedia sampai buku cerita.
Buku-buku karya Leonardo Da Vinci dan buku fiksi ilmiah karya Jules Verne menjadi buku-buku favorit Rudy.
Rudy pun senang sekali membuka buku-buku dalam bahasa Belanda.
Setiap menemukan kata-kata yang sulit dan tak dipahami, Rudy tak segan bertanya pada orang tuanya sehingga akhirnya orang tuanya membelikan kamus Indonesia-Belanda sehingga bisa belajar sendiri.
Kegemarannya membaca ini rupanya berefek samping.
Rudy jadi terus mengurung diri di kamar dan harus dipaksa untuk keluar.
Rudy juga menjadi anak yang gagap karena tidak terbiasa berbicara dengan orang di luar rumah.
Literasi baca dan sains Apa yang dilakukan Alwi pada Rudy merupakan salah salah praktek penanaman kebiasaan membaca di rumah.
Yang lebih spesifik lagi, cara Alwi menjawab setiap pertanyaan anaknya itu merupakan salah satu metode penanaman literasi sains di keluarga.
Melalui cara Alwi tersebut, Rudy tumbuh menjadi manusia yang gemar mencari setiap masalah dan menemukan solusinya, termasuk dalam teknologi kedirgataraan yang membuatnya menjadi pakar ilmu penerbangan yang terkenal di dunia.
Saat peluncuran buku biografinya “Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner” (12/10/2015) BJ Habibie mengatakan: "Saya dari lahir, cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang dua puluh jam, panca indera saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanya," kata Habibie.