Berita Terkini
Mahasiswa Papua di Sulawesi Utara Tolak Dijadikan Anak Asuh TNI/Polri: Saya Masih Nyaman
Mahasiswa Papua yang menjalani studi perkuliahan di Manado, menolak menjadikan anak Papua sebagai anak asuh.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Mahasiswa Papua di Sulawesi Utara Tolak Dijadikan Anak Asuh TNI/Polri
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mahasiswa Papua yang menjalani studi perkuliahan di daerah sulawesi utara menolak langkah pemerintah yang meminta aparat TNI dan Polri menjadikan anak Papua sebagai anak asuh.
Menurut mereka rencana pemerintah melalui Menko Polhukam tersebut terlalu berlebihan.
Maikel Karoba, Mahasiswa asal Tolikara papua, mengatakan TNI dan Polri tidak perlu repot-repot mengambil mereka untuk jadi anak angkat.
Menurutnya, selama ini mereka sangat nyaman berada di asrama.
"Kami di sini kan aman-aman saja, jadi tidak perlu diangkat jadi anak asuh," ujarnya ketika dihubungi Tribun Manado, Selasa (10/9/2019).
Ia justru meminta agar TNI dan Polri lebih giat lagi mengunjungi asrama anak-anak Papua, guna memberikan pemahaman tentang Nasionalisme.
"Mending datang ke asrama lalu sosialisasi tentang Nasionalisme.
Karena namanya mahasiswa itu harus terus diingatkan," kata dia.
Baca: Papua Segera Jadi 7 Provinsi, Dibagi Berdasar Wilayah Adat, Jokowi Tambah 5 Provinsi
Baca: Presiden Jokowi Kabulkan Sebagian Permintaan dan Setuju Bentuk 5 Provinsi Baru di Papua, Tapi!
Baca: Wiranto Sayangkan Media Luar Negeri Banyak Bohongnya soal Papua, TNI tak Sampai 1 persen
Namun ia yakin jika semua mahasiswa Papua di Sulut Cinta Damai.
"Saya percaya yang mereka mau itu damai, apalagi suasana di Sulut juga sangat luar biasa.
Intinya kami datang ke sini untuk belajar lalu kembali ke daerah membangun Papua," tegasnya.
Sementara Heilery, Mahasiswi 24 tahun itu merupakan mahasiswi tingkat akhir di Fisipol Unsrat.
Ia mengatakan, dirinya tidak setuju dengan usulan dari Menkopolhukam, menurutnya itu terlalu berlebihan.
"Tidak jadi anak asuh tidak apa-apa, kami di sini aman-aman saja, kami di sini datang untuk belajar, tidak akan terjadi apa-apa," ucapnya, kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (10/9/2019).

Ia menambahkan, situasi saat ini sudah aman, bahkan dirinya mengaku Pemda Papua tidak memaksa mahasiswanya untuk pulang ke kampung halaman.
"Kemarin ada yang beritakan itu, kalau Pemda Papua memaksa kami para mahasiswa untuk pulang, padahal itu tidak ada paksaan," ucapnya.
Lanjutnya, pihak Pemda Papua menyerahkan secara penuh kepada mahasiswa.
"Jadi yang ingin pulang ya pulang, kemarin itu ada yang pulang bukan karrna disuruh pulang oleh Pemda tapi karena ingin pulang, nanti juga balik lagi," ucapnya.
BERITA TERPOPULER: Mahasiswa Papua Ini Tolak Rencana Aparat TNI/Polri Menjadikan Anak Papua Sebagai Anak Asuh
BERITA TERPOPULER: Profil Putra BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie yang Bangun Gedung Pollux Tertinggi di Indonesia
BERITA TERPOPULER: Nikita Willy Sukses Jadi Miliarder di Usia Muda, Ini Daftar Kekayaannya
Kembali lagi terkait usulan, dirinya merasa di Sulut aman-aman dan tidak perlu adanya hak asuh anak-anak Papua oleh TNI/Polri.
"Saya tidak suka dan saya tidak setuju, mungkin maksudnya baik tapi kami memang baik-baik saja walau tanpa menjadi anak asuh," bebernya.
Lanjutnya, jika terkait usulan untuk berbaur dengan asrama mahasiswa lain, dirinya mengembalikan ke perorangan.
"Kalau saya sih ya begini saja, saya masih nyaman dengan tempat tinggal saya bukan berarti saya gak mau, malahan di kampus saya dan mahasiswa dari provinsi lain pun berbaur tidak nanti harus satu asrama," bebernya.
Terpisah, Gituuk mahasiswa asal Papua mengatakan, menolak untuk diadopsi oleh TNI/Polri.
"Ya kalau usulan itu nantinya diterima TNI/Polri dan akan menjadikan mahasiswa Papua menjadi anak asuh saya menolak, begini saja tidak apa-apa kami baik-baik saja tanpa harus menjadi anak asuh mereka," bebernya.
Mahasiswa tahun ajaran baru itu mengaku, saat ini kondisi aman dan akan aman.
"Tidak akan terprovokasi dengan isu-isu, kami aman di sini bersama dengan mahasiswa dari provinsi lainnya, mereka baik, meteka tidak memandang kami sebelah mata, dan kami nyaman di sini, kalau tidak nyaman gak mungkin saya ikut kegiatan di kampus sebagai mahasiswa baru," ujarnya.
Tak ingin berbicara lebih, dirinya hanya mengatakan, bahwa dirinya datang ke Unsrat untuk belajar.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menganjurkan aparat TNI-Polri untuk menjadi orang tua asuh bagi pelajar dan mahasiswa asal Papua.
Wiranto menilai dengan menjadikan pelajar dan mahasiswa asal Papua sebagai anak asuh TNI-Polri akan memberikan dampak yang positif. Sebab, hubungan yang terjalin berdasar kekeluargaan.
"Kita anjurkan dari pejabat kepolisian, dari TNI, nanti punya anak asuh lah ya istilahnya, ikut mengawasi, ikut merawat, punya hubungan telpon dengan mereka. Sehingga, anak-anak, adik-adik kita merasa nyaman di mana pun mereka berada merasa menjadi keluarga besar, keluarga Indonesia, tidak terisolir," kata Wiranto saat jumpa pers di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2019).
Wiranto pun memastikan akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di luar Bumi Cendrawasih.
Selain itu, Wiranto akan mengusulkan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk berkoordinasi dengan kepala daerah agar asrama-asrama mahasiswa Papua yang berada di seluruh provinsi di disatukan dengan asrama-asrama mahasiswa asal daerah lain.
Sehingga, kata Wiranto, mahasiswa Papua pun tidak menjadi eksklusif dan diharapkan dapat menciptakan persatuan antara mahasiswa asal daerah lainnya.
"Jadi anak-anak bercampur di situ, enggak ada eksklusif ini anak Papua sendiri, ini anak Sumbar dan Kalbar sendiri," ujarnya.
(Nielton Durado/Siti Nurjanah/Tribunmanado.co.id)
# Mahasiswa Papua di Sulawesi Utara Tolak Dijadikan Anak Asuh TNI/Polri: Saya Masih Nyaman
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO TV: