Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Anggota DPR RI Terpilih ‘Curhat’ Karier Politik hingga Pilkada 2020

Anggota DPR RI terpilih, Haji Herson Mayulu, digadang maju Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2020. Formasi Steven Kandouw.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
tribun manado
Anggota DPR RI terpilih Herson Mayulu bercerita saat berkunjung ke Kantor Tribun Manado di Jalan AA Maramis Kairagi II, Manado, Jumat (6/9/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Anggota DPR RI terpilih, Haji Herson Mayulu, digadang maju Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2020. Formasi Steven Kandouw-Herson Mayulu menguat, seandainya Presiden Joko Widodo mengangkat Gubernur petahana Olly Dondokambey menjadi menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau menteri Pertahanan.

Tribunmanado.co.id berkesempatan mewawancarai khusus mantan Bupati Bolaang Mongondow Selatan ini saat bertandang ke Kantor Harian Tribun Manado, Jumat (6/8/2019). Bupati dua periode ini disambut Pimpinan Redaksi Sigit Sugiharto dan Editor Senior Aswin Lumintang.

Baca: PDIP Jaring Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2020

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan akrab ini, Herson bercerita tentang kiprahnya sebagai ASN, kemudian karier politiknya yang dimulai dari bawah, sampai menduduki kursi Bupati Bolsel dua periode. Dan yang terbaru, ia sukses melenggang ke senayan sebagai Anggota DPR RI usungan PDIP.

Belakangan, gencar berembus, kader PDIP ini digadang-gadang bakal maju sebagai calon Wakil Gubernur untuk bertarung di bursa Pilkada Sulut tahun 2020. Berikut petikan wawancaranya.

Karier politik Anda terbilang mengesankan. Bisa ceritakan sedikit perjalanan Anda hingga bisa sampai di tahap ini?

Sebelum memimpin Bolsel, saya sudah 20 tahun jadi PNS. Tahun 2004, saya mundur dari ASN lalu maju pileg dengan kendaraan Partai Golkar. Puncak karier saya saat itu adalah jadi Wakil Ketua I DPRD Bolmong. Lalu kemudian berembus angin tak sedap yang akhirnya membuat hubungan saya dengan Golkar retak tahun 2009. Saya meraup suara terbanyak di dapil saya, tapi tidak pernah dilantik di DPRD Bolmong.

Barulah kemudian tahun 2010 saya dilamar PDIP, kemudian diangkat menjadi Ketua DPC PDIP Bolsel sekaligus diusung sebagai calon bupati. Saya tidak akan lupa berterima kasih kepada Pak Olly Dodokambey, karena berkat tangan dinginnya, saya kemudian terpilih menjadi Bupati Bosel, bahkan sampai dua periode.

Selama dua periode memimpin Kabupaten Bolsel Anda dinilai sukses. Apa rahasianya?

Awalnya ketika akan bangun Bolsel, saya berpikir harus mulai dari mana? Maka yang saya lakukan adalah menyusun visi dan cita-cita ke depan, mau dijadikan apa Bolsel ini? Saya baca kondisi ril, Bolsel itu didiami warga dengan beragam suku dan agama. Belum lagi sejarah Bolsel itu pernah ada kerajaan, tentu perlu kecermatan yang tinggi untuk menentukan apa visinya, sehingga semua bisa bersatu.

Apa visi yang kemudian Anda tetapkan berdasarkan analisa ini?

Melihat Bolsel sebagai daerah dengan beragam agama, maka visi pertama yang diangkat adalah visi religi. Ini daerah yang religius, dengan tingkat keimanan yang tinggi, kita jadikan modal. Kedua, visi yang kita angkat adalah visi budaya. Ini dilatarbelakangi beragamnya suku yang mendiami Bolsel, sehingga kita perlu menetapkan visi menjadikan Bolsel yang berbudaya. Ketiga, setelah visi religi dan budaya diterapkan, lalu apa?

Visi yang ketiga adalah bagaimana menjadikan daerah ini menjadi daerah yang bermartabat. Beryukur, Bolsel baru 11 tahun, tapi prestasi yang diraihnya terbilang luar biasa. Tempati posisi pertama daerah dengan pengelolaan keuangan terbaik. Selama 5 tahun berturut-turut meraih opini WTP, termasuk berbagai penghargaan sebagai daerah dengan kepala daerah yang inovatif di berbagai bidang.

Baca: Lampu Merah Investasi: Perusahaan Jepang-Korea Ogah Lirik RI

Sewaktu menjabat Bupati Bolsel, Anda pernah dipuji Gubernur Olly Dondokambey karena sukses menggelar Festival Teluk Tomini, yang didalamnya ada beragam acara budaya dan keagamaan. Bisa ceritakan sedikit?

Di Bolsel ada budaya Sangihe, ada Gorontalo, ada Mongondow, ada Bolango. Namanya Tulude itu dianggarkan di APBD, dan itu dilakukan selama saya jadi Bupati. Saudara-saudara Kristen menggelar Festival Paskah. Festival Natal gelar di sana juga. Yang Gorontalo gelar Festival Walima. Warga Bolango gelar Festival Tolangga. Ini semua budaya-budaya yang dihidupkan lagi. Akhirnya semua terangkul dalam Festival Teluk Tomini. Pak Gubernur saja kaget, saya bisa gelar Festival Paskah, kalah provinsi. Sulut yang hadir hanya 6 ribu orang, Bolsel yang hadir 20 ribuan orang. Kongres PDIP di Bali lalu telah merekomendasikan ke Presiden Jokowi untuk budaya dihidupkan lagi. Dan di Bolsel, kita sudah melakukannya.

Mengapa sebelum masa tugas selesai, Anda kemudian memutuskan mundur dari jabatan Bupati Bolsel?

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved