Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Terkini

Sosok 4 Wanita yang Teken Kontrak Mati Bergabung dengan Gegana, Mengabdi Selama 15 Tahun

Pasukan yang dibentuk pada 1974 ini baru menempatkan seorang polisi wanita (polwan) pada tahun 1990, atau 17 tahun setelah pasukan itu berdiri.

Editor: Rhendi Umar
Kompas.com
Cerita Polisi Wanita Gegana Brimob Pertama di Indonesia 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gegana Brigade Mobil ( Brimob), pasukan khusus Polri yang menangani kejahatan dengan tingkat bahaya tinggi sering dikaitkan dengan profesi kaum laki-laki.

Pasukan Gegana adalah bagian dari POLRI yang tergabung dalam yang memiliki kemampuan khusus seperti anti teror, penjinakan bom, intelijen, anti anarkis, dan penanganan KBR (Kimia, Biologi, Radio aktif).

Dalam perjalanan sejarahnya, Gegana berhasil mengukuhkan keberadaannya sebagai satuan khusus Polri mampu menangani tugas-tugas berkadar tinggi.

Beberapa tugas yang telah berhasil dilaksanakan oleh satuan ini antara lain Konflik Aceh, Penangkapan teroris Poso, penjinakan bom, dan lain-lain.

Personel Gegana dalam melaksanakan tugas seringkali tidak diberitahukan identitasnya secara luas untuk menjaga kerahasiaan, keamanan, Keselamatan Pribadi dan keluarga.

Mungkin banyak yang tidak mengetahui, pasukan yang dibentuk pada 1974 ini baru menempatkan seorang polisi wanita (polwan) pada tahun 1990, atau 17 tahun setelah pasukan itu berdiri.

BERITA TERPOPULER: Elza Seret Istri Reino Barack Lantaran Sempat Dihina Nikita Mirzani, Janjikan Tidak Dipungut Biaya

BERITA TERPOPULER: Kebencian Dana pada Aulia Kesuma Terungkap Lewat WhatsApp, AK: Dia Nggak Suka Waktu Saya Hamil Rena

BERITA TERPOPULER: Kenalan di FB, Gadis Ini Dibawa ke Indekos Lalu ‘Disuntik’, Tak Pulang Rumah Seminggu

Wanita pertama yang masuk Brimob kala itu beranggotakan empat polwan dan ditempatkan di pasukan Gegana.

Saat memasuki Gegana, mereka masih berusia 20 tahunan.

Keempat wanita gagah berani itu adalah Ina Rochmatin (22), Atanasia Tri Basuki (21), Serda Sayekti (20) dan Reny Irawati (20). 

Sebagai wanita, tentu saja menjadi anggota Gegana Brimob tidak mudah. Sebab latihan fisik dan tantangan lainnya pun lebih berat dari kepolisian pada umumnya.

Apalagi Gegana Brimob ditugaskan untuk berurusan dengan bom, radio aktif, bahan kimia dan perlawanan teror.

"Kalau sudah masuk Brimob, hidup mati kami hanya untuk Brimob. Kami memang sudah teken kontrak mati," kata Ina Rochmatin yang saat itu berpangkat Sersan Dua seperti dikutip dalam Harian Kompas edisi 1 September 1991 di artikel "Empat Polwan Brimob Pertama Di Indonesia: "Kami Sudah Teken Kontrak Mati"

Ina dan ketiga rekannya mengikuti pendidikan dasar bintara Brimob Jawa Timur dengan rutinitas 60 persen latihan di lapangan.

Pendidikan lapangan itu berupa halang rintang lanjutan (merayap, melompat jurang), lintas alam (mendaki gunung, melewati sungai dan gua), 

survival (bertahan di hutan selama dua hari), escape (menuruni puncak gunung dan berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer),

turun tambang dari helikopter dan renang militer sejauh tiga mil.

Berita Populer: Berikut 5 Nama yang Dicoret Juventus dari Skuat Liga Champions

Berita Populer: Mandi di Waktu Ini Bisa Sebabkan Kematian Mendadak

Berita Populer: Ponsel Gaming Black Shark 2 Pro Resmi Diluncurkan, Ini Tiga Fitur Andalannya

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved