Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Aktivis Anti-Korupsi Sulut Demo Kawal KPK

Aktivis dan pemerhati anti-korupsi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Sulawesi Utara berdemonstrasi,

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribun manado / Rian Sekeon
Koalisi Mengawal KPK 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Aktivis dan pemerhati anti-korupsi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Sulawesi Utara berdemonstrasi, Kamis (5/9/2019). Mereka menolak calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang bermaksud melemahkan lembaga antirasuah itu.

Presiden Joko Widodo telah mengirim 10 nama capim KPK ke DPR. Selanjutnya wakil rakyat akan memilih 5 nama sebagai komisioner KPK periode berikut. Demonstran meminta para capim KPK tidak bermasalah dengan pemberantasan korupsi di masa lalu.

Baca: Wiranto: Benny Wenda Penjahat Politik - Sebut Papua Mirip Timor Timur

Aksi demo berlangsung di Tugu Zero Point, Kecamatan Wenang, Manado. Para pegiat anti-korupsi berasal dari YLBHI-LBH Manado, Lembaga Advokasi Masyarakat Unsrat, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Koalisi Pengacara Perempuan Sulut, Kelompok Pecinta Alam Sinuaan, Kelompok Pecinta Alam Tunas Hijau, Mahasiswa Pecinta Alam Bumi, LBH Bitung dan Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (Sulawesi Utara, Kota Manado dan daerah).

Koalisi mendukung penuh perlindungan KPK, menjadikan sebagai lembaga independen yang berintegritas. Mereka siap mengawal KPK dari oknum yang berkepentingan, dalam upaya melawan pelemahan KPK.

Koordinator Lapangan Septian Paath mengatakan, pemilihan capim KPK harus transparan. "Bersih, tidak ada unsur politik dengan suatu kepentingan tertentu. Benar-benar melakukan tugas dan tanggung jawab yang diembankan dan tidak ada rekam jejak yang bermasalah hukum," kata dia

Apabila ada capim KPK dengan rekam jejak bermasalah lolos, berarti Panitia Seleksi KPK memiliki andil dalam melemahkan agenda pemberantasan korupsi ke depan.

Dari Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai tak seluruh kritik terhadap capim KPK yang lolos seleksi harus diterima. Terlebih nasib 10 kandidat capim itu saat ini ada di pihak DPR.

"Pada akhirnya DPR yang menentukan, kalau mau lobi ya lobi DPR. Itu aturannya harus kita taati. Kan DPR milih 5 dari 10 (calon)," ujar JK di kantor Wapres, Rabu (4/9/2019). JK mengatakan, selama ini pansel telah melakukan seleksi sesuai aturan yang berlaku. Ia tak menampik jika ada pihak yang menerima ataupun menolak.

Namun, menurutnya, pansel maupun pemerintah tak lantas dapat dipengaruhi dengan berbagai kritikan tersebut. "Tidak mungkin kan pendapat Anda semua diterima. Ada aturan pansel membuka, menyeleksi dari ratusan menjadi 10 orang, lalu ke DPR dan DPR yang pilih," katanya.

Baca: Max Lomban Mengaku Punya Hubungan Baik Dengan Menteri Susi Pudjiastuti

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menerima 10 nama capim KPK yang lolos seleksi pada Senin (2/9). Jokowi kemudian mengirimkan nama-nama itu kepada DPR untuk memilih lima yang terbaik lewat fit and proper test.

Sejumlah nama yang lolos itu tak lepas dari kritik berbagai pihak. Salah satu yang disoroti adalah Irjen Firli Bahuri yang disebut pernah melakukan pelanggaran etik saat masih menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK.

Ia pernah bermain golf bersama mantan Gubernur NTB TGB Zainul Majdi yang saat itu menjadi saksi kasus dugaan korupsi yang tengah disidik KPK. Namun Firli membantah dan menyebut bahwa ia tak sengaja bertemu di tempat main golf tersebut. (ian/cnn)

Harta Capim KPK

1. Alexander Marwata – Rp 3,9 miliaran
Satu-satunya nama capim KPK yang berasal dari internal KPK. Tercatat, harta kekayaan yang dimiliki mencapai Rp 3.968.145.287 pada pelaporan harta tahun 2018 akhir

2. Firli Bahuri – Rp 18,2 miliaran
Sebelumnya, ia sempat menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK tahun 2018 dan Kapolda Sumatera Selatan pada tahun 2019. Total kekayaan yang dimiliki sampai pada tahun 2018 mencapai Rp18.226.424.386

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved