Capim KPK
Pansel: 10 Nama Capim KPK Telah Mempertimbangkan Masukan Masyarakat
Dalam pemilihan capim KPK, kata Yenti, Pansel juga melihat Undang-Undang KPK yang mengatakan perlu ada unsur masyarakat dan pemerintah.
Pada masa 2011-2012, Firli sempat menjabat Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah sebelum ditunjuk menjadi ajudan Wakil Presiden RI Boediono.
Firli kemudian menjadi Wakapolda Banten hingga mendapat promosi Brigjen Pol saat dimutasi jadi Karo Dalops Sops Polri.
Baca: Ini Jumlah Harta Kekayaan 10 Capim KPK: Mulai Rp 18,2 Miliar Hingga Terkecil Rp 70 Juta
Baca: Yayan Menjerit Digigit Sparta: Tewas Diterkam Anjing Pemburu
Baca: Respon Dedi Mulyadi Setelah Ibu Kota Pindah ke Kaltim: Jawa Barat dan Jakarta Jadi Satu Provinsi
Riwayat Pendidikan

Pertama kali menjadi anggota Polri sebagai lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990.
Firli kemudian masuk di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 1997.
Pada tahun 2004 dia kemudian menempuh Sekolah Pimpinan Menengah (Sespimen).
Riwayat Jabatan
Pada tahun 2001, Firli menjabat Kapolres Persiapan Lampung Timur.
Karirnya berlanjut dengan ditarik ke Polda Metro Jaya menjadi Kasat III Ditreskrimum pada 2005-2006.
Selanjutnya dua kali berturut turut menjadi Kapolres, yakni Kapolres Kebumen dan Kapolres Brebes.
Karirnya semakin moncer ketika ditarik ke ibukota menjadi Wakapolres Metro Jakarta Pusat tahun 2009 lalu.
Kepercayaan terus mengalir padanya ketika didapuk menjadi Asisten Sespri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2010.
Keluar dari istana, lantas memegang jabatan Direskrimsus Polda Jateng tahun 2011.
Firli kembali ke istana dan kali ini menjadi ajudan Wapres RI tahun 2012, saat itu Boediono.
Dengan pangkat komisaris besar, membawanya menjabat Wakapolda Banten tahun 2014.