KM Mina Dibajak
2 Pekan Berlalu, Basarnas Akhiri Pencarian 21 ABK KM Mina Sejati yang Hilang
Sejumlah fakta terungkap, mulai dari update Badan SAR Nasional (Basarnas) Ambon, penyelaman, hingga pencarian melalui pesawat udara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Basarnas Ambon resmi menutup operasi pencarian terhadap 21 anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati yang dinyatakan hilang usai tragedi pembantaian di atas kapal tersebut di perairan Laut Aru, Maluku.
Tepat hari ini Sabtu (31/8/2019) menginjak dua pekan sejak insiden pembantaian Anak Buah Kapal atau ABK KM Mina Sejatiterjadi pada Sabtu, 17 Agustus 2019 lalu di Laut Aru, Maluku.
Hingg hari ini atau dua pekan setelah kejadian, 21 ABK masih hilang misterius atau tak diketahui nasibnya.
Sejumlah fakta terungkap, mulai dari update Badan SAR Nasional (Basarnas) Ambon, penyelaman, hingga pencarian melalui pesawat udara.
Operasi SAR Ditutup
Kepala Basarnas Ambon Muslimin mengatakan, operasi pencarian terhadap para ABK KM Mina Sejati di perairan Laut Aru akhirnya dihentikan setelah sepekan menggelar operasi pencarian.
Tidak ada tanda-tanda atau jejak keberadaan ABK di lokasi pencarian.
“Secara resmi kami dari Basarnas telah menutup operasi pencarian korban ABK Mina Jaya sejak Jumat kemarin,” kata Muslimin kepada Kompas.com, Sabtu (31/8/2019).
Baca: Ini Tarif Baru Grab dan Gojek, Berlaku Mulai Tanggal 2 September 2019
Baca: Fakta Seorang Lelaki Paksa Adik Ipar Layani Nafsunya, Pengantin Baru Itu Khilaf Sampai 7 Kali
Baca: Hindari 6 Jenis Sayuran Ini Bagi Anda Penderita Asam Urat, Cegah Sebelum Terlambat
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
Muslimin mengaku, pihaknya telah menegrahkan tim untuk mencari para korban dengan menggunakan KN SAR Bharara ke Laut Aru termasuk mengirim penyelam untuk mencari para ABK hilang, namun upaya pencarian korban tidak juga membuahkan hasil.
“Saat ini tim bersama KN SAR Bharata telah kembali ke pangkalan.Tim penyelam yang kami kerahkan juga tidak bisa melakukan penyelaman hasil pemantauan udara tidak juga menemukan adanya jejak para ABK berada,”ungkapnya.
21 ABK Dinyatakan Hilang

Saat disinggung nasib 21 ABK, termasuk tiga di dalamnya terduga pelaku pembantaian yang belum ditemukan itu, Muslimin mengaku, sesuai kewenangan pihaknya telah melakukan operasi pencarian namun hasilnya tidak ada yang ditemukan.
“Jadi kami mengganggap 21 ABK KM Mina Sejati itu telah hilang,”ujarnya.
Operasi pencarian terhadap 21 ABK KM Mina Jaya kembali dilakukan setelah tim dari Polres Kepulauan Aru dan TNI AL dari Lanal Aru menemukan dua jasad ABK KM Mina Sejati di peraiaran Aru.
Selain melalui laut, pencarian para korban juga dilakukan melalui udara.
Sebagaimana diberitakan, insiden pembunuhan terhadap ABK KM Mina Sejati terjadi di perairan Laut Aru pada pertengahan Agustus 2019 lalu.
Dari hasil penyelidikan polisi, aksi pembunuhan itu dipicu perkelahian dua ABK saat sedang memancing cumi di atas kapal.
Akibat insiden berdarah itu, 13 ABK terpaksa menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut. Dari jumlah itu 2 ABK ditemukan tewas dengan luka bacok di wajah dan tubuh, sedangkan 11 ABK lainnya dinyatakan selamat.
Baca: 9 Kisah Menarik Pelantikan Anggota DPRD: Bawa 3 Istri hingga Berangkat Naik Traktor
Baca: Terus Dirumorkan Hengkang dari Juventus, Paulo Dybala Mengindikasikan Bakal Bertahan
Baca: Berikut Alasan Junk Food Digemari Banyak Orang Meski Tidak Sehat
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO
Riwayat Pencarian 21 ABK KM Mina Sejati
Tim gabungan SAR belum menemukan 21 ABK KM Mina Sejati yang tidak diketahui nasibnya.
Hingga kini Kamis (29/8/2019), pencarian 21 orang yang terlibat insiden pembantaian KM Mina Sejati dilakukan.
Bahkan Kapolres Aru, AKBP Adolof Bormasa, ikut serta dalam operasi SAR dan memimppin tim pencarian dan pertolongan.
Diberitakan Kompas.com, operasi pencarian korban insiden KM Mina Sejati yang dilakukan melalui pantauan udara di atas peraiaran Laut Aru, Maluku, Kamis (29/8/2019), tidak juga membuahkan hasil.
Selama 2 jam melakukan pencarian lewat udara, pesawat milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dikerahkan khusus untuk membantu operasi pencarian tidak juga menemukan para anak buah kapal (ABK).
“Saya yang memimpin langsung operasi pencarian lewat udara dan hari ini hasilnya masih nihil,” kata Kapolres Kepulaua Aru AKBP Adolof Bormasa kepada Kompas.com, Kamis.
Adolof mengatakan, pemantauan lewat udara itu dilakukan di atas bagian selatan peraiaran Laut Aru atau tepatnya di sekitar lokasi KM Mina Sejati tenggelam.
Pencarian dilakukan hingga lokasi penemuan dua jasad ABK KM Mina Sejati yang ditemukan beberapa waktu lalu.
“Tadi pesawat tarbang dengan ketinggian 1.500 sampai 400 kaki, jadi paling rendah sekali,” kata Adolof.
Menurut Adolof, operasi pencarian melalui udara dengan menggunakan pesawat jenis Super King Air Service B-200 Series itu juga melibatkan PSDKP Cabang Tual, Kepala Syahbandar Dobo, serta berbagai unsur lain.
Meski telah menyisir wilayah tersebut, pihaknya tidak menemukan satu pun korban ABK KM Mina Sejati.
“Jadi selama dua jam kami mencari, kami tidak menemukan ABK KM Mina Jaya, tapi ada banyak kapal nelayan yang juga ikut mencari saat ini,” ujar Adolof.
Operasi pencarian para korban pembantaian di KM Mina Sejati kembali dilakukan tim SAR setelah tim dari Polres Kepulauan Aru dan TNI Al menemukan dua jasad ABK KM Mina Sejati di lokasi pencarian pada Senin kemarin.
Dengan ditemukannya dua jasad KM Mina Sejati tersebut, sisa ABK yang belum ditemukan berjumlah 21 orang, termasuk di dalamnya 3 ABK yang diduga kuat sebagai pelaku pembantaian.
Aksi pembantaian di atas KM Mina Sejati terjadi pada 17 Agustus 2019.
Saat itu, kapal itu sedang berada di Laut Aru. Dari hasil penyelidikan polisi, insiden itu terjadi karena perkelahian di antara sesama ABK saat sedang memancing cumi di atas kapal tersebut.
Baca: VIRAL VIDEO Anak SD Dikeroyok Kakak Kelas, Pelaku Diduga Disuruh Orang Lebih Tua, Ini Kronologinya
Ketemu 2 Jasad, 21 Masih Hilang
Sebanyak 21 orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Mina Sejati belum diketahui nasibnya sampai saat ini.
Puluhan ABK yang terlibat dalam insiden pembantaian KM Mina Sejati pada 17 Agustus 2019 pekan lalu itu hilang.
Tim pencarian dan pertolongan atau SAR tengah melakukan operasi.
Inilah kabar terkini pembantaian KM Mina Sejati yang dirangkum TribunAmbon.com dari berbagai sumber.
21 ABK Hilang Misterius
Diberitakan Kompas.com, dua jasad ABK KM Mina Sejati yang diduga merupakan korban pembantaian di atas kapal tersebut ditemukan di perairan Laut Aru, Maluku, Senin (26/8/2019).
Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolof Bormasa mengatakan, dua jenazah berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan oleh tim gabungan dari Polres Kepulauan Aru bersama personel Dit Polair Polda Maluku dan juga Angkatan Laut Aru tak jauh dari lokasi tenggelamnya KM Mina Sejati di perairan Kepulauan Aru.
Seorang ABK KM Mina Sejati dengan kepala diperban (Kompas.com/RahmatRahman Patty)
“Jadi tim yang menemukan dua ABK itu adalah tim pertama yakni dari Polres Aru, lalu tiga personel dari Dit Polair Polda Maluku dan juga dua personel dari TNI AU,” kata Adolof saat dihubungi Kompas.com, Senin 26/8/2019) malam.
Adolof mengatakan, kedua jenazah tersebut telah dibawa ke Dobo, Kepulaauan Aru menggunakan KM Panambulai milik pemda setempat.
Kapal itu juga yang digunakan tim gabungan untuk melakukan pencarian korban KM Mina Sejati.
Kedua jenazah tiba sekira pukul 23.00 WIT di Pelabuhan Yos Sudarso Dobo.
Adolof memastikan dua jenazah yang ditemukan itu adalah ABK KM Mina Sejati.
Sebab, pihaknya telah memanggil sejumlah ABK yang selamat untuk melihat dua jenazah tersebut. Para ABK mengenali dua jenazah itu.
“Kita panggil mereka (ABK) untuk lihat dan mereka kenali dan mereka langsung bilang oh yang ini namanya si A dan ini si B. Jadi clear itu ABK KM Mina Sejati,” ujarnya.
Dengan ditemukannya dua jenazah tersebut, maka ABK KM Mina Sejati yang masih dinyatakan hilang sebanyak 21 orang.
Diterjang Ombak 4 Meter
Masih dari Kompas.com, anggota Tim SAR Pos Tual yang dikerahkan untuk mencari 21 penumpang KM Mina Sejati yang hilang di laut Aru, Maluku batal melakukan misi pencarian.
KN Bharata yang mereka tumpangi diterjang ombak setinggi 4 meter saat berada di perairan Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Anggota Tim SAR Pos Tual bertolak dari Pelabuhan Tual pada Selasa (27/8/2019) malam sekitar pukul 22.00 WIT.
Namun, setelah dua jam berlayar, mereka diterjang gelombang tinggi dan akhirnya kembali ke Pelabuhan Tual.
“Tim kembali setelah dihantam gelombang tinggi 3-4 meter di Laut Kei, jadi kita tidak lanjut lagi ke lokasi pencarian karena cuaca buruk dan gelombang yang sangat tinggi,”kata Kepala Basarnas Ambon, Muslimin kepada Kompas.com, Rabu (28/8/2019).
Dia mengungkapkan, sehari sebelumnya, tim gabungan SAR Pos Tual bersama anggota KPLP Tual juga tidak bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi pencarian karena Kapal KN 364 milik KPLP yang ditumpangi juga diterjang gelombang tinggi.
“Tim gabungan SAR Tual dan KPLP Tual juga tidak bisa kembali karena gelombang sangat tinggi,”kata Muslimin.
Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019). (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)
Menurut Muslimin, selain cuaca yang buruk, jarak tempuh ke lokasi pencarian korban juga membutuhkan waktu yang sangat lama yakni lebih dari 6 jam perjalanan.
“Jaraknya dari Tual itu 104,76 mil jadi kalau kita gunakan KN Bharata itu waktu tempunya paling cepat 6 jam,”katanya.
Meski terkendala cuaca buruk di laut, namun Muslimin mengatakan pihaknya akan tetap kembali melakukan operasi pencarian terhadap ABK KM Mina Sejati yang menjadi korban pembunuhan tersebut.
“Mungkin besok (hari ini, Red) ya saya akan ke Tual dan kita akan lanjutkan pencarian lagi, nanti kita akan gunakan KN SAR Bharata,”ujarnya.
Dari informasi yang diterima, saat ini tim yang masih berada di lokasi pencarian adalah tim dari Polairud Polda Maluku bersama TNI AL dari Lanal Tual.
Operasi pencarian para korban pembunuhan di KM Mina Sejati kembali dilakukan tim SAR setelah tim dari Polres Kepulauan Aru dan TNI Al menemukan dua jasad ABK KM Mina Sejati di lokasi pencarian pada Senin dua hari lalu.
Baca: Sejarah Bandara DC Saudale, Pembangunan Secara Swadaya oleh Masyarakat, Dibawah Pimpinan Orang Ini
Kronologi, Identitas dan Motif 3 ABK Pelaku Pembantaian
Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019). (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)
Ditemukan fakta baru bahwa 3 ABK pelaku pembantaian memiliki hubungan keluarga yang sangar dekat.
Berdasarkan keterangan korban selamat, Letkol Laut Suharto Silaban mengatakan ketiga pelaku merupakan anak, bapak dan paman.
“Keterangan yang kami ambil dari ABK, mereka (pelaku) ini adalah bapak, anak, dan paman. Jadi, keluarga dekat semua,” kata Silaban, Jumat (23/8/2019).
Ketiga pelaku pembantaian di KM Mina Sejati itu adalah Nurul Huda, Ferri Dwi Lesmana, dan Qersim Ibnu Malik.
Hingga kini belum diketahui keberadaan ketiganya.
Namun, TNI AL menduga kuat, ketiga pelaku telah mengakhiri hidup mereka dengan cara bunuh diri setelah membantai rekan-rekan sesama ABK.
Dia menambahkan, dari keterangan sejumlah ABK, dua pelaku telah mengikuti pelayaran dengan kapal tersebut ke wilayah perairan Aru sebanyak dua kali.
Adapun satu pelaku baru pertama kali mengikuti pelayaran dengan kapal tersebut.
“Anak dan bapak sudah dua kali trip dengan kapal itu ke sini, tapi pamannya baru pertama kali,” katanya.
Saat disinggung apakah ketiga pelaku ini memiliki keterkaitan dengan jaringan kelompok radikal, Suharto enggan menjelaskannya.
”Kita tidak tahu ya karena ABK juga tidak pernah bilang begitu. Yang mereka tahu ketiga orang itu hanya bersaudara, anak bapak sama paman. Kalau soal itu nanti kita berasumsi lagi,” katanya.
Sebab Pembantaian Terkuak
Akhirnya terkuak penyebab terjadinya pembantaian anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati di perairai Kepulauan Aru.
Aparat Polres Kepulauan Aru hingga kini masih terus melalukan pemeriksaan terhadap 11 ABK KM Mina yang lolos dan selamat.
Kapolres Kep. Aru, AKBP Adolof Bormasa mengatakan, pembantaian di KM Mina Sejati bermula dari perkelahian antarsesama ABK.
Perkelahian tersebut terjadi saat KM Mina Sejati berlayar di Laut Aru, pada Jumat (16/8/2019).
Adolof mengatakan bahwa perkelahian antarsesama ABK itu sempat dilerai dan diselesaikan oleh ABK yang lainnya.
“Sumber persoalannya itu di sini. Para pelaku ini terlibat perkelahian dengan ABK lain hingga jatuh bangun, lalu dilerai ABK lainnya hingga masalahnya selesai,” kata Adolof, kepada Kompas.com, saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Sabtu (24/8/2019).
Namun, malam hari setelah perselisihan terjadi, pelaku kembali membuat keributan dan perkelahian pecah kembali.
Perkelahian tersebut mengakibatkan sejumlah ABK KM Mina tewas di atas kapal.
“Saat peristiwa malamnya itu, langsung dilaporkan ke pemilik kapal, dan pemilik kapal langsung meminta bantuan dari kapal-kapal lainnya,” ujar Adolof.
Namun, hingga kini belum dapat dijelaskan persoalan apa yang dapat memicu terjadinya perselisihan antarABK ini.
Sementara ini, Polres Kepulauan Aru masih berusaha mengorek informasi dari 11 ABK KM Mina yang selamat dan 35 ABK Km Gemilang yang menyelamatkan 11 ABK tersebut.
“Jadi, penyebabnya itu. Untuk motif dan penyebab lainnya kami masih mendalaminya karena waktunya (pemeriksaan saksi) juga baru 1x24 jam,” ujar dia.
Melansir Kompas.com, pembantaian di KM Mina dilakukan oleh 3 anak buah kapal.
Saat berlayar, KM Mina mengangkut 36 orang, termasuk ABK, nakhoda, dan 3 ABK yang menjadi pelaku pembantaian.
Dalam insiden berdarah tersebut, 7 ABK tewas, 11 selamat, dan 23 hilang.
Berikut kronologi insiden berdarah di KM Mina tersebut:
- Saat berlayar, KM Mina mengangkut 36 orang, yakni 1 nakhoda dan 35 ABK yang 3 di antaranya 3 pelaku pembajakan.
- Tiga pelaku membantai rekan sesama ABK.
Berdasarkan keterangan ABK yang selamat, Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Aru, Letkol Laut Suharto Silaban mengungkapkan 3 ABK membantai rekannya saat masih tertidur.
“Jadi, mereka (ABK) begitu bangun, teman-temannya sudah dibunuh,” kata Silaban, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/8/2019).
Dari keterangan yang diperoleh, sebagian ABK baru mengetahui kejadian itu setelah bel di dalam kapal berbunyi.
“Bunyi bel itu tanda waktu bekerja, tapi begitu bel dibunyikan ada yang sudah dibunuh, jadi ada perlawanan juga,” kata dia.
- Saat pembantaian terjadi, sebanyak 13 ABK berusaha menyelamatkan diri dengan melompat ke laut.
Namun nahas, 2 dari 13 ABK tersebut tewas dalam upaya penyelamatan diri.
Sehingga jumlah ABK yang selamat dalam upaya tersebut adalah 11 orang.
- ABK yang menceburkan diri ke alut tersebut akhirnya diselamatkan oleh KM Gemilang Samudera dan KM Terus Jaya yang sedang berlayar di sekitarnya.
Melansir Tnial.mil.id, ABK yang diselamatkan tersebut, di antaranya 11 selamat dan 2 tak bernyawa.
Kemudian, ABK yang diselamatkan oleh KM Gemilang Samudera dan KM Terus Maju dievakuasi oleh KRI Teluk Lada.
KRI Teluk Lada berhasil mengevakuasi ABK KM Mina ke Dobo, Kepulauan Aru, Maluku pada Selasa (20/8/2019).
Namun, karena cuaca yang sangat buruk, KRI Teluk Lada hanya berhasil membawa 8 ABK yang selamat.
Sementara itu, 3 ABK yang selamat dan 2 jenazah ABK masih tertinggal di KM Gemilang Samudera.
“Jadi ini masih ada tiga ABK KM Mina Sejati yang masih berada di kapal Gemilang Sejahtera,”ujar Koko Rianto, perwakilan perusahan pemilik KM Mina Sejati saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/8/2019).
Kemudian, 3 ABK dan 2 jenazah ABK berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Yos Sudarso, Dobo, pada Rabu (21/8/2019).
Dua jenazah ABK korban pembantaian itu diketahui bernama Wahidin dan Masrohin.
Delapan ABK KM Mina Sejati yang sebelumnya telah tiba di Dobo, sementara ditampung di Pangkalan TNI AL Aru untuk menjalani pemeriksaan.
Menurut Silaban, jika dalam pemeriksaan nanti, delapan ABK tersebut terbukti terlibat dalam tindak kriminal, maka pihaknya akan menyerahkan para ABK tersebut ke polisi untuk diproses hukum lebih lanjut.
“Kalau nanti mereka terbukti terlibat tindak pidana, akan kita serahkan ke penyidik Polres Kepulauan Aru,” kata Silaban.
Puluhan personel gabungan dari Brimob, Polres, Bakamla, Polairud dan personel SAR Tual dikerahkan untuk membantu pembebasan 23 ABK KM Mina Sejati yang disandera di perairan Kepulauan Aru, Senin dinihari (19/8/2019) (KOMPAS.com/RAHMAT RAHMAN PATTY)
- Sementara itu, jumlah ABK yang masih berada di KM Mina berjumlah 23 orang.
Dari 23 ABK tersebut, 5 ABK dilaporkan telah tewas dalam insiden pembantaian tersebut.
Dan 3 di antaranya merupakan pelaku.
Namun, saat hendak dilakukan upaya penyelamatan oleh TNI AL, 23 ABK tersebut menghilang misterius dari KM Mina.
TNI AL berhasil memasuki KM Mina untuk melakukan penggeledahan pada Senin (19/8/2019).
Namun, saat digeledah, tak ada satu pun ABK yang berada di dalam kapal tersebut.
“Jadi tidak ada (ABK) satu pun di atas kapal saat penggeledahan dilakukan,” kata Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AL, Laksamana Pertama Mohamad Zaenal kepada Kompas.com saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Senin (19/8/2019) malam.
Hingga hari ini, Jumat (23/8/2019), 23 ABK termasuk 3 pelaku dan 5 yang tewas belum ditemukan.
Letkol Laut Suharto Silaban menduga 20 ABK KM Mina Sejati yang belum dievakuasi telah tewas dibunuh dalam insiden.
“Kemungkinan besar yang 20 (ABK) itu memang juga telah dibunuh oleh ketiga pelaku,”kata Silaban, Kamis (22/8/2019)
Silaban juga menduga bahwa 3 ABK yang menjadi otak pembantaian telah tewas dalam insiden berdarah tersebut.
Silaban menduga bahwa ada kemungkinan 3 pelaku tewas karena bunuh diri.
“Pelakunya kemungkinan bunuh diri. Karena terjadi perkelahian, karena yang dibunuh ini juga luka-luka semua karena ada yang melawan,”ungkapnya.
Baca: Prodia Gelar Seminar untuk Mencegah Penyakit Lebih Awal
2 Korban Dimakamkan
Dua jasad anak buah kapal (ABK) korban pembantaian di atas KM Mina Sejati dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dobo, ibu kota Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, Selasa (27/8/2019).
Kedua korban yang dimakamkan itu teridentifikasi bernama Musa Fiki Kalam (26) dan Darmoko (26).
"Dua jenazah ABK KM Mina Sejati yang ditemukan kemarin sudah dimakamkan hari ini di TPU Kilo 9 Kecamatan Pulau-pulau Aru," kata Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolof Bormasa kepada Kompas.com via telepon seluler, Senin.
Dia menjelaskan, sebelum dimakamkan, kedua jenazah terlebih dahulu dimandikan dan selanjutnya dishalatkan di Masjid Al Irsyad yang berada tak jauh dari bandar udara Dobo.
"Setelah jemaah masjid menggelar shalat jenazah barulah kedua jasad korban itu dimakamkan," ujarnya.
Korban Musa Fiki Kalam diketahui merupakan warga di jalan Warakas 1 Gang 26, Kecamatan Papanggo, Jakarta Utara.
Sedangkan Darmoko merupakan warga Desa Losari Kecamatan, Ampel Gading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. "Itu identitas dan alamat kedua korban berdasarkan KTP," ujar Adolof.
Artikel ini telah tayang di Tribunambon.com
Baca: Konsumsi Air Rebusan Daun Salam Secara Rutin, Dan Rasakan 9 Manfaat Berikut
Baca: Banyak Tim Baru Menunjukkan Minat Berlaga di Formula 1, Namun Tim Itu Harus Menunggu hingga 2022
Baca: Drawing Liga Europa - Dendam Lama Manchester United yang Usianya Setengah Abad
SUBCRIBE TRIBUN MANADO TV