Tips
Lagi Sensi? Kenali dan Ketahui Pengaruh Meditasi Bagi Otak Saat Kita Merasa Bad Mood
Tetapi apa yang sebenarnya terjadi pada otakmu jika melakukan konsentrasi dan relaksasi mendalam selama 10-20 menit?
TRIBUNMANADO.CO.ID - Otak ternyata bisa lho mendapat pengaruh meditasi yang jika kita lakukan secara rutin.
Lalu bagaimana sih pengaruh meditasi pada otak kita terutama saat kita merasa kesal?
Tak banyak yang tahu bagaimana pengaruh meditasi bagi otak.
Jika kamu pernah mengalami saat-saat di mana tidak ada yang berjalan dengan baik dan kamu merasa ingin menjernihkan pikiran, terlintas mungkin di benakmu untuk melakukan meditasi.
Meditasi disebut-sebut mampu membantumu mangatasi rasa cemas dan stres.
Tetapi apa yang sebenarnya terjadi pada otakmu jika melakukan konsentrasi dan relaksasi mendalam selama 10-20 menit?
Berikut penjelasan para ahli yang Grid.ID himpun dari Bustle mengenai pengaruh langsung meditasi pada otak.
Baca: Warga Lihat Tas Baru Hanyut di Selokan, Dikira Berisi Laptop, Ternyata Isinya Bikin Sedih
Baca: Kronologi Sebelum Jenazahnya Dibakar di Mobil, Pembunuh Bayaran Culik Ayah dan Anak
Baca: Pandangan 3 Mantan Gubernur DKI Jakarta Terkait Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara
FOLLOW FACEBOOK TRIBUN MANADO
Direktur Penelitian dan Inovasi di Mindfulness Center dan associate professor di psikiatri di School of Medicine di Brown University, Jud Brewer, menjelaskan saat kita bad mood akan melibatkan jaringan mode default.
"Jaringan mode default adalah jaringan wilayah otak yang diaktifkan ketika kita terjebak dalam keinginan, kekhawatiran, perenungan, atau saat depresi," ujar Brewer.
Jaringan inilah yang bertanggung jawab, saat pikiranmu tidak dapat berhenti memikirkan hal-hal buruk yang membuat harimu buruk.
Saat meditasi menurut Brewer jaringan ini akan dinonaktifkan.
Salah satu aspek meditasi yang paling menarik adalah bagaimana meditasi mengubah otak dari waktu ke waktu dan seperti banyak kebiasaan lainnya.
"Kami mulai melihat stabilisasi perubahan di otak setelah 1.000 hingga 1.500 jam latihan meditasi," ucap Dr. Richard Davidson, PhD, William James dan Vilas Profesor Psikologi dan Psikiatri di University of Wisconsin-Madison, dan pendiri Center for Healthy Minds.
Baca: Jelang Eksekusi Predator Anak yang Divonis Kebiri, Pelaku Minta Lebih Baik Dihukum Mati Saja
Baca: Tak Rela Bercerai, Pria Ini Ancam Pakai Pisau dan Suntik Mantan Istri Hingga 3 Kali
Baca: Manakah yang Lebih Luas? Perbandingan Jakarta dan Ibu Kota Baru Indonesia di Kaltim
FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN MANADO