Dalam 22 Jam Ungkap Pembunuhan Bapak-Anak: Begini Cerita AKBP Nasriadi
Heboh kasus pembunuhan terhadap Edi Candra Purnama alias Pupung (54), warga Lebak Bulus, dan anaknya
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID - Heboh kasus pembunuhan terhadap Edi Candra Purnama alias Pupung (54), warga Lebak Bulus, dan anaknya, Mohamad Adi Pradana (23), yang melibatkan sang istri muda, Aulia Kusuma (45), mencuatkan nama AKBP Nasriadi.
Kapolres Sukabumi tersebut bersama anak buahnya dapat mengungkap kasus itu hanya dalam waktu 22 jam sejak diitemukannya dua mayat gosong dalam mobil Toyota Calya B 2983 SZH.
Baca: Sultan Kutai Adji Muhammad Syukuran Ibu Kota Pindah
Mobil itu sengaja dibakar Kelvin Giovanni, anak Aulia, di Kampung Bondol, Desa Pondokaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Minggu (25/8), untuk menghilangkan jejak. Bagaimana sampai kasus ini bisa terungkap secara cepat, kutipan wawancara eksklusif Tribun Jabar dengan AKBP Nasriadi.
Bagaimana awal mula Polres Sukabumi mengendus dua jenazah yang terbakar merupakan korban pembunuhan?
Semua itu berawal dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), keterangan warga, dan kerja keras tim. Saat itu tim olah TKP saya sendiri yang memimpin.
Hasil penyelidikan sementara dua orang yang terbakar dalam mobil itu diduga telah tewas sebelumnya. Kesimpulan sementara saat itu korban telah dibunuh lebih dulu.
Lalu apa yang Anda lakukan selanjutnya?
Saya langsung membentuk tim khusus berjumlah 11 orang. Saya pimpin sendiri. Anggota tim melaporkan hasil penyelidikan di lapangan setiap menitnya.
Selain melakukan autopsi, tim juga membedah dan mengambil beberapa barang bukti dari mobil berpelat nomor B 2983 SZH yang terbakar itu.
Hal apa yang menguatkan dugaan dua jenasah tersebut merupakan korban pembunuhan?
Sebagai mantan kepala satuan reserse kriminal (kasatreskrim) sebanyak lima kali di berbagai daerah, saya punya insting dan indikasi dua orang yang terbakar tersebut sudah tewas sebelumnya. Hal ini terlihat dari adanya temuan pembusukan pada bagian tubuh jenazah.
Baca: Papua Membara: Massa Bakar Gedung-Mobil di Jayapura
Lalu apa yang dilakukan tim setelah itu?
Kami koordinasi dengan beberapa pihak hingga turun petugas dari Pusat Laboratorium Forensik. Indikasi yang kami temukan memerlukan pendalaman lagi. Juga muncul dugaan ada pihak ingin menghilangkan jejak dengan cara membakar kedua korban.
Data apa yang didapat dari keterangan warga saat itu?
Keterangan saksi menyebutkan sebelum kejadian ada dua mobil berjenis sama melaju ke arah pegunungan di Cidahu. Satu mobil terbakar, sedang mobil yang satunya lagi pergi. Warga tak mengetahui persis nomor polisi mobil yang meninggalkan TKP.
Bagaimana bisa mengarah kepada tersangka yang ada di Jakarta?
Beberapa jam olah TKP dan mendengar keterangan warga, ada alat bukti yang mengarah ke Jakarta. Namun proses pengungkapan ada beberapa hal yang tidak bisa kami simpulkan di sini.
Kami menyimpulkan untuk segera berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya setelah mengumpulkan bukti dan keterangan. Saat itu kami mendapat petunjuk tersangka berada di daerah Cirendeu, Jakarta.
Tiba di Jakarta kami membuntuti tersangka mulai dari rumah sakit hingga tiba di kawasan Cirendeu. Setelah bertemu kami jelaskan lalu ajak ngobrol. Kami sampaikan bahwa kami polisi.
Apakah saat itu tersangka Aulia Kusuma membantah terlibat?
Kami mengajaknya ke Polsek Cilandak dan mengobrol di sana. Dari wajahnya terlihat kaget dan tegang sekali. Kami jelaskan saat itu akan membantu pengurusan mobil yang terbakar
Apakah tersangka Aulia mau diajak berkoordinasi?
Sempat menolak. Kami tak langsung frontal. Hanya menyampaikan akan bantu mengurus mobilnya yang terbakar di Sukabumi. Wajahnya tambah kaget dan pucat, sehingga timbul kecurigaan dari kami.
Baca: Nasib Lembaga KPK di Ujung Tanduk: Capim KPK Marah-marah saat Wawancara
Selanjutnya kami sita smartphone-nya lalu menggeledah isi tas. Kami menemukan kunci mobil Toyota Calya. Kami tambah yakin mobil tersebut yang sempat dilihat warga di lokasi.
Tersangka bilang mobil tersebut sedang diservis. Kami datangi mobil yang disebut sedang diservis itu.
Dalam mobil kami dapati seprai yang masih basah. Kain seprai tersebut berbau bensin. Kami tambah yakin dan langsung menginterogasi tersangka. Kami langsung membawanya ke Sukabumi.
Tersangka akhirnya mengaku?
Ia tak bisa mengelak dan akhirnya mengakui menyewa beberapa orang dan merencanakan pembunuhan. Kami kembangkan lagi kasusnya lalu kami tangkap lagi beberapa tersangka yang terlibat. Pokoknya kami tidak tidur sampai keesokan harinya hingga kami berhasil menangkap semuanya.(fam)