Papua Terkini
Kronologi Anggota TNI Gugur saat Kontak Senjata di Papua, Ini Penjelasan Kodam Cenderawasih
Kronologi dan Identitas Anggota TNI Gugur dalam Kontak Senjata di Papua Terungkap, Ini Penjelasan Kodam Cenderawasih
TRIBUNMANADO.CO.ID - Satu anggota TNI gugur dalam kontak senjata di Kabupaten Dieyai, Papua, Rabu (28/8/2019).
Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengungkapkan anggota TNI-AD bernama Serda Rikson meninggal akibat terkena panah dalam insiden yang terjadi di Kabupaten Dieyai.
Dilansir dari Antara, jenazah Serda Rikson, anggota TNI AD yang meninggal akibat terkena panah segera dievakuai ke Nabire.
Jenazahnya akan dievakuasi ke Nabire melalui jalan darat.
Ketika ditanya tentang situasi di Deiyai, Kapendam mengaku belum mendapat laporan lengkap, karena kontak senjata masih berlangsung.
Selain menewaskan satu anggota TNI AD, dalam insiden yang terjadi di Kabupaten Diayai, Papua, juga mengakibatkan satu pucuk senjata api hilang, ujar Letkol Eko Daryanto.
Selain menewaskan anggota TNI AD, dalam insiden tersebut juga menyebabkan dua anggota Polri terluka kena panah. Dua personel itu dari brimob dan sabhara.
Baca: Cara Bikin Ponsel Android dan iPhone Bekas Jadi CCTV
Baca: Anies Beber Pembicaraan dengan Ahok, BTP Malah Ungkap Perasaanya Selama Ini
Baca: Ayah Berulang Kali Gagahi Anak Tiri Berusia 14 Tahun, Terungkap Akal Liciknya
Penjelasan Kodam
"Singkatnya kami mengamankan aksi demo, terus begitu kumpul massa anarkis dan kita jadi korban, panah sama senjata tajam," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Cpl Eko Daryanto kepada Kompas.com melalui telepon.
Terkait adanya isu 10 senjata api milik TNI yang dirampas oleh massa berikut dengan amunisinya, Eko belum bisa memberikan jawaban pasti.
Namun, ia mengakui ada laporan bila massa sempat berbuat anarkis kepada aparat keamanan.
"Memang ada informasi (massa) merebut senjata, tapi kami sedang confirm ke sana betul tidaknya. Mereka ada upaya aksi anarkis untuk merebut senjata dari anggota TNI yang melakukan pengamanan," tuturnya.
Sedangkan mengenai isu adanya korban jiwa dari pihak massa, Eko mengakui hal tersebut. Namun jumlahnya tidak seperti informasi yang beredar.
"Kami yang korban 6 itu, 3 TNI dan 3 Polri, 1 meninggal, yang lain luka-luka ada 1 kritis. Kalau dari info rumah sakit, masyarakat 1 yang masuk, kita belum tahu lukanya," terangnya.
Menurut Eko, kini situasi di Distrik Waghete, Deiyai, sudah berangsur kondusif dan massa telah membubarkan diri sejak pukul 16.00 WIT.